c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

13 Juni 2025

19:43 WIB

Pemerintah Target Ekspor Ke Eropa Naik 50%, Berikut 20 Komoditas Unggulan

Terdapat 20 komoditas ekspor unggulan yang selama ini mendominasi ekspor ke pasar Eropa. 

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Pemerintah Target Ekspor Ke Eropa Naik 50%, Berikut 20 Komoditas Unggulan</p>
<p id="isPasted">Pemerintah Target Ekspor Ke Eropa Naik 50%, Berikut 20 Komoditas Unggulan</p>

Pekerja mengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kota Bengkulu, Bengkulu, Kamis (10/10/2024). Sumber: AntaraFoto/Muhammad Izfaldi

JAKARTA — Substansi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA) yang telah rampung dibahas membawa optimisme ekspor Indonesia ke Uni Eropa meningkat pesat. Pemerintah bahkan menargetkan kenaikan ekspor hingga 50% dalam tiga tahun ke depan.

Salah satu langkah yang diambil pemerintah adalah memprioritaskan 20 komoditas ekspor unggulan yang selama ini mendominasi pengiriman ke pasar Eropa.

Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital Kemenko Perekonomian, Ali Murtopo Simbolon, menyebutkan 20 komoditas tersebut menyumbang 55,6% dari total ekspor Indonesia ke Uni Eropa pada 2024.

Nilai ekspor dari Uni Eropa pada tahun tersebut tercatat sebesar US$17,35 miliar atau sekitar 6,5% dari total ekspor nasional senilai US$264,7 miliar.

Baca Juga: Airlangga Target Tingkatkan Ekspor Hingga 50% Manfaatkan IEU-CEPA

“Komoditas-komoditas ini akan menjadi fokus utama dalam mendorong ekspor ke Eropa, apalagi jika IEU-CEPA diberlakukan, tarif impor yang saat ini berkisar 5–10% dapat turun menjadi 0%, meningkatkan daya saing kita secara signifikan,” ujarnya.

Berikut daftar 20 komoditas ekspor unggulan Indonesia ke Uni Eropa:
1. Minyak kelapa sawit dan turunannya US$1,6 miliar
2. Biji tembaga US$1 miliar
3. Fatty acid (asam lemak) US$835 juta
4. Alas kaki US$727 juta
5. Bungkil (hasil samping pengolahan minyak nabati) US$649 juta
6. Alas kaki dari karet/plastik US$573 juta
7. Besi baja dalam gulungan US$490 juta
8. Lemak coklat US$441 juta
9. Kopra US$422 juta
10. Alas kaki lainnya US$337 juta
11. Kopi US$333 juta
12. Karet alam US$327 juta
13. Mesin printer US$300 juta
14. Asam monokarbosilat US$261 juta
15. Koper/suitcase US$223 juta
16. Furniture US$197 juta
17. Ferro alloy US$184 juta
18. Bangku bagian dari kendaraan US$179 juta
19. Perikanan dan hasil laut lainnya US$173 juta
20. Kertas dan karton US$176 juta

Ali menjelaskan tarif bea masuk atas beberapa produk unggulan tersebut, seperti furnitur dan produk perikanan, masih tergolong tinggi, yakni sekitar 10%. Dengan diberlakukannya IEU-CEPA, seluruh tarif tersebut bisa ditekan hingga nol persen.

Baca Juga: Masuk Tahap Akhir, Pemerintah Ambisius Targetkan IEU-CEPA Beres Tahun Depan

“Dengan turunnya tarif menjadi 0%, dan bila kita bandingkan dengan negara kompetitor seperti Vietnam yang sudah memiliki FTA dengan Uni Eropa, maka posisi Indonesia akan semakin kompetitif,” jelasnya.

Puncak ekspor Indonesia ke Uni Eropa dalam empat tahun terakhir terjadi pada 2022, dengan nilai mencapai US$21,5 miliar. Meski sempat menurun di 2023, tren kembali menguat pada 2024, memberikan optimisme bahwa target peningkatan ekspor sebesar 50% bisa tercapai.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto juga mengonfirmasi bahwa substansi IEU-CEPA telah selesai dibahas. Penandatanganan perjanjian dijadwalkan pada pertengahan tahun 2026, dengan implementasi penuh ditargetkan paling lambat awal 2027.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar