19 Februari 2025
11:42 WIB
Pengamat: BI Punya Ruang Pangkas Suku Bunga Acuan di RDG Februari
BI memiliki ruang untuk bisa menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,50% dari sebelumnya 5,75%.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Pegawai berjalan keluar gedung saat jam istrahat tiba di Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (20/3/2024). ValidNewsID/Darryl Ramadhan
JAKARTA - Staf Bidang Ekonomi, Industri, dan Global Markets Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto memproyeksikan Bank Indonesia (BI) memiliki ruang untuk bisa menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,50% dari sebelumnya 5,75%.
Hal itu bisa dilakukan BI demi mendongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah tren Rupiah yang kembali menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan inflasi yang masih rendah.
"Saya proyeksikan BI-Rate turun 25 bps ke 5,50% untuk dongkrak pertumbuhan ekonomi di tengah tren Rupiah yang kembali menguat terhadap Dolar dan inflasi yang masih rendah," kata Myrdal di Jakarta, Rabu (19/2).
Seperti diketahui, BI-Rate sendiri terakhir kali diturunkan sebesar 25 bps pada Januari 2025. Level suku bunga moneter ini akhirnya kembali turun setelah pada September 2024 lalu sempat mengalami penurunan BI-Rate 25 bps dan kemudian dipertahankan pada Oktober, November, dan Desember 2024.
Baca Juga: Ekonom Proyeksikan BI-Rate Tetap 5,75 % Pada RDG Hari Ini
Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Januari 2025 diselenggarakan pada Selasa dan Rabu, 14-15 Januari 2025.
Untuk RDG BI Februari 2025 kembali diselenggarakan pada Selasa dan Rabu, 18-19 Februari 2025. Hasilnya akan diumumkan pada siang ini.
Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo memperkirakan bahwa BI memiliki ruang untuk bisa menurunkan suku bunga acuan untuk mempercepat pertumbuhan.
Kendati demikian, BI juga punya ruang untuk kembali mempertahankan suku bunga di level 5,75% untuk menjaga nilai tukar rupiah.
"Ada dua kemungkinan, dipertahankan untuk menjaga nilai tukar dan turun untuk mempercepat pertumbuhan," ujar lelaki yang akrab disapa Didiet kepada Validnews, Rabu (19/2).
Tahan BI-Rate
Sementara itu, dikutip dari Antara, Head of Macroeconomics and Market Research PermataBank Faisal Rachman memproyeksikan BI tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate pada level 5,75% pada hasil RDG Februari yang diumumkan hari ini.
“Kami melihat BI akan mempertahankan BI-Rate di level 5,75% pada RDG Februari 2025 dikarenakan memang ketidakpastian global yang masih cukup tinggi, apalagi setelah banyak pejabat The Fed yang cenderung mendukung high-for-longer suku bunga kebijakan AS. Market juga melihat haya 25bps pemotongan Fed Funds Rate tahun ini,” kata Faisal di Jakarta, Rabu (19/2).
Tetapi, Faisal menuturkan, Permata Institute for Economic Research (PIER) juga melihat adanya ruang untuk BI memotong suku bunga acuan sebesar 25 bps pada RDG bulan ini jika melihat data inflasi yang rendah dan berlanjutnya surplus perdagangan (trade surplus).
“Selain itu, imbal hasil (yield) Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) juga sudah terpantau menurun. Jadi, jika nanti BI melakukan pemotongan, kami tidak akan kaget,” tuturnya.
Baca Juga: Pangkas BI Rate, BI Dinilai Lebih Fokus Jaga Stabilitas Dan Pertumbuhan Seimbang
Faisal mengatakan, pihaknya juga cenderung menantikan pernyataan dari BI terkait stance kebijakan moneter ke depan.
Apabila suku bunga acuan diputuskan untuk dipangkas, maka ada indikasi bahwa concern BI mengenai pertumbuhan ekonomi sudah lebih tinggi di mana BI melihat stabilitas masih terjaga.
Dihubungi terpisah, Head of Center of Macroeconomics and Finance Institute for Development of Economics and Finance (Indef) M Rizal Taufikurahman juga memproyeksikan penahanan suku bunga acuan pada level 5,75% pada RDG BI hari ini.
Ia menuturkan, RDG BI hari ini menjadi momen krusial dalam menentukan arah kebijakan moneter di tengah dinamika ekonomi global dan domestik.
Dengan suku bunga acuan yang bertahan di level 5,75%, ujar Rizal, BI dihadapkan pada dilema antara mempertahankan stabilitas atau memberikan stimulus bagi pertumbuhan ekonomi.