c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

28 Oktober 2025

08:00 WIB

Pengamat Sebut Merger 3 Subholding Pertamina Sekadar Siasat Mengatasi Kerugian

Pertamina Patra Niaga diminta mengendong Kilang Pertamina Internasional dan Pertamina International Shipping yang tengah babak belur.

Penulis: Yoseph Krishna

<p id="isPasted">Pengamat Sebut Merger 3 Subholding Pertamina Sekadar Siasat Mengatasi Kerugian</p>
<p id="isPasted">Pengamat Sebut Merger 3 Subholding Pertamina Sekadar Siasat Mengatasi Kerugian</p>

Ilustrasi Gedung Graha Pertamina di Jakarta, Sabtu (03/09/2022). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari NEXT Indonesia Center Herry Gunawan angkat bicara soal rencana merger tiga subholding PT Pertamina, yakni PT Pertamina Patra Niaga, PT Pertamina International Shipping, serta PT Kilang Pertamina Internasional.

Herry mengatakan, rencana itu merupakan arahan dari Direktur Utama PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri kepada PT Pertamina Patra Niaga sebagai Subholding Commercial and Trading untuk 'menggendong' dua subholding lainnya yang tengah mengalami kesulitan dalam bisnis masing-masing.

Kepada Validnews, Herry mengungkapkan bisnis kilang milik PT Pertamina lewat PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) tengah mengalami kerugian di kisaran US$2,2 miliar pada 2024 lalu. Sedangkan Pertamina International Shipping sebagai Subholding Integrated Marine Logistics masih bersusah payah mencari pasar di luar lingkungan PT Pertamina.

Baca Juga: Bos Pertamina Bakal Gabungkan 3 Anak Usaha

"Pertamina kilang mengalami kerugian besar, yaitu sekitar US$2,2 miliar (2024), sedangkan Pertamina Shipping punya pelanggan utama adalah usaha di lingkungan PT Pertamina sendiri," tuturnya, Senin (27/10) malam.

Dalam rangka mengatasi permasalahan PIS dan KPI, Bos Besar PT Pertamina lantas berinisiatif untuk mengonsolidasikan seluruh unit pada sektor hilir menjadi satu entitas bisnis.

"Jadi saat ini yang terjadi menurut saya, Pertamina Patra Niaga diminta menggendong Pertamina Kilang yang sedang bermasalah dari sisi keuangan karena mengalami kerugian besar," kata dia.

Secara fundamental, aksi merger dilakukan untuk mengefisienkan operasional maupun investasi perusahaan. Dari aksi korporasi itu, diharapkan daya saing perusahaan bisa semakin baik.

Jadi dalam aksi merger, setiap perusahaan yang bergabung harus punya masing-masing keeunggulan yang memberi nilai tambah pada entitas bisnis baru setelah penggabungan.

Di samping itu, merger juga dilakukan dalam rangka memperluas penetrasi pasar. Misalnya, konsolidasi perusahaan yang kuat di wilayah timur dengan perusahaan yang kuat di pasar wilayah barat.

Dari situ, Herry menilai aksi korporasi PT Pertamina tak ada sedikitpun hubungannya dengan efisiensi investasi dan operasional, apalagi untuk memperluas penetrasi pasar.

"Aksi korporasi Pertamina itu tidak ada hubungannya dengan Danantara Indonesia, hanya siasat mengatasi perusahaan yang rugi, kemudian digabungkan dengan perusahaan yang untung," jabarnya.

Di lain sisi, aksi korporasi tersebut bisa saja memberi keuntungan bagi PT Pertamina. Pasalnya, penggabungan dilakukan pada anak usaha di bisnis pengolahan minyak, transportasi atau pengapalan, serta niaga atau bisnis hilir yang membuat kontrol dari induk bisa menjadi lebih mudah.

Tetapi, hal itu belum menjamin pengelolaan ataupun kontrol bisa lebih efisien karena operasional tetap bergantung pada masing-masing entitas.

Dia mencontohkan, jika produksi dari PT Kilang Pertamina Internasional tidak efisien, maka Pertamina Patra Niaga bakal membayar produk yang lebih mahal sekalipun dihasilkan dari kelompok usaha yang sama.

"Begitupun dengan Pertamina International Shipping, kalau tidak efisien juga semakin membebani Pertamina Patra Niaga. Untuk rencana IPO Pertamina International Shipping, tentu harus dilupakan," pungkas Herry Gunawan.

Baca Juga: Danantara Siap Merger 15 Perusahaan Asuransi BUMN Jadi 3

Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengungkapkan pihaknya bakal mengintegrasikan operasional tiga subholding, yakni PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT Pertamina International Shipping.

Integrasi tiga anak usaha dilakukan dalam rangka menyelaraskan prioritas inisiatif perusahaan dengan visi dan arah dari Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Dia menyebut, proses integrasi PT Pertamina Patra Niaga, PT Kilang Pertamina Internasional, dan PT Pertamina Internasional Shipping saat ini tengah berjalan dan ditargetkan bisa rampung pada akhir 2025 mendatang.

Simon menggarisbawahi, integrasi tiga subholding dilakukan dalam rangka optimalisasi bisnis di seluruh lini. Dengan begitu, setiap aktivitas operasional bisa berjalan lebih efisien dan efetif.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar