19 Juli 2024
10:45 WIB
Pasar Belum Bereaksi Pelatikan Wamen Baru
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka memerah pada perdagangan Jumat (19/7), sehari setelah pelantikan Wamen baru.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Pekerja berada di depan layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/4/2023). Antara Foto/Hafidz Mubarak A
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Jumat (19/7), dibuka di level 7.321,07. IHSG dari awal dibuka langsung berada di zona merah.
Namun, kepada Validnews, Jumat (19/7), Director PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk Reza Priyambada menilai pasar masih merespon sentimen lain. Pengangkatan ketiga sosok wakil menteri baru belum ter-price-in.
Beberapa sentimen tersebut seperti keputusan Bank Indonesia untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunganya, aksi korporasi emiten, hingga sentimen global.
"Tentunya adanya keputusan tersebut (pengangkatan wamen) pelaku pasar mau nggak mau harus terima kan," kata Reza.
Baca Juga: Sehari Usai Pelantikan Wamen, IHSG Dibuka Memerah
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) resmi melantik tiga wakil menteri (wamen) baru Kabinet Indonesia Maju.
Thomas Djiwandono dilantik menjadi Wamen Keuangan, Sudaryono menjadi Wamen Pertanian, hingga Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Yuliot Tanjung, menjadi Wamen Investasi.
Pelantikan dan pengambilan sumpah dilakukan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/7) oleh Presiden Jokowi.
Reza berharap keputusan tersebut sudah mempertimbangkan tingkat kompetensi, keahlian, hingga pengalaman di bidangnya. Meskipun, tak semua pelaku pasar mengetahui latar belakang para pejabat baru.
"Di awal ini kan hasil pekerjaan mereka dengan amanah baru ini belum sepenuhnya terlihat, jadi pelaku pasar pun belum banyak bereaksi. Mungkin nanti setelah berjalan ya baru terlihat," imbuhnya.
Menurut Reza, terdapat beberapa PR bagi pemerintahan baru, di antaranya harus dapat menurunkan triple deficit, menaikan pendapatan negara, mengelola dan mengatur postur anggaran dalam APBN.
Kemudian, optimalisasi pajak, pengelolaan subsidi secara efektif, optimalisasi aset-aset negara, dan lainnya. Ini mungkin banyak di ranah Kementerian Keuangan, namun juga berkolaborasi dengan kementerian lainnya yang terkait.
Profil Wamen Baru
Sebagai informasi, dikutip dari laman resmi Partai Gerindra, Wamenkeu II Thomas Djiwandono lahir di Jakarta pada 7 Mei 1972 dari pasangan Soedradjad Djiwandono dan Biantiningsih Miderawati. Bianti adalah kakak kandung Prabowo.
Pria yang akrab disapa Tommy itu memperoleh gelar sarjana S1 setelah merampungkan studi bidang sejarah di Haverford Colloge, Pennsylvania, Amerika Serikat.
Ia kemudian melanjutkan studi master di bidang International Relations and International Economics di Johns Hopkins University School of Advanced International Studies, Washington, AS.
Karir Tommy dimulai sebagai wartawan magang di Majalah Tempo pada 1993 dan pada 1994 di Indonesia Business Weekly. Selain itu, Tommy pun pernah bekerja sebagai analisis keuangan di Whetlock NatWest Securities, Hong Kong.
Pada 2006, karirnya terus berkembang ketika pamannya yang sekaligus adik Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, memintanya untuk membantunya sebagai deputy CEO di perusahaan agrobisnis Arsari Group milik Hashim.
Sementara pada bidang politik, Tommy terlibat dalam Partai Gerindra. Dia juga pernah menjadi calon legislatif di Provinsi Kalimantan Barat.
Sebagai Bendahara Umum Gerindra, peran Tommy sangat penting selama Pemilu Presiden 2014 ketika partai tersebut mengusung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Baca Juga: Ekonom: Pengangkatan Keponakan Prabowo Jadi Wamenkeu Beri Sentimen Negatif Ke Perekonomian
Kemudian, berdasarkan informasi dari Staf Khusus Kementerian Investasi/BKPM Tina Talisa, Wakil Menteri Investasi Yuliot sebelumnya menempati jabatan fungsional sebagai Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Utama Kementerian Investasi/BKPM.
Yuliot juga pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal sejak September 2023 hingga Juni 2024. Semasa di kedeputian tersebut, Yuliot fokus pada pencapaian realisasi investasi dan fasilitasi penyelesaian permasalahan investasi yang dihadapi oleh perusahaan.
Sebelumnya, Yuliot pernah menjabat sebagai Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal sejak Oktober 2020-September 2023.
Karir Yuliot semasa di Kementerian Investasi/BKPM berawal pada 1988, yang kemudian menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan BKPM di Taiwan, Kepala Biro Perencanaan dan Informasi, Direktur Promosi Dalam Negeri, Direktur Pengendalian Pelaksanaan Wilayah II, dan Direktur Deregulasi.
Lahir pada 7 Oktober 1963 di Padang Panjang, Sumatera Barat, Yuliot merupakan lulusan Sarjana Produksi Ternak Universitas Andalas dan Magister Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen PPM.
Adapun, dilansir dari Antara, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono adalah Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah. Sebelumnya, dia aktif di banyak organisasi, seperti Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ketua Dewan Pembina DPP Pedagang Pejuang Indonesia Raya (PAPERA), CEO Garuda TV, serta CEO PT Indonesian Defense and Security Technologies.
Ia mengenyam pendidikan di Negeri Sakura dengan program beasiswa di National Defense Academy of Japan. Lalu melanjutkan kuliah program S-2 Magister Manajemen di salah satu universitas di Jerman dan S-3 di Institut Pertanian Bogor.
Karier profesionalnya dimulai di 2014 sebagai Corporate Secretary di Nusantara Energy, kemudian dipercaya menjadi CEO Garuda TV pada tahun 2018. Selanjutnya dia juga menjadi CEO PT Nusantara Telematics System sejak 2019 dan Chairman PT Sahabat Sejati Sejahtera Farma sejak 2020.
Kiprahnya di dunia politik mulai 2010 ketika dia menjadi asisten pribadi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Pada tahun 2020, dia menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Gerindra, kemudian terpilih menjadi Ketua DPD Gerindra Jateng.