21 Juni 2024
16:42 WIB
Pemerintah Tak Cemas Soal Pelemahan Rupiah, Airlangga: Fundamental Baik
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tidak cemas dengan kondisi pelemahan rupiah saat ini karena fundamental ekonomi Indonesia yang baik.
Penulis: Khairul Kahfi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tidak cemas dengan kondisi pelemahan rupiah saat ini, Jakarta, Jumat (21/6). Validnews/Khairul Kahfi
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tidak cemas dengan kondisi pelemahan rupiah saat ini. Menurutnya, situasi ini lebih diakibatkan sentimen tingkat suku bunga Amerika Serikat yang masih jadi momok, akibat inflasinya yang tak kunjung turun ke level 2%.
Inflasi Consumer Price Index/CPI AS mencapai 3,3% dan inflasi inti menyentuh 3,4% per Mei 2024. “(Rupiah lemah ke titik terendah) akibat tingkat suku bunga Amerika, kemudian terkait juga dengan kebijakan terhadap perekonomiannya yang relatif baik,” katanya ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (21/6).
Sebaliknya, fundamental ekonomi di dalam negeri Airlangga nilai masih prima dan kuat. Terlihat dari capaian pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi ke 5,11% di kuartal pertama, Inflasi IHK Indonesia berada di level 2,84% (yoy) per Mei, begitu pun neraca perdagangan masih berada di posisi surplus.
Dirinya pun bangga daya saing Indonesia relatif tinggi di dunia. Hal tersebut ditunjukkan dengan naiknya peringkat daya saing Indonesia sebanyak 7 tingkat pada 2024, atau tertinggi dalam 6 tahun terakhir.
IMD WCR 2024 mencatat, daya saing Indonesia menduduki posisi ke-27 dari 67 negara, di mana pada 2023 berada di posisi ke-34.
“Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bagus, PMI positif di atas 50 poin. Oleh karena itu, secara fundamental Indonesia kuat,” jelasnya.
Baca Juga: BI: Bukan Fundamental, Rupiah Melemah Karena Tren Pendek Semata
Dengan fundamental ekonomi domestik yang bagus ini, Airlangga menyampaikan, pemerintah akan terus menyoroti faktor sentimen regional yang mesti dijaga.
Mengutip Bloomberg, pada 21 Juni 2024 pukul 13.18 WIB, dolar AS terpantau lanjut menguat terhadap rupiah Indonesia. Dolar AS lanjut terapresiasi ke level Rp16.456 atau naik 0,16% yang setara Rp26 dibanding sehari sebelumnya. Prediksinya, pergerakan dolar AS-rupiah hari ini akan berada di rentang 16.440-16.480.
Ke depan, Airlangga berujar, Indonesia akan menggenjot investasi untuk menunjang stabilitas fundamental ekonomi di dalam negeri. Begitu pula, optimalisasi instrumen DHE-SDA untuk menambah devisa RI.
“Kita minta para pengusaha ekspor yang punya devisa di luar negeri untuk dimasukkan ke dalam negeri,” ajaknya.
Dirinya pun menolak anggapan pelemahan rupiah belakangan akibat sentimen kebijakan pemerintah selanjutnya yang masih menimbulkan ketidakpastian bagi sejumlah pihak. Hal ini juga berkenaan peluang pemangkasan beberapa program untuk mengakomodasi program pemerintah anyar.
Pasalnya, pembahasan APBN 2025 masih digodok intens antara pemerintah dan DPR saat ini. “Saya rasa, pembahasan APBN kan masih di DPR. (Pemangkasan program) Itu kan masuk di pembahasan APBN,” ucapnya.
Baca Juga: BI Optimistis Rupiah Akan Menguat Ke Rp15.800 Hingga Akhir 2024
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti melaporkan, TD valas DHE yang ditempatkan di Bank Indonesia relatif cenderung menurun. Per Mei 2024, posisi TD valas DHE berada di kisaran US$1,73 miliar, atau menurun dibanding periode bulan lalu US$1,8 miliar.
“Tapi sebenarnya valas hasil devisa SDA (yang disimpan) di TD (Term Deposit) valas DHE (Bank Indonesia), hanya salah satu bentuk dari instrumen untuk penempatan DHE-SDA,” urai Destry, Kamis (20/6).
Secara keseluruhan, valas DHE-SDA juga ditampung di rekening khusus atau reksus di perbankan dan Time Deposit di LPEI. Destry mengungkap, korporasi paling banyak menyimpan DHE-SDA-nya di reksus perbankan yang meningkat pesat.
Hal tersebut terindikasi dari laporan DPK valas di perbankan yang naik tinggi. Kenaikan tersebut bahkan tidak mengalami penurunan kendati sudah disesuaikan dengan kurs rupiah yang saat ini mengalami pelemahan.
“(TD valas DHE-SDA di reksus bank) meningkatnya double digit, sekitar 11% lebih. Artinya, memang dana-dana itu ada di Indonesia, tapi memang tidak semua ditempatkan dalam TD valas DHE,” ucapnya.
Bank Indonesia optimistis jumlah DHE valas SDA akan kembali naik yang teridentifikasi dari surplus dagang terakhir yang mencapai US$2,93 miliar. ”Ini tentunya akan menambah supply valas di domestik kita,” paparnya.