18 Juli 2024
18:00 WIB
Ekonom: Pengangkatan Keponakan Prabowo Jadi Wamenkeu Beri Sentimen Negatif Ke Perekonomian
Ekonom Celios Bhima Yudhistira menilai pengangkatan keponakan prabowo menjadi Wakil Menteri Keuangan jadi sentimen negatif untuk perekonomian karena dinilai menormalisasi nepotisme.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Petugas kebersihan melintas di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARAFOTO/Puspa Perwitasari
JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat dan rupiah melemah ini beriringan dengan kabar Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang baru saja resmi melantik tiga wakil menteri (wamen) baru Kabinet Indonesia Maju.
Thomas Djiwandono dilantik menjadi Wamen Keuangan, Sudaryono menjadi Wamen Pertanian, hingga Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Yuliot Tanjung, menjadi Wamen Investasi. Pelantikan dan pengambilan sumpah dilakukan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (18/7) oleh Presiden Jokowi.
Menanggapi pelantikan wamen tersebut, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, dari ketiga wamen yang telah dilantik, yang paling disorot adalah Wamenkeu.
Pasalnya, hal itu berdampak pada Rupiah yang sudah melemah ke Rp16.156 per dolar AS karena kekhawatiran manajemen fiskal ke depan.
"Pengangkatan keponakan Prabowo atau kerabat dekat sekaligus bendahara umum Gerindra sebagai wamenkeu akan menimbulkan sentimen negatif bagi perekonomian terutama di masa transisi," tegas Bhima kepada Validnews, Kamis (18/7).
Baca Juga: Wamen Yuliot Pastikan Investasi Tetap Lancar Di Masa Transisi
Menurutnya, keputusan ini seolah nepotisme yang dinormalisasi persis era Orba. Padahal, kebijakan fiskal memainkan peran sentral dan seharusnya dipimpin sosok yang punya track record serta bebas dari kepentingan keluarga dekat.
Selain itu, Bhima menilai bahwa kurang wajar apabila tim transisi pemerintahan baru sampai harus diplot jadi wamenkeu era Jokowi.
"Ini juga terindikasi semacam trust issue dari sisi Prabowo karena tekanan APBN ke depan mungkin lebih berat, sementara program prioritas Prabowo seperti makan siang gratis dan food estate harus diamankan pendanaannya," ungkapnya,
Oleh karena itu, Bhima berpendapat bahwa idealnya tim Prabowo mempersiapkan sosok teknokrat untuk mengisi pos Menteri Keuangan (Menkeu) ke depan yang memahami fiskal dan tantangan perekonomian.
Masih Kondusif
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Kamis (18/7) ditutup menguat 96,85 poin atau 1,34% ke level 7.321,07.
Lain halnya dengan IHSG, mata uang rupiah pada perdagangan Kamis (18/7) sore, justru ditutup melemah 55 poin di level Rp16.155 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan sebelumnya di level Rp16.100 per dolar AS.
Sementara itu, kepada Validnews, Kamis (18/7), Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta melihat bahwa IHSG masih bertahan menguat di satu persenan. Dengan demikian, ia mengartikan bahwa sejauh ini market kita juga sangat kondusif.
"Sentimennya itu kalau dari eksternal terkait dengan faktor stabilitas produk dan keamanan domestik yang kondusif. Kalau menurut saya yang kondusif di tengah-tengah nantinya akan ada pelantikan Wamenko sore ini," kata Nafan.
Baca Juga: Apindo Nilai Penunjukkan 3 Wamen Baru Bisa Jaga Optimisme Investor
Nafan berharap ke depannya kinerja ketiga wamen bisa menghasilkan performa kinerja yang bagus, yang progresif, bisa menerapkan kebijakan pro growth, pro jobs, pro poor, pro environment, pro development, dan lainnya.
"Itu namanya program pro ekonomi ya maksudnya, program yang bisa memberikan manfaat atau benefit dalam rangka memperkuat kedaulatan di bidang perekonomian," imbuhnya.
Menurut Nafan yang terpenting dari wamen adalah kinerjanya. Lantaran, hal itu yang akan terus dicermati oleh para pelaku pasar.
"Mudah-mudahan sih berjalan sangat kondusif ya, sehingga tentunya ini juga bisa memberikan keyakinan bagi para pelaku investor, bahwasanya ini investasi di tanah air memang relatively kondusif ya, kalau dilihat dari segi tingkat stabilitas politik maupun juga keamanan di tanah air," terangnya.
Hal Biasa
Di sisi lain, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka IbrahimAssuaibi menuturkan bahwa pelantikan tiga wamen merupakan hal yang biasa karena pemerintah juga terus melakukan regenerasi untuk wakil menteri.
Di sisi lain pun, dia menjelaskan, wamen-wamen ini sebenarnya adalah yang akan dipersiapkan untuk pemerintahan Prabowo-Gibran kedepannya. Ibrahim memberikan contohnya adalah wakil menteri keuangan.
"Ini sebenarnya adalah untuk mempersiapkan transisi dari menteri keuangan ke wamen yang kemungkinan besar. Wamen tersebut nanti akan diangkat sebagai menteri keuangan. Nah, respons pasar ini biasa-biasa saja," kata Ibrahim kepada Validnews, Kamis (18/7).
Ibrahim menegaskan jika IHSG maupun rupiah kemudian mengalami pelemahan, maka penyebabnya bukan dari domestik, melainkan dari ancaman perang dagang oleh calon Presiden Trump terhadap Tiongkok.
"Ini kemungkinan besar akan dimulai lagi setelah Donald Trump dilantik sebagai Presiden kalau seandainya memenangkan Pilpres di bulan November tahun 2024," ujarnya.
Sepanjang hari ini, IHSG sempat menyentuh level tertinggi di 7.330,81, sedangkan IHSG juga sempat merosot ke level terendah di 7.220,10.