07 Maret 2025
09:29 WIB
Pemerintah Bakal Bangun Kilang Minyak Jumbo Di Pulau Pemping
Investasi yang diperlukan untuk kilang minyak raksasa di Pulau Pemping mencapai US$12,5 miliar
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Petugas memeriksa area kilang yang memproduksi Green Diesel (D100) dan Green Avtur di Kilang PT Kilang Pertamina Internasional RU IV Cilacap, Jateng, Kamis (27/10/2022). ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana membangun kilang minyak jumbo dengan kapasitas pengolahan 500 ribu barel per hari di Pulau Pemping, Batam, Kepulauan Riau.
"Itu rencana di Pemping, di dekat Batam," ucap Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung saat disambangi awak media di kantornya, Kamis (6/3).
Dirinya menjelaskan terpilihnya Pulau Pemping tak lepas dari fasilitas pendukung yang sudah tersedia di kawasan tersebut, termasuk di dalamnya ialah pipa gas.
Secara paralel, Yuliot mengungkapkan fasilitas penyimpanan minyak (oil storage) juga bakal dibangun tak jauh dari situ, yakni di Pulau Nipa.
Baca Juga: Pertamina Bakal Tetap Impor Minyak Mentah
"Kemudian rencana oil storage-nya itu kan dibangun di Pulau Nipa, lokasinya berdekatan. Jadi ini merupakan bagian ekosistem yang satu kesatuan," tambah dia.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut proyek kilang minyak raksasa dirancang untuk memastikan pasokan energi yang lebih stabil dan berkelanjutan pada masa yang akan datang.
Berbagai produk minyak mentah dari dalam negeri maupun impor bakal diolah di kilang tersebut. Produk hasil pengolahan pun beragam, termasuk BBM yang diproyeksikan mampu mencapai 531.500 barel per harinya.
Meski begitu, proyek kilang raksasa itu butuh investasi yang juga besar, yakni di angka US$12,5 miliar atau setara Rp204,12 triliun dengan asumsi kurs Rp16.330 per US Dollar.
Baca Juga: Pemerintah Rancang Pertamina Bisa Olah Segala Jenis Minyak Mentah
Seiring mengurangi ketergantungan impor, proyek kilang minyak raksasa berpotensi menghemat 182,5 juta barel minyak per tahun atau jika dinominalkan mencapai US$16,7 miliar.
Kemudian, pembangunan kilang juga dilakukan untuk membuka peluang kerja. Tak tanggung-tanggung, pemerintah memperkirakan ada 63.000 tenaga kerja langsung dan 315.000 tenaga kerja tidak langsung yang bakal terserap.
"Kita akan membangun refinery (kilang minyak) yang Insyaallah kapasitasnya itu kurang lebih sekitar 500 ribu barel. Ini salah satu yang terbesar nantinya, ini dalam rangka mendorong agar ketahanan energi kita betul-betul lebih baik," tegas Bahlil di Istana Kepresidenan, Senin (3/3) lalu.