07 Februari 2023
18:53 WIB
Penulis: Yoseph Krishna
JAKARTA – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati memastikan pihaknya telah merancang lima pilar strategi inisiatif untuk menjalani operasional sepanjang 2023 ini.
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, Nicke menjelaskan strategi pertama ialah balancing economic and social value.
Pada strategi ini, PT Pertamina akan mengusung salah satunya program Jaringan Gas Rumah Tangga (Jargas).
"Sudah ada program, baik itu dari APBN maupun pembangunan jargas yang mendapat pendanaan dari subholding gas," ungkapnya di Jakarta, Selasa (7/2).
Untuk 2022, Nicke menyebut terdapat sekitar 982 ribu Sambungan Rumah (SR) secara kumulatif yang terhubung dengan Jargas. Sedangkan tahun ini, pihaknya menargetkan jumlah itu meningkat menjadi sekitar 1,37 juta SR.
Dari sisi bahan bakar minyak (BBM) dan LPG, Pertamina juga akan menggencarkan program One Village One Outlet. Hingga saat ini, Nicke menjelaskan tercatat sekitar 70.429 outlet berdiri di desa-desa lewat program tersebut dan tahun ini ditargetkan bertambah menjadi sekitar 73 ribu unit.
"Jika jumlah desa ada sekitar 88 ribu, itulah target akhir kita yang kita harapkan," sambung Nicke.
Strategi berikutnya adalah terkait business model inovation. Menurut dia, menginovasikan model bisnis sangat diperlukan dalam rangka menyikapi target peningkatan market value.
Setelah subholding terbentuk, Nicke mengatakan pihaknya langsung melancarkan program-program unlocking the value, baik untuk strategic partnership maupun lewat initial public offering (IPO).
"Seperti tahun 2022, kita lakukan strategi partnership hingga kita memiliki partner perusahaan shipping terbesar di dunia dan kita akan masuk pasar virtual pipeline dengan menyesuaikan tren transisi energi. Ini akan menjadi komoditas yang diangkut," urai dia.
Baca Juga: Siap-Siap, Pemerintah Akan Terapkan Kuota Harian BBM Bersubsidi
Tahun ini, Pertamina menargetkan Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk melakukan unlocking the value. Dengan melihat potensi yang ada, Nicke pun yakin hal itu tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi juga dibutuhkan backup baik dari sisi teknologi ataupun pendanaan.
Tak hanya itu, Pertamina juga menyiapkan unlocking the value untuk petrochemical dalam rangka memitigasi risiko jangka panjang ketika demand BBM sedang menurun. Artinya, kilang-kilang BBM Pertamina akan diintegrasikan dengan pabrik petrochemical.
Dengan begitu, ia menegaskan bukan hanya kilang kelolaan yang harus menambah kemampuan, tetapi dari sisi commercial and trading pun juga harus meningkatkan kapasitas mereka untuk petrochemical.
"Target kita adalah pertumbuhan 60% untuk commercial and trading. Jadi untuk tahun 2023, harus terjadi trading petrochemical yang agresif," tegasnya.
Demikian pula dengan biofuel, dimana pemerintah sudah bergerak dari B30 ke B35, lalu akan merambah juga ke B40. PT Pertamina, lanjut Nicke, akan sesegera mungkin akan memroduksi Gasoline, Methanol, dan Ethanol (GME), hingga Ethanol5 (E5).
"Kita akan jalankan dari sisi produksinya, pencampurannya, hingga pada sisi distribusi ke masyarakat," kata Nicke.
Teknologi dan Investasi
Kemudian, Nicke menyebut strategi inisiatif lainnya adalah soal technology leadership. Apalagi di era transisi energi, pemanfaatan teknologi memegang peranan yang sangat kuat sehingga Pertamina akan menerapkan teknologi terkini, baik untuk peningkatan produksi di hulu ataupun mendukung NZE.
"Penerapan teknologi terkini akan kami lakukan untuk peningkatan produksi lewat EOR ataupun mendukung Net Zero Emission (NZE) melalui CCUS, serta digitalisasi di semua lini bisnis perusahaan," papar dia.
Keempat, ialah strategi investasi. Mengingat BUMN adalah motor pendorong ekonomi nasional, PT Pertamina berkomitmen untuk memperluas investasi, khususnya untuk proyek-proyek yang masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN).
"Proyek PSN akan kita teruskan, termasuk juga portofolio lain yang masih ada di Pertamina, seperti untuk health company melalui Pertamina Bina Medika," pungkas Nicke.
Strategi terakhir ialah berkenaan dengan sumber daya manusia (SDM), dimana PT Pertamina akan terus melancarkan program Women Leadership maupun Milenial Nominated Talent. Hal itu tercermin dari sekitar 19,4% pekerja di PT Pertamina yang merupakan perempuan dan 45,4% merupakan kalangan milenial sepanjang 2022 lalu.
"Tahun 2023 meski persentasenya kelihatan menurun, tetapi angkanya kami pastikan bertambah," tandasnya.