02 Oktober 2024
20:25 WIB
Lewat Transformasi, Pelindo Turunkan Durasi Port Stay Pelabuhan Sorong
Penurunan durasi port stay di Pelabuhan Sorong jadi buah manis atas transformasi SDM yang dilakukan Pelindo.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
Terminal Peti Kemas Sorong, Papua Barat. (ANTARA/HO-Pelindo)
JAKARTA - Group Head Transformasi Korporasi Manajemen Program PT Pelindo Mona Yudika menyebut pihaknya berhasil menurunkan durasi port stay atau proses kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Sorong dari 3 hari menjadi hanya 1 hari.
Dalam sesi diskusi Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas bertajuk 'Smart Supply Chain: Digitalisasi Sistem Logistik Indonesia', Mona meyakini penurunan durasi port stay itu jadi buah atas transformasi yang dilakukan di tubuh PT Pelindo.
Adapun transformasi yang dilakukan mencakup pada seluruh aspek, termasuk dari sisi sumber daya manusia (SDM). Mona mengakui lamanya durasi port stay tak lepas dari kegiatan ibadah yang dilakukan sebagian besar masyarakat Sorong, Papua Barat Daya pada hari Minggu.
"Salah satu yang kita lakukan ialah transformasi SDM, bagaimana kita bisa berkoordinasi dengan pemuka agama setempat untuk meyakinkan setelah ibadah bisa melakukan operasional dan sebagainya, sesimpel itu. Itu salah satunya selain kita imlementasi sistem dan lain sebagainya," ujar Mona di Jakarta, Rabu (2/10).
Baca Juga: Pelindo Diskon Jasa Penumpukan Saat Pembatasan Angkutan Barang
Dirinya juga menjelaskan satu unit kapal butuh biaya sebesar Rp2 miliar per hari pada proses bongkar muat di pelabuhan. Artinya, pengurangan durasi port stay itu sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari sisi pengguna jasa.
Efisiensi juga dirasakan oleh PT Pelindo baik dari sisi biaya operasional, BBM, dan lain sebagainya dengan mempercepat proses bongkar muat kapal di pelabuhan.
"Kalau kita bicara kapal itu kan trayeknya seperti angkot, mereka punya fix rute dan fix jadwal. Jadi semakin cepat bongkar muat, otomatis mereka bisa ciptakan trayek lebih banyak. Itu bisa mendatangkan pendapatan. Sesimpel kita melakukan penurunan port stay, itu dampaknya menciptakan efek domino luar biasa ke ekosistem," jabar dia.
Penurunan port stay di Pelabuhan Sorong pun menjadi yang paling signifikan diantara seluruh pelabuhan kelolaan PT Pelindo. Di samping mentransformasikan SDM, Pelindo juga menginstall sistem planning and control pada pelabuhan tersebut.
"Jadi ketika kapal mau sandar, dia sudah tahu kapal itu datangnya kapan. Jadi dari sisi Pelindo siapkan alatnya, orangnya. Nah, orangnya itu ditraining juga," tambah Mona.
Baca Juga: Peran Pelindo dan Era Baru Biaya Logistik untuk Indonesia Emas 2045
Standardisasi proses bongkar muat peti kemas pun telah dijalankan Pelindo pada 14 lokasi dan bakal terus dimasifkan ke seluruh 71 kantor cabang secara bertahap.
Mona menerangkan kantor-kantor cabang Pelindo di Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi juga bakal mendapat standardisasi operasional supaya pengguna jasa bisa mendapat pelayanan yang sama.
"Untuk prioritas pada kawasan pelabuhan besar karena kita punya Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Makassar, kemudian kita juga punya prioritas untuk Indonesia Timur karena pascapenggabungan itu kalau kita lihat gapnya cukup besar di Indonesia Timur," pungkas Mona Yudika.