02 Juni 2025
18:07 WIB
Pemerintah Minta PLN 'Gercep' Cari Investor Untuk Sukseskan RUPTL
PT PLN diharapkan sesegera mungkin menggelar market sounding terhadap proyek-proyek ketenagalistrikan yang tertuang dalam RUPTL 2025-2034.
Penulis: Yoseph Krishna
Satu gardu induk baru yang dibangun PLN di tahun 2023 di Kaltim. Antara/HO-PLN Kaltimra
JAKARTA - Untuk menjalankan proyek-proyek yang termaktub dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN 2025-2034, dibutuhkan total investasi sekitar Rp2.967 triliun.
Angka itu terbagi menjadi investasi pembangkit listrik senilai Rp2.133 triliun, investasi penyaluran atau distribusi listrik senilai Rp565,3 triliun, serta investasi untuk pemeliharaan dan bunga selama konstruksi di angka Rp268,4 triliun.
Besarnya kebutuhan investasi itu membuat PT PLN dalam hal ini harus sesegera mungkin mencari mitra supaya proyek dan target yang tertuang dalam RUPTL 2025-2034 bisa terealisasi.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jisman P. Hutajulu pun meminta agar Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo gerak cepat menggelar market sounding terhadap proyek-proyek strategis sektor ketenagalistrikan.
"Kami berharap nanti Pak Dirut bisa melaksanakan apakah nanti investment day, ada market sounding untuk bisa mendapatkan investasi untuk ini (RUPTL) sehingga kita bisa laksanakan," terang Jisman dalam Diseminasi RUKN & RUPTL PT PLN 2025-2034 di Kantor Ditjen Ketenagalistrikan, Senin (2/6).
Baca Juga: PLN Butuh Bantuan Swasta Sukseskan RUPTL 2025-2034
Jisman menekankan, PT PLN harus berkolaborasi dengan perusahaan swasta atau Independent Power Producer (IPP) sebagai upaya menyukseskan setiap detil proyek dalam RUPTL 2025-2034.
Misalnya saja, ada rencana penambahan 17,1 GW pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), serta 11,7 GW pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang sebagian besar potensinya ada di luar Pulau Jawa.
Dengan status demand kelistrikan sampai saat ini masih terpusat di Jawa, harus ada upaya mengangkut listrik dari sumber EBT menuju ke pusat demand. Sehingga, diperlukanlah proyek transmisi antarpulau maupun di dalam pulau.
"Perlu diingat 17,1 GW PLTS dan PLTA juga cukup besar ada 10 GW lebih, ini harus kita bangun dan kita angkut listriknya ke pusat beban yang ada di sekitar Pulau Jawa," jelas dia.
Adapun proyek jaringan transmisi bakal seutuhnya menjadi tanggung jawab PT PLN. Diyakini, transmisi itu bakal menjadi bisnis masa depan bagi perusahaan pelat merah tersebut.
Sementara untuk proyek-proyek pembangkit listrik, pemerintah mengalokasikan jauh lebih banyak untuk IPP. Dari total kapasitas pembangkit yang akan dibangun, IPP diharapkan bisa berkontribusi sekitar 71%, sedangkan PLN hanya 29%.
Begitupun untuk nilai investasi, sebanyak 73% akan dialokasikan untuk pembangkit listrik swasta. Karena itu, Jisman berharap semua IPP bisa berpartisipasi menjalankan RUPTL PT PLN 2025-2034.
"Secara investasi, 73% akan diberikan kepada IPP. Kami berharap semua nanti IPP bisa berpartisipasi dengan baik dan dari pemerintah berupaya untuk melakukan kemudahan perizinan, sehingga RUPTL ini bisa dilaksanakan dengan baik," kata Jisman.
PT PLN sendiri telah menyatakan perusahaan terbuka atas modal dari IPP pada proyek-proyek ketenagalistrikan yang termaktub dalam RUPTL 2025-2034.
Baca Juga: RUPTL Disahkan, 76% Tambahan Pembangkit Listrik Sampai 2034 Bersumber EBT
Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo lewat keterangan tertulisnya menyebut pihaknya butuh kolaborasi dengan swasta dalam rangka menyukseskan proyek-proyek di dalam RUPTL teranyar itu.
"Kami siap menjalankan arahan Menteri ESDM Bapak Bahlil Lahadalia dalam menyukseskan RUPTL PLN 2025-2034 dengan bersinergi dengan pihak swasta untuk pengembangan pembangkit," imbuhnya, Sabtu (31/5).
Ditegaskannya, kolaborasi antara PLN dengan perusahaan swasta memegang peran yang vital dalam rangka merealisasikan target-target berkelanjutan yang tertuang pada RUPTL.
"Ini merupakan wujud kolaborasi bersama tidak hanya dalam menciptakan kedaulatan energi nasional tapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi," tandas Darmawan Prasodjo.