13 April 2023
09:25 WIB
JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mencatatkan efisiensi dan optimalisasi kerja perusahaan senilai Rp1,3 triliun setelah merger.
"Capaian ini merupakan cerminan manfaat dari penggabungan Pelindo yang hanya dapat diperoleh melalui sinergi antarentitas Pelindo Group, sehingga pengelolaan segenap sumber daya perusahaan dapat dilakukan secara lebih efisien serta memberikan kontribusi pendapatan bagi negara yang maksimal,” kata Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono saat acara media gathering, di Jakarta, Rabu (12/4) seperti dilansir Antara.
Capaian itu sebagian besar berasal dari konsolidasi dan optimalisasi kapasitas finansial Pelindo, di antaranya optimalisasi pembiayaan, relokasi aset, dan implementasi pengadaan bersama, yang mewujudkan kapasitas finansial yang lebih kuat sekaligus optimalisasi aset yang terintegrasi.
Dia menjelaskan dengan pengelolaan yang tersentralisasi, Pelindo kini memiliki kendali strategis yang lebih baik, sehingga memudahkan dalam melakukan transformasi layanan operasi end-to-end seperti menciptakan standardisasi sistem layanan operasional pelabuhan yang sebelumnya berbeda-beda antarpelabuhan.
Baca Juga: Sambut Mudik Lebaran 2023, Pelindo Siapkan 63 Terminal Roro
Beberapa sistem yang distandardisasi ialah TOS Nusantara untuk layanan peti kemas, NPK TOS untuk layanan non peti kemas, dan Phinisi untuk layanan kapal.
"Transformasi tersebut telah mendatangkan benefit untuk berbagai pihak. Bagi Pelindo sendiri misalnya, terjadi peningkatan efisiensi biaya operasional, potensi penambahan trafik, peningkatan kompetensi dan knowledge," ujar Arif.
Sementara itu, bagi pelanggan, dengan adanya pengurangan port stay dan cargo stay dapat membantu pada penghematan biaya sewa dan operasional kapal bagi perusahaan shipping line yang pada akhirnya diharapkan dapat berkontribusi terhadap penurunan biaya logistik dan mendukung konektivitas maritim.
Merger Pelindo menghasilkan peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan. Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay (waktu sandar kapal di pelabuhan) yang diukur dengan jumlah hari
Baca Juga: Pelindo Sudah Tawarkan Lahan Untuk Depo Plumpang Dua Tahun Lalu
Pelindo mencontohkan di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan, jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat dari 20 boks per kapal per jam hingga 60 boks per kapal per jam dalam kondisi optimum. Kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari.
Kemudian, di TPK Makassar dan Terminal Makassar New Port, waktu sandar dapat berkurang dari dua menjadi satu hari. Selanjutnya, di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Ambon, kecepatan bongkar muat naik hampir 3 kali lipat, dari 12 boks per kapal per jam menjadi 34 boks dalam kondisi optimum.
Secara keseluruhan, Pelindo mencatat peningkatan produktivitas operasional mulai tercermin pada kinerja tahun 2022, di antaranya arus peti kemas tercatat sebesar 17,2 juta TEUs atau naik 2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, untuk arus barang mencapai 160 juta ton dengan kenaikan 9%, arus kapal mencapai 1,2 miliar GT meningkat 1%, dan arus penumpang menembus 15 juta orang dengan kenaikan 86% dibandingkan periode yang sama.