c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

04 April 2025

10:46 WIB

Pemerintah Pastikan Hubungan diplomatik RI-AS Terjaga Di Tengah Isu Tarif Trump

Pemerintah RI telah menggelar pertemuan virtual dengan Anggota Kongres AS sebelum pengumuman kebijakan tarif baru. Indonesia meminta AS mendukung ketahanan pangan domestik, utamanya kedelai dan gandum

Penulis: Fitriana Monica Sari, Siti Nur Arifa

Editor: Khairul Kahfi

<p>Pemerintah Pastikan Hubungan diplomatik RI-AS Terjaga Di Tengah Isu Tarif Trump</p>
<p>Pemerintah Pastikan Hubungan diplomatik RI-AS Terjaga Di Tengah Isu Tarif Trump</p>

Menko Ekonomi Airlangga Hartarto telah menggelar pertemuan virtual dengan Anggota Kongres AS Carol Miller sebelum pengumuman kebijakan tarif baru, Jakarta, Selasa (1/4). Dok Kemenko Ekonomi

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan bahwa Indonesia dan AS tetap menjaga hubungan diplomatik yang komprehensif, pasca pengumuman besaran tarif resiprokal atau tarif balasan 32% dari pemerintah AS untuk Indonesia.

Rupanya, pada Selasa (1/4), Menko Airlangga telah lebih dulu melakukan video conference dengan Anggota Kongres Amerika Serikat dari Partai Republik Carol Miller. Dalam pertemuan itu, Indonesia amat mengapresiasi hubungan bilateral yang baik dengan Amerika Serikat, baik dalam kerja sama ekonomi maupun bentuk lainnya. 

"Indonesia sangat mengapresiasi hubungan bilateral yang baik dengan Amerika Serikat... Untuk mendukung ketahanan pangan domestik, kami berharap bahwa kerja sama perdagangan pada komoditas pangan esensial seperti kacang kedelai dan gandum dapat diteruskan,” ucapnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (4/4).

Baca Juga: Ekonom Ramal Gebrakan Donald Trump Buat Ekspor RI Ke AS Anjlok

Airlangga mengungkapkan, pertemuan virtual yang dimaksud menyoroti pentingnya posisi Indonesia dalam tatanan kawasan Indo-Pasifik, serta peran strategis Indonesia dalam beberapa forum multilateral seperti ASEAN, G20, dan APEC.

Dengan peran strategis yang ada, Indonesia dapat membuka peluang kerja sama dengan AS pada beberapa sektor. Misalnya, investasi dan perdagangan terhadap komoditas-komoditas strategis antar kedua negara.

Sebelumnya, pemerintah memastikan akan mengambil sejumlah langkah strategis untuk memitigasi dampak negatif terhadap perekonomian nasional.

Langkah strategis pertama adalah menjaga stabilitas yield Surat Berharga Negara (SBN) di tengah gejolak pasar keuangan global pasca pengumuman tarif resiprokal AS.

"Bersama Bank Indonesia, pemerintah Indonesia juga terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan memastikan likuiditas valas tetap terjaga agar tetap mendukung kebutuhan pelaku dunia usaha serta memelihara stabilitas ekonomi secara keseluruhan," ucap Sesmenko Ekonomi Susiwijono Moegiarso, Kamis (3/4).

Susiwijono menyebut, sejak awal tahun pemerintah telah mempersiapkan berbagai strategi dan langkah untuk menghadapi penerapan tarif resiprokal AS dan melakukan negosiasi dengan pemerintah AS.

Adapun tim lintas kementerian dan lembaga, perwakilan Indonesia di AS dan para pelaku usaha nasional, telah berkoordinasi secara intensif untuk persiapan menghadapi tarif resiprokal AS.

Presiden RI juga telah menginstruksikan Kabinet Merah Putih untuk melakukan langkah strategis dan perbaikan struktural serta kebijakan deregulasi, lewat penyederhaan regulasi dan penghapusan regulasi yang menghambat, khususnya terkait dengan Non-Tariff Measures (NTMs).

Fokus AS Terhadap RI
Menanggapi pendekatan yang disampaikan, Congresswoman Miller menyebutkan, AS akan berfokus pada tiga aspek yang menjadi prioritas hubungan dengan Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Trump, yaitu kerja sama, stabilitas kawasan, dan keamanan.

Dalam kesempatan sama, Miller juga menekankan soal kegiatan perdagangan antara kedua negara. Menurutnya, kemitraan dagang yang baik akan menghasilkan 'teman' yang baik.

Good trading partners makes good friends, kami mengapresiasi peran penting Indonesia dalam kawasan Indo-Pasifik dan ASEAN, serta akan terus menjalin hubungan diplomatik secara bilateral yang baik dengan Indonesia,” ujar Congresswoman Miller.

Baca Juga: Pengamat: Mimpi Trump Bisa Ancam Stabilitas Perdagangan Global

Selain kerja sama pada perdagangan di sektor pangan strategis, Indonesia juga menyampaikan bahwa potensi kerja sama di bidang ekonomi bersih seperti Carbon Capture and Storage (CCS) serta mineral kritis dapat diteruskan ke depannya.

"Kerja sama strategis dengan Amerika Serikat pada kedua sektor ini dapat secara signfiikan mendorong posisi Indonesia pada sektor ekonomi bersih dan rantai pasok mineral kritis global,” pungkas Airlangga.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar