17 Februari 2024
08:35 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif tak menutup kemungkinan kenaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi pada awal Maret 2024 mendatang.
Menurutnya, hal itu dikarenakan formula harga Pertamax Cs bergantung pada harga minyak dunia yang saat ini sudah berada di kisaran US$82 per barel.
"Sekarang minyak sudah US$82/barel. Dibanding sama tahun lalu, ada kenaikan berapa tuh antara US$6 ya," ujar Arifin saat menemui awak media di Kantor Ditjen Minyak dan Gas Bumi, Jumat (16/2).
Pada kesempatan itu, Arifin juga menjelaskan kenaikan harga BBM non-subsidi juga tak lepas dari sentimen biaya produksi dan daya tahan setiap badan usaha.
Baca Juga: Pertamina Blokir 232 Ribu Kendaraan Yang Salah Gunakan BBM Subsidi
Namun demikian, Eks-Duta Besar RI untuk Jepang itu memastikan harga BBM subsidi, yakni Pertalite dan Solar tidak akan berubah dari posisi saat ini.
"Itu pasti ada biaya produksi kan, tapi kalau yang subsidi kita tetap tahan, kalau yang non-subsidi tergantung daya tahan dari badan usaha ya," sebutnya.
Dia tak menampik setiap badan usaha hilir migas saling berkompetisi untuk menetapkan harga yang merujuk pada harga minyak mentah dunia.
"Badan usaha masing-masing bisa mengevaluasinya, mereka juga saling berkompetisi untuk naikkan berapa, lalu yang di sana gak naik. Kalau kualitas rata-rata sama lah," kata Arifin.
Sekadar informasi, PT Pertamina (Persero) sejatinya rutin memperbaharui harga BBM, termasuk BBM non-subsidi setiap awal bulan. Tapi pada awal Februari 2024 atau menjelang Pemilihan Umum (Pemilu), perusahaan pelat merah itu tidak merubah harga Pertamax Cs.
Baca Juga: BPH Migas Resmikan Serentak 29 Penyalur BBM Satu Harga Di Wilayah 3T
Sebelumnya, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan harga BBM non-subsidi sifatnya fluktuatif mengikuti komponen penentuan harga, seperti harga minyak mentah dan nilai kurs, hingga kondisi sosial-ekonomi masyarakat.
"Harga BBM di SPBU Pertamina lebih kompetitif. Sebagai BUMN, dalam penetapan harga BBM Non Subsidi, kami tetap mempertimbangkan banyak aspek, termasuk daya beli masyarakat," papar Nicke lewat keterangan tertulis beberapa waktu lalu.
Keputusan untuk tidak merubah harga BBM non-subsidi itu diambil kala badan usaha lain menaikkan harga BBM dengan level atau kualitas yang sama. Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan dukungannya terhadap langkah Pertamina pada awal Februari 2024 lalu dalam rangka menjaga stabilitas dan daya beli masyarakat.
"Di sinilah peran BUMN kepada masyarakat, Pertamina juga sudah melakukan efisiensi dalam proses bisnisnya sehingga bisa menghasilkan BBM dengan harga terbaik," tandas Erick Thohir.