15 November 2024
18:13 WIB
Pekan Depan, Kementerian PU Siap Garap Swasembada Pangan Di 12 Provinsi
Pelaksanaan swasembada pangan akan dilakukan melalui dua langkah, yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Khairul Kahfi
Mentan Andi Amran Sulaiman dan Menteri PU Dody Hanggodo berkoordinasi garap swasembada pangan, Jakarta, Jumat (15/11). Dok Kementan
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Kementan kembali melakukan rapat koordinasi penyiapan program bersama untuk percepatan pencapaian swasembada pangan.
“Hari ini menindaklanjuti dan mendetailkan apa yang dibahas rakor sebelumnya. InsyaAllah minggu depan kita bisa mulai kerja ke lapangan, ada beberapa titik yang difokuskan di 12 provinsi,” kata Menteri PU Dody Hanggodo di kantornya, Jakarta, Jumat (15/11).
Pelaksanaan program swasembada pangan akan dilakukan melalui dua langkah yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi. Langkah intensifikasi diantaranya penambahan luas tanam melalui optimalisasi IP hingga 483.563 Ha.
Lalu, penambahan luas tanam melalui optimasi lahan (OPLAH) seluas 351.017 Ha (TA 2024) dan 500.000 Ha (TA 2025), serta pompanisasi seluas 1.000.000 Ha.
Begitu pula, dukungan sarana produksi pertanian mencakup benih, pupuk, pestisida, bahan pembenah tanah atau ameliorant, alat dan mesin pertanian, petani dan penggarap sawah, sampai teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA).
Baca Juga: Dorong Swasembada Pangan, Kementerian PU Modernisasi Daerah Irigasi Rentang
Sedangkan, langkah ekstensifikasi di antaranya penambahan luas sawah melalui pencetakan sawah seluas 99.760 Ha di daerah layanan irigasi yang sudah terbangun, serta seluas 5.956 Ha di daerah yang akan dibangun jaringan irigasi.
Lalu, pencetakan sawah baru seluas 500.000 Ha di lokasi lain, serta dukungan sarana produksi pertanian termasuk benih, pupuk, pestisida, ameliorant, alat dan mesin pertanian, serta petani dan penggarap sawah.
Dalam kesempatan sama, Wakil Menteri PU Diana Kusumastuti mengatakan, pihaknya juga akan mengoptimalkan pengoperasian bendungan-bendungan yang sudah terbangun. Untuk memastikan kebutuhan pasokan air untuk irigasi terpenuhi.
“Adanya intervensi bendungan akan dapat memastikan pasokan air hingga tiga musim tanam, sementara jika tanpa intervensi bendungan hanya optimal untuk mencukupi satu musim tanam saja,” tambah Diana.
Libatkan Petani Milenial
Sementara, Mentan Andi Amran Sulaiman menjelaskan, Kementan akan melakukan optimalisasi produksi pangan. Di antaranya melalui penyediaan pupuk dan benih unggul, pompanisasi, OPLAH, cetak sawah hingga 3 juta hektare, dan revitalisasi sistem irigasi.
Kementan juga berkomitmen akan melibatkan petani milenial dengan mentransformasi pertanian tradisional ke modern yang dapat menekan biaya produksi hingga 50% dan meningkatkan produksi hingga 100%.
"Intinya, Kementerian PU akan memastikan pasokan airnya, sedangkan kami akan mengoptimalkan sarana dan budi daya taninya,” ujar Andi Amran.
Baca Juga: Kementan Beberkan Cara Capai Swasembada Gula 2028
Secara umum, Mentan mengatakan, baik intensifikasi maupun ekstensifikasi nantinya akan dikerjakan bersama-sama sesuai dengan tugas dan fungsi dari masing-masing kementerian dan lembaga negara.
“Ini kita akan kerjakan bersama, kemudian pembagian tugas tim bekerja di lapangan. Kami bertanggungjawab pada sarana produksi, padi, alat mesin pertanian dan yang lain menyesuaikan,” katanya.
Dengan begitu, Mentan berharap, pertanian akan menjadi tumpuan sekaligus bantalan ekonomi bagi anak muda ke depan agar memiliki penghasilan terutama dari sektor pangan. Pemerintah optimistis, petani milenial dapat menjadi daya gedor capaian swasembada pangan.
“Milenial dan Generasi Z akan kita libatkan. kita berikan mereka alat mesin pertanian, nilainya kurang lebih satu tim 3 miliar. Kita hibahkan, pendapatannya dan ingat bukan gaji ya, pendapatannya minimal Rp10 juta per bulan dan bisa Rp20-30 juta, kalau mereka rajin,” ucapnya.