17 Oktober 2024
11:00 WIB
Pemerintah RI Ajak Jepang Ikut Perkuat Program Pertanian Indonesia
Pemerintah mengajak Jepang untuk berinvestasi dan memperkuat kerja sama, termasuk perdagangan, pelatihan, dan teknologi pertanian di Indonesia.
Editor: Khairul Kahfi
Wakil Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang Yoichi Watanabe bersama Wamentan RI Sudaryono, Tokyo, Selasa (15/10). Dok Kementan
TOKYO – Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menegaskan, hubungan baik antara Indonesia dan Jepang harus diperkuat lebih lanjut, terutama dalam bidang pertanian. Wamentan mengajak Jepang untuk berinvestasi dan memperkuat kerja sama pertanian, termasuk perdagangan, pelatihan, dan teknologi pertanian di Indonesia.
Pemerintah menyoroti potensi Indonesia sebagai negara tropis dalam memproduksi berbagai komoditas pertanian. Dia berharap, adanya transfer teknologi Jepang dapat membuat produk hortikultura Indonesia memenuhi standar kualitas internasional.
“Jepang dan Indonesia memiliki hubungan yang baik sudah lama. Tentu saja, kita ingin lebih diperluas lagi di sektor pertanian, apakah itu ekspor-impor, transfer of technology, training, dan seterusnya,” katanya ketika menemui Wakil Menteri Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang Yoichi Watanabe dalam siaran pers, Jakarta, Rabu (16/10).
Selain itu, Wamentan Sudaryono menekankan, Presiden Terpilih Indonesia Prabowo Subianto punya fokus soal ketahanan pangan. Terlebih, pencapaian ketahanan pangan memerlukan pendekatan modern melalui mekanisasi, peningkatan sumber daya manusia, serta penerapan teknologi canggih.
“Saya kira, selama Anda sebagai Wakil Menteri Jepang positif menanggapi ini, saya pun dengan positif akan tanggapi ini,” ujarnya.
Wamentan Sudaryono menjelaskan, salah satu upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional itu melalui program cetak sawah baru 3 juta hektare. Rencana tersebut akan dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang ada tanpa melakukan deforestasi.
“Proyek ini sudah dimulai, dan kami ingin menekankan bahwa pencetakan sawah tidak akan melibatkan deforestasi. Kami akan memanfaatkan lahan yang ada, termasuk lahan rawa, dengan sistem irigasi yang tepat,” sebutnya yang merupakan lulusan National Defense Academy of Japan ini.
Wamentan Sudaryono mengungkapkan keinginannya untuk meningkatkan kerjasama dengan Jepang, khususnya dalam bidang pertanian. Dia berharap, banyak petani Indonesia dapat mengikuti pelatihan di Jepang, serta mengadopsi teknologi pertanian terbaru dari Negeri Sakura.
“Kami ingin Jepang berpartisipasi dalam proyek cetak sawah ini,” imbuhnya.
Baca Juga: Jepang Anggap Harga Produk Hortikultura Indonesia Masih Mahal
Sebelumnya, Sudaryono menilai, kebutuhan komoditas perkebunan maupun hortikultura di Jepang cukup tinggi. Oleh karena itu, pemerintah mengaku akan all out dalam mengembangkan sektor pertanian nasional, guna dapat memenuhi kebutuhan domestik maupun luar negeri.
Pihaknya tengah fokus untuk memaksimalkan digitalisasi pada sektor pertanian, sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan pertanian Indonesia yang modern.
"Saya punya tanggungjawab membantu menyukseskan (program) beliau (Mentan Amran), salah satunya perdagangan luar negeri. Jadi memang saya mengambil peran salah satunya digitalisasi, membuat peta digitalisasi pertanian Indonesia," katanya saat berdialog terkait kebijakan dan inisiatif sektor pertanian, serta kerjasama internasional dengan Perwakilan BI di Tokyo, Senin (14/10).
Di sisi lain, Wamentan Sudaryono menekankan, pentingnya peran Bank Indonesia dalam mendukung ekspor komoditas pertanian nasional, khususnya ke negara-negara seperti Cina, Jepang, Korea, dan Taiwan. BI berperan tidak hanya sebagai pengendali inflasi, namun sekaligus berperan sebagai agregator ekspor.
Wamentan Sudaryono mengungkapkan, kunjungan bilateral ke Jepang kali ini untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja Indonesia yang terlatih di sektor pertanian melalui program magang di Jepang.
