24 Februari 2023
13:34 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT PGN Tbk sebagai Subholding Gas Pertamina, melalui PT Gagas Energi Indonesia, gencar mengonversi kendaraan logistik, kendaraan roda empat, kendaraan roda tiga, light vehicle atau kendaraan penumpang, serta sepeda motor dari konvensional atau menggunakan BBM menjadi bahan bakar gas (BBG).
Konversi tersebut dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan BBG sebagai sumber energi yang ekonomis dan ramah lingkungan di masa transisi energi.
Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia Muhammad Hardiansyah. Menurut dia, BBG hadir sebagai alternatif energi ramah lingkungan karena pasokan gas bumi yang cukup melimpah di dalam negeri. Bahkan, BBG dia sebut bisa memberi penghematan biaya bahan bakar hingga 30%.
"Subholding Gas Pertamina mencoba memberi alternatif energi untuk transportasi sebagai pelengkap yang sudah ada. BBM memang tetap ada, ke depan juga ada EV, tapi transisi energi BBM menuju energi terbarukan butuh waktu dan di situlah peran Subholding Gas untuk mengisi transisi," jelas Hardiansyah di Jakarta, Jumat (24/2).
Baca Juga: Ini Lima Pilar Strategi Inisiatif Pertamina Tahun 2023
Soal harga, dia menyebutkan tarif BBG yang ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah Rp4.500 per Liter Setara Premium (LSP). Harga tersebut pun merata di seluruh Indonesia, di mana saat ini terdapat 50 titik pengisian BBG dan akan terus bertambah.
"Saat ini ada 50 titik pengisian BBG dan kami sedang upayakan untuk mengaktivasi 34 SPBG lainnya," tambah dia.
Khusus untuk sepeda motor, Hardiansyah mengatakan saat ini pihaknya fokus untuk mengonversikan kendaraan itu agar bisa menggunakan BBG. Berdasarkan roadmap-nya, sepeda motor nantinya akan tetap bisa menggunakan BBM di samping penggunaan BBG karena adanya sistem dual fuel.
Dalam hal ini, gas bumi untuk sepeda motor ditampung dalam dua tabung dengan total kapasitas 2,5 LSP untuk menempuh jarak hingga 100 km. Tabung gas berbahan baja itu bisa bertahan hingga 20 tahun sehingga aman digunakan untuk sepeda motor.
"Hampir semua kendaraan bisa dikonversikan ke BBG dengan sistem Diesel Dual Fuel (DDF) atau bahan bakar ganda selain diesel," kata Hardiansyah.
Untuk kendaraan logistik, Subholding Gas sudah melakukan konversi pada kendaraan pengangkut BBM milik Pertamina dengan sistem dual fuel. Efisiensi yang didapatkan dari konversi itu, sambungnya, mencapai 54% dan pengurangan emisi hingga 20%.
Baca Juga: PGN Salurkan Gas Untuk 9.200 Rumah Di Bekasi
Selain kendaraan logistik dan sepeda motor, Hardiansyah mengatakan konversi BBG untuk kendaraan penumpang roda empat juga akan memberikan efisiensi. Tak tanggung-tanggung, efisiensi yang didapatkan pengguna kendaraan roda empat akan mencapai 55% atau sekitar Rp30 juta per tahun dengan volume pemakaian gas 15 liter per hari per kendaraan.
Besarnya tingkat efisiensi yang dimiliki gas bumi tak lepas dari komposisi komoditas tersebut. Pasalnya, gas bumi terdiri dari metana yang beroktan tinggi dan rendah emisi sehingga menjadikan BBG sebagai bahan bakar yang rendah emisi hingga 20%. Di sisi lain, tarikan dan tenaga kendaraan pun ia sebut bisa lebih besar.
"Cadangan kita masih banyak dan saatnya Subholding Gas Pertamina bisa memberikan kontribusi complementary dengan alternatif lain, yakni gas bumi untuk transportasi," tandasnya.