10 Oktober 2025
20:05 WIB
Pascalongsor Tambang, Bahlil: Operasional Freeport Tunggu Hasil Audit
Bahlil menegaskan tambang milik PT Freeport Indonesia bisa kembali beroperasi setelah proses audit tragedi longsor tambang bawah tanah rampung. Audit dilakukan untuk mencegah longsor di kemudian hari.
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menegaskan tambang milik PT Freeport Indonesia (PTFI) bisa kembali beroperasi setelah proses audit rampung.
Audit itu dilakukan berkaitan dengan tragedi longsornya tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC) di Mimika, Papua Tengah pada 8 September 2025 sekitar pukul 22.00 WIT.
"Sekarang belum ada yang bisa dilakukan produksi. Tetapi kita lagi melakukan audit sampai kemudian kita bisa menemukan apa faktor penyebabnya dan setelah itu kita akan mitigasi agar hal-hal yang terjadi sekarang tidak lagi terjadi ke depan," jelas Bahlil saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (10/10).
Baca Juga: Bahlil: Aktivitas Freeport Dihentikan, Fokus Evakuasi Korban Longsor
Pemerintah, tegasnya, bakal mengaudit implementasi operasional tambang bawah tanah milik Anggota Holding BUMN Pertambangan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) tersebut secara keseluruhan.
Setelah audit rampung dilakukan, Bahlil berharap PT Freeport Indonesia bisa melakukan mitigasi supaya kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.
"Itu dibutuhkan berbagai langkah-langkah terkait dengan teknik sipilnya, teknik tambangnya. Ini tim saya lagi terus melakukan proses audit di sana," kata dia.
Sekadar informasi, tim evakuasi yang terdiri dari seluruh pemangku kepentingan telah menemukan keseluruhan pekerja yang terjebak dalam longsoran bijih basah di tambang bawah tanah GBC Extraction 28-30 Panel dalam kondisi tak bernyawa.
Sebanyak lima pekerja merupakan kru dalam naungan PT Redpath Indonesia, dan dua lainnya merupakan kru elektrik dari PT Cipta Kontrak di bawah Divisi Operation Maintenance PT Freeport Indonesia.
Baca Juga: Tim Temukan Semua Jenazah Pekerja Freeport Yang Terjebak
Proses audit, tegas Bahlil, tidak akan dilakukan secara tergesa-gesa. Menurutnya, yang paling penting adalah kejadian serupa tidak terulang lagi, sehingga tidak ada patokan tenggat penyelesaian audit atas insiden longsoran tambang PTFI.
"Saya tidak mau tergesa-gesa, jangan sampai urusan yang sama, kejadian yang sama terulang lagi," tandas Bahlil Lahadalia.
Kementerian ESDM pun bakal melihat soal potensi tragedi longsor kembali terjadi di kemudian hari dengan melihat struktur dari tambang bawah tanah di GBC.
Karena itu, pemerintah meminta PT Freeport Indonesia agar melibatkan bekas-bekas karyawan yang sudah memahami seluk-beluk struktur geoteknik dan sebagainya dalam proses evaluasi.