Wamentan Sudaryono menjelaskan, nantinya para tenaga magang itu berasal dari kalangan mahasiswa atau petani milenial selama periode tertentu.
"Tenaga-tenaga magang itu bisa magang di sektor pertanian, bisa selama 6 bulan, 1 tahun, atau 1,5 tahun, kemudian kembali. Kita kirim saja tenaga-tenaga anak muda kita yang concern di bidang pertanian, kita training, nanti kita kirim menjadi tenaga-tenaga pertanian di Jepang," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Tokyo Imaduddin Sahabat mengatakan, selama ini pihaknya menjadi agregator bagi produk-produk UMKM yang akan diekspor ke Jepang. Selama ini, pihaknya membantu para pelaku UMKM dalam mengakses marketplace, promosi perdagangan, hingga packaging.
"Sedangkan kalau kita masuk dari Indonesia, memang diperlukan agregator. Jadi enggak bisa masuk Jepang tuh sendiri, jadi kita mesti punya agregator," ungkap Imaduddin.
Ajak Jepang Berkontribusi Di MBG Prabowo
Pada kesempatan sama, Sudaryono juga menginformasikan, program Makanan Bergizi Gratis (MBG) bagi anak-anak sekolah di Indonesia. Pemerintah baru di bawah arahan Prabowo Subianto merencanakan program ikonik ini mulai pada 2025 dan menjangkau sekitar 83 juta siswa.
Presiden terpilih Indonesia Prabowo Subianto mengupayakan MBG dari dalam negeri. Sementara untuk memenuhi kebutuhan susu dan daging, Indonesia membuka peluang bagi sektor swasta untuk mengimpor sapi hidup.
Dia mengungkapkan, sejauh ini sudah ada 46 perusahaan dari dalam dan luar negeri yang berkomitmen untuk mendatangkan 1,3 juta ekor sapi ke Indonesia.
“Pemerintah akan memberikan dukungan dalam hal perizinan dan menyiapkan lahan seluas 1 juta hektare untuk memelihara sapi. Kami juga berharap ada keterlibatan dari Jepang dalam program ini,” tambah Sudaryono.
Baca Juga: MBG Akan Telan Anggaran Rp800 Miliar Per Hari
Terpisah, Mentan Andi Amran Sulaiman mengajak Asosiasi Peternak dan Penggemuk Sapi Indonesia (APPSI) mendukung penuh program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas Presiden Terpilih Prabowo Subianto. Salah satunya dengan menyediakan daging dan susu sapi yang berkualitas dan berkelanjutan.
Menurutnya, program tersebut bukan sekadar program biasa. Karena terdapat potensi besar terutama dalam memperkuat ekonomi rakyat dan menjadikan Indonesia swasembada.
"Ayo kerja keras dukung penuh program makan bergizi gratis. Kalau perlu APPSI tidur dengan sapi, cium sapi dan tanya itu sapi apakah sudah makan atau belum. Artinya, mulai hari ini kita harus mengubah mindset untuk sukses untuk swasembada kalau kita bergerak bersama," kata Mentan Amran, Banten, Jumat (20/9).
Mentan mengatakan, perhatian besar Presiden Terpilih Prabowo Subianto terhadap petani dan peternak sangat besar, terutama dalam memenuhi pasokan daging dalam negeri. Karena itu, komoditas daging yang juga merupakan bagian dari gizi protein dapat ditingkatkan menjadi lebih besar lagi.
"Dulu kita ada program Inseminasi Buatan dan kemudian ada program bibit unggul. Nah, saya ingin program-program ini juga kembali jalan agar kita siap dengan berbagai program yang dijalankan Presiden Terpilih Prabowo Subianto," ucapnya.
Mengenai hal ini, Mentan Amran yakin APPSI dapat membantu pemerintah mewujudkan swasembada daging, sehingga ke depan Indonesia tak perlu lagi melakukan kebijakan impor. Artinya, tugas yang diemban ke depan hanya fokus pada pengembangbiakan dan penggemukan sapi nasional.
"Jadi ke depan untuk kita mencapai swasembada itu harus memiliki mimpi tapi juga aksi. Jangan hanya mimpi tapi tidak aksi. Ingat, ini momentum emas, di mana ada presiden memiliki perhatian luar biasa terhadap peternak," paparnya.