c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

20 April 2024

08:39 WIB

Pemerintah Andalkan Sumber Ini Untuk Topang Kebutuhan Minyak 

Temuan lapangan di Buton, Sulawesi Tenggara berpotensi simpan minyak bumi hingga 5 miliar barel.

Penulis: Yoseph Krishna

<p>Pemerintah Andalkan Sumber Ini Untuk Topang Kebutuhan Minyak&nbsp;</p>
<p>Pemerintah Andalkan Sumber Ini Untuk Topang Kebutuhan Minyak&nbsp;</p>

Ilustrasi. Pekerja mengecek pompa angguk yang beroperasi di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau, Jumat (19/8/2022). Antara Foto/Akbar NG

JAKARTA - Harga minyak mentah dunia terancam melambung tinggi seiring memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah antara Iran dan Israel. Untuk Indonesia, ICP diperkirakan bisa menyentuh US$100 per barel jika perang Israel dan Iran tak kunjung berakhir.

Praktis, kondisi itu mengancam ketahanan energi nasional. Pasalnya, Indonesia masih mengandalkan impor minyak, baik minyak mentah maupun BBM untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Salah satu negara asal impor minyak mentah ialah Saudi Arabia yang notabene terletak di titik konflik. Karena itu, pemerintah seyogianya meracik strategi pemenuhan kebutuhan energi nasional di tengah gejolak perang.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tak menampik potensi besar blok-blok migas saat ini lebih condong untuk sumber daya gas bumi.

"Minyak potesninya ada, kita sih sudah dorong minyak ada Infil Clastic di Blok Cepu, ada dua sumur yang dari studi seismiknya potensinya cukup signifikan," kata dia di Kantor Ditjen Migas, Jumat (19/4).

Baca Juga: Meski Harga Minyak Melonjak, Pemerintah Tegaskan Harga BBM Tak Akan Naik

Selain Blok Cepu, pemerintah juga melancarkan pengeboran Migas Non Konvensional (MNK) di dua sumur Blok Rokan. Terkait MNK itu, Arifin mengakui proses pengeboran sempat terhambat akibat sumur kedua diterjang banjir beberapa waktu lalu.

"Di Rokan Dalam itu jumlahnya cukup. Kita ngebor (kedalaman) di atas 9.000 kaki. Kemarin itu banjir dan kalau udah kering baru dibor lagi," ujar Arifin.

Teranyar, pemerintah mendapati potensi minyak di Buton, Sulawesi Tenggara. Karena itu, dia meminta PT Pertamina (Persero) untuk mempercepat pengembangan Lapangan Buton.

Sekalipun potensi minyak di Buton termasuk kategori minyak berat (heavy oil), potensi di sana mencapai 5 miliar barel. Tapi, butuh waktu yang cukup panjang untuk mengembangkan lapangan di sana.

"Potensinya 5 miliar (barel), kalau 20%-nya saja sudah 1 miliar barel. Nanti kita dorong supaya ini bisa dipercepat, pasti butuh waktu," imbuhnya.

Baca Juga: Perang Iran Vs Israel Bakal Ganggu Harga Minyak dan Inflasi

Lebih lanjut untuk sumber daya gas bumi, dia menjabarkan ada sejumlah lapangan dengan potensi besar untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri, mulai dari Masela, Maha, Gehem, hingga Geng North.

Khusus untuk Geng North, Arifin menyebut puncak produksi lapangan itu diperkirakan terjadi pada tahun 2027-2028 mendatang. Tak tanggung-tanggung, potensi di sana ia katakan mencapai 3,5 triliun kaki kubik (TCF).

"Itu yang harus bisa kita optimalkan, itu kan nanti dikirim ke fasilitas LNG. Tapi infrastruktur untuk supply bisa sampai itu yang harus mungkin jangka menengah, jangka pendek, harus disiapkan," tandas Arifin Tasrif.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar