c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

09 Juli 2025

13:09 WIB

Perdana Melantai, Saham COIN Melesat dan Tembus ARA

Perseroan mematok harga perdana saham Rp100 per saham. Melalui aksi korporasi ini, COIN ditaksir mampu memperoleh dana segar mencapai Rp220,58 miliar.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Khairul Kahfi

<p dir="ltr" id="isPasted">Perdana Melantai, Saham COIN Melesat dan Tembus ARA</p>
<p dir="ltr" id="isPasted">Perdana Melantai, Saham COIN Melesat dan Tembus ARA</p>

PT Indokripto Koin Semesta Tbk. (COIN) mencatatkan IPO saham lebih dari 70 kali dengan total pemesanan lebih dari 100 ribu calon investor, Jakarta, Senin (7/7/2025). Dok Indokripto Koin Semesta

JAKARTA - PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) secara resmi mencatatkan saham perdana melalui penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/7).

Perusahaan yang bergerak di bidang usaha aktivitas perusahaan holding dan konsultasi manajemen lainnya serta kegiatan Bursa Berjangka, Bursa Aset Kripto, dan Jasa Kustodian Aset Kripto melalui perusahaan anak ini merupakan perusahaan ke-18 yang melantai di BEI pada tahun 2025 dengan kode saham COIN.

Perseroan menorehkan sejarah sebagai ekosistem Bursa Aset Kripto pertama di dunia yang sahamnya diperdagangkan di pasar modal Indonesia.

Mengutip IDX Mobile, saham COIN langsung dibuka pada zona hijau. Pada perdana melantai, saham COIN langsung melesat sebesar 35 poin atau 35% menjadi ke level Rp135 per saham. Artinya, saham COIN mengalami Auto Reject Atas (ARA) pada perdagangan perdana. 

Melalui IPO ini, COIN menawarkan sebanyak 2,20 miliar lembar saham dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO dengan nilai nominal Rp100 setiap saham yang ditawarkan kepada masyarakat.

Perseroan mematok harga perdana saham Rp100 per saham. Dengan demikian, melalui aksi korporasi ini, COIN ditaksir mampu memperoleh dana segar mencapai Rp220,58 miliar.

Direktur Utama PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) Ade Wahyu menilai tingginya antusiasme masyarakat terhadap saham COIN memperlihatkan kepercayaan masyarakat terhadap aset kripto sebagai instrumen investasi. 

“Kami berterima kasih kepada regulator, para profesi penunjang, mitra-mitra dan investor atas kepercayaan dan dukungannya yang menyambut baik kehadiran COIN di pasar saham," ujar Ade di Jakarta, Rabu (9/7).

Baca Juga: Kantongi Izin OJK, COIN Siap IPO 9 Juli 2025

Dia optimistis, capaian sementara tersebut menjadi momentum awal yang baik bagi perjalanan COIN ke depan dalam mendorong terciptanya ekosistem aset kripto yang transparan, teregulasi, dan mengedepankan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance/GCG).

"Sebagai induk usaha dari PT Central Finansial X (CFX) sebagai Bursa Aset Kripto dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC), kami percaya animo dari masyarakat terhadap saham COIN menggambarkan penerimaan aset kripto yang semakin luas dari masyarakat dan mengajak seluruh pihak untuk ikut melakukan pengawasan,” ujarnya.

Ade menjelaskan, dengan memutuskan menjadi perusahaan terbuka, COIN semakin memperkuat ekosistem aset kripto yang terintegrasi, lebih teregulasi, dan pencatatannya dapat diawasi oleh publik sehingga akuntabilitas menjadi lebih baik terhadap industri aset kripto di Indonesia.

Direktur Keuangan COIN Abraham Nawawi menambahkan, dari total dana IPO tersebut, perseroan akan mempergunakannya untuk mendukung kebutuhan modal kerja perusahaan anak, yakni CFX dan ICC yang masing-masing memperoleh sebesar 85% dan 15%.

“Perseroan optimistis untuk dapat meningkatkan pendapatan pada akhir tahun 2025 melalui pengembangan produk dan usaha yang dilakukan oleh entitas anak, salah satunya produk Derivatif kripto," urai Abraham. 

Sejauh ini, COIN didukung oleh kinerja keuangan Perseroan yang solid. Tercatat, COIN pada akhir Desember 2024 berhasil membukukan kenaikan pendapatan signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) dengan mencatat net profit margin sebesar 42,32% dari total pendapatan.

"Sepanjang tahun 2025, CFX juga terus mendorong pertumbuhan produk Derivatif, yang mana berfungsi sebagai lindung nilai, sehingga pada saat harga Spot aset kripto menurun, tetap ada transaksi Derivatif untuk memasang posisi lindung nilai,” jelas Abraham.

Pusat Perdagangan Aset Kripto di Asia Tenggara
Lebih lanjut, Ade mengungkapkan, kehadiran COIN di bursa saham menjadi momentum bagi Indonesia menjadi pusat perdagangan aset kripto di Asia Tenggara, bukan sekadar menjadi pasar.

“Ke depannya dengan dukungan regulator, instansi terkait, dan infrastruktur bursa yang terpercaya, Indonesia dapat memfasilitasi transaksi lintas negara yang lebih jelas dan aman untuk bertransaksi aset kripto di Indonesia,” tutur Ade.

Berdasarkan data laporan terbaru dari Chainalysis Global Crypto Adoption Index, Indonesia menduduki peringkat ketiga dalam adopsi aset kripto global, naik empat peringkat dari sebelumnya di posisi ketujuh. Artinya, Indonesia merupakan negara dengan adopsi aset kripto nomor satu di kawasan Asia Tenggara.

Baca Juga: Perbarui Daftar Aset, CFX Catat Token Kripto Legal Turun Jadi 1.153 Aset

Peningkatan terhadap adopsi aset kripto secara global didukung oleh semakin meningkatnya jumlah konsumen aset kripto nasional yang sudah mencapai 14,16 juta orang per April 2025, atau terus bertambah dibandingkan Januari 2025 di angka 12 juta orang. 

Semakin bertambahnya minat masyarakat terhadap aset kripto sebagai instrumen investasi yang sudah mendapatkan pengawasan dari Bursa CFX dan

Lembaga Kustodian ICC mampu mendorong pertumbuhan total transaksi aset kripto Indonesia yang mencapai hingga Rp650,61 triliun di akhir 2024.

Ade percaya diri, industri aset kripto nasional akan dapat terus berkembang positif dan tumbuh berkelanjutan, melalui Bursa CFX dan Lembaga Kustodian ICC yang dijalankan secara transparan, inovatif, dan berpegang pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik. 

"Hingga akhirnya Bursa CFX dan Lembaga Kustodian ICC tidak hanya menjadi rumah bagi industri aset kripto di Indonesia, tetapi juga diharapkan akan mampu untuk menjadi pusat perdagangan aset kripto di kawasan Asia Tenggara,” terang Ade.

Selama masa penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) yang berlangsung pada 2-7 Juli, calon investor menyambut secara positif terhadap saham COIN. 

Tercatat, saham COIN mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed hingga lebih dari 180 kali dengan total pemesanan lebih dari 200 ribu calon investor.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar