15 Oktober 2024
20:19 WIB
Pengusaha Didorong Perluas Ekspor Di Tengah Surplus Produksi Unggas
Indonesia telah mengekspor produk unggas ke beberapa negara. Saat ini, terdapat surplus produksi baik daging maupun telur.
Editor: Fin Harini
Pendampingan Pemkab Banyuwangi untuk peternak telur ayam. Peternak memanen telur ayam di sentra peternakan ayam petelur di Banyuwangi, Jawa Timur, Selasa (28/5/2024). Sumber: AntaraFoto/Budi Candra Setya
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kemantan) mendorong para pengusaha untuk memperluas ekspor produk unggas nasional guna meningkatkan daya saing global, memperkuat perekonomian, dan membuka peluang pasar baru di berbagai negara.
"Produk unggas Indonesia telah diakui dan diterima oleh beberapa negara. Sehingga kami mendorong pelaku usaha memperluas ekspor produk unggas nasional," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda di Jakarta, Selasa (15/10), dikutip dari Antara.
Ia menyampaikan berbagai hambatan teknis persyaratan ekspor termasuk regulasi yang sangat ketat, telah diatasi dengan baik oleh pemerintah dan diikuti oleh pelaku usaha.
Hingga kini, Agung menyebutkan, beberapa pelaku usaha yang telah mengekspor produk unggas yakni PT. Gizindo (CPI Group) telah melakukan ekspor telur konsumsi (table eggs) tujuan Singapura.
Sepanjang sepanjang Januari-September 2024, PT. Gizindo telah melakukan ekspor sebanyak 118 kali pengiriman dengan total jumlah 38,36 juta butir telur setara 2,37 ribu ton atau senilai US$4,44 juta.
Baca Juga: Komunitas Peternak Unggas Ajukan Tuntutan, Minta Atur Ulang Kebijakan
Selain telur ayam ras, dua perusahaan perunggasan yaitu PT Charoen Pokphand Indonesia dan PT Japfa Comfeed secara rutin setiap bulan melakukan ekspor Day-old Chick Final Stock (DOC FS) ayam ras petelur, karkas ayam beku dan ayam hidup (livebird) tujuan Singapura.
Dalam bulan ini menurut Agung, ekspor telur tetas (hatching egg) dari Parent Stock ayam ras pedaging sebanyak ratusan ribu butir tujuan Uni Emirat Arab (UEA) juga telah dilakukan kedua pelaku usaha perunggasan tersebut.
Kementerian Pertanian menegaskan komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras telah mencapai swasembada dan memiliki keunggulan daya saing tinggi.
Komoditas unggas memberikan kontribusi 60% Produk Domestik Bruto (PDB) Peternakan, 10% tenaga kerja nasional dan total nilai ekonomi mencapai lebih dari Rp700 triliun.
Menurutnya, kemajuan perunggasan demikian pesat seiring dengan meningkatnya produktivitas daging ayam ras dan telur ayam ras. Produksi daging ayam ras selama kurun waktu tahun 2020-2024 tumbuh rata-rata 4,51% tiap tahun.
"Sementara produksi telur ayam ras pada periode yang sama juga tumbuh 5,45% tiap tahun," terangnya.
Buffer Stock
Pada 2024 ini, Kementan mencatat produksi daging ayam ras nasional mencapai 3,84 juta ton, dengan kebutuhan 3,72 juta ton. Dengan demikian, terdapat neraca surplus bulanan 116,19 ribu ton atau surplus kumulatif (ditambah carry over) sebanyak 239,09 ribu ton.
Sementara pada produksi telur ayam ras, diproyeksikan mencapai 6,34 juta ton dengan kebutuhan 6,24 juta ton dan neraca surplus mencapai 173,62 ribu ton.
"Data supply dan demand komoditas unggas tersebut menunjukkan penguatan kapasitas produksi nasional dan kerap diintepretasikan sebagai kelebihan stok yang harus dikelola dalam sistem buffer stock nasional," jelasnya.
Baca Juga: Atasi Oversupply Ayam, Peternak Mandiri Diminta Bentuk Asosiasi Dan Pemerintah Bantu Promosi
Baginya, Indonesia memiliki peran strategis dan telah berkontribusi terhadap penyediaan pangan dunia terutama unggas.
"Meski pangsa pasar telur konsumsi (table eggs) Indonesia baru menembus Timur Leste dan Singapura, proporsi produksi telur ayam ras Indonesia menempati urutan keempat di dunia setelah India," imbuh Agung.
Kementan berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi unggas melalui inovasi teknologi dan peningkatan infrastruktur, meskipun ada tantangan global seperti perubahan iklim.
"Surplus pada komoditas unggas menunjukkan bahwa kita berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan kemandirian pangan dan berperan aktif di pasar regional dan global,” tambah Agung.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut pangan unggas Indonesia melimpah dan meneguhkan posisi Indonesia dapat berkontribusi besar terhadap pemenuhan pangan dunia.
Mentan mengaku optimistis dengan swasembada pangan unggas ini, di mana Indonesia dapat ikut andil mengatasi krisis pangan dunia.