c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

07 Desember 2023

14:38 WIB

Omnichannel, Strategi Pikat 74 Juta Konsumen Gen Z Di Indonesia

Dengan tech savvy, Gen Z memiliki ekspektasi dapat berbelanja kapanpun dan di manapun. Pebisnis harus beradaptasi dengan omnichannel untuk menghadirkan pengalaman berbelanja seamless bagi mereka

<i>Omnichannel</i>, Strategi Pikat 74 Juta Konsumen Gen Z Di Indonesia
<i>Omnichannel</i>, Strategi Pikat 74 Juta Konsumen Gen Z Di Indonesia
Ilustrasi belanja online. Shutterstock/William Potter

TANGERANG - Menurut data Sensus Penduduk pada 2020, Gen Z adalah generasi dengan populasi terbesar di Indonesia, yakni sebanyak 74,93 juta atau 27,94% dari total penduduk. Generasi kelahiran 1996-2012 ini telah memasuki usia pekerja produktif dengan proyeksi pendapatan yang terus meningkat.

Karena itulah, generasi ini memiliki potensi daya beli yang tinggi yang dapat mempengaruhi tren belanja dalam beberapa tahun mendatang. Dengan daya konsumsi unik dan berbeda dengan dengan generasi lainnya, Gen Z bahkan bersedia mengeluarkan uang lebih banyak untuk memperoleh barang atau jasa yang premium, sekaligus menonjolkan sisi individualitas mereka.

Mengutamakan kenyamanan dan kepraktisan, mereka memiliki karakteristik tech savvy dan kerap mengandalkan ulasan positif dari berbagai sumber digital sebelum membeli sebuah produk atau jasa. 

Mengutip McKinsey pada 2018, Gen Z memiliki ekspektasi agar mampu mengakses produk di manapun dan kapanpun secara seamless, sehingga semakin mengaburkan batasan antara kanal online maupun offline.

Perilaku konsumsi ini juga didukung dengan pergeseran tren belanja pasca pandemi. Data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyebutkan, 60% masyarakat mulai berbelanja secara offline, 25% tetap berbelanja secara online, dan 15% gabungan keduanya.

Oleh karena itu, penting bagi pemegang merek, untuk memahami dan mengadopsi strategi yang matang guna menghadapi era tren belanja terbaru. Salah satunya memanfaatkan peluang menjadi yang terdepan melalui strategi omnichannel commerce.

Baca Juga: Survei: 72% Masyarakat Indonesia Pakai Internet Untuk Belanja

Menuju Seamless Shopping 
Istilah omnichannel commerce sendiri, mungkin masih terdengar asing di kalangan masyarakat, bahkan pemilik merek atau brands. Padahal, strategi bisnis ini dapat menjadi respons tepat dari kebutuhan belanja Gen Z. Hal ini karena pendekatan tersebut menawarkan konsep berjualan yang menggunakan lebih dari satu kanal untuk melakukan pemasaran dan penjualan. Tentunya, demi menciptakan pengalaman berbelanja yang terintegrasi dan seamless.

Dengan adanya strategi omnichannel, jika sebelumnya brands hanya menggunakan strategi multichannel -yaitu memiliki berbagai kanal penjualan seperti toko fisik, marketplace, website, live streaming, hingga chat commerce tanpa kesinambungan-, kini brands dapat meningkatkan kenyamanan konsumen saat berinteraksi dalam setiap sales touchpoint. Yakni melalui integrasi dari setiap kanal penjualan tanpa batasan apapun.


Ilustrasi Gen Z di Indonesia. dok.Shutterstock/Odua Images 

 

Yongky Susilo, Board Expert, Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) memaparkan, kini konsumen membutuhkan seamless shopping experience. Mulai dari survei produk melalui ponsel, serta konten yang interaktif dan real-time seperti live streaming; saat mengunjungi toko offline untuk melihat langsung dan konsultasi produk; pembayaran hingga sampai diterima konsumen.

“Segala proses pembelian ini secara otomatis diperbarui dalam aplikasi, terintegrasi tanpa hambatan dan kerumitan dari sisi konsumen. Brand leverage yang terdiri dari awareness, trial sampai pada kepuasan saja tidak cukup, karena masih dibutuhkan berbagai disrupsi teknologi dan layanan untuk meningkatkan pengalaman berbelanja yang maksimal, lancar, dan efisien,” kata dalam keterangannya, Kamis (7/12),

Dalam mengimplementasikan strategi omnichannel commerce, dibutuhkan juga eksekusi yang matang, di mana brands harus memperhatikan beberapa potensi kendala selama proses adaptasi ke ranah digital.

Danang Cahyono, Chief Operating Officer SIRCLO menjelaskan, sebagai penyedia omnichannel enabler terdepan di Indonesia selama 10 tahun terakhir, SIRCLO menemukan beberapa titik kesulitan yang dihadapi brands saat mengadopsi strategi omnichannel. Di antaranya, dibutuhkan kapasitas inventory yang besar saat menampung berbagai jenis produk di seluruh platform penjualan.

Kemudian, kendala logistik, serta minimnya kemahiran teknologi untuk mengeksekusi strategi ini. “Oleh karena itu, kerjasama antara para ahli dan brands guna menghadirkan seamless shopping experience menjadi penting agar seluruh proses dapat berjalan dengan lancar dari hulu ke hilir,” tuturnya.

Menenangkan Hati Gen Z 
Singkatnya, kehadiran strategi omnichannel menjadi penting bagi brands untuk memastikan pelayanan yang menyenangkan pada setiap interaksi antara penjual dan konsumen. 

Dengan misi memaksimalkan potensi pelaku bisnis, SIRCLO, lanjutnya, menghadirkan berbagai solusi teknologi ahli yang memungkinkan brands berskala besar atau enterprise untuk berjualan di berbagai kanal secara terintegrasi. Seperti marketplace, website, maupun sinkronisasi stok produk pada toko fisik.

Bahkan melalui tren pemasaran dan dengan pola belanja yang semakin berkembang, SIRCLO merambah pada strategi live streaming atau pemasaran produk secara daring melalui penyiaran langsung, di mana pembeli dapat berinteraksi dengan penjual secara real-time. Selaras dengan data Jakpat, metode berjualan secara live streaming ini didominasi oleh 87% audiens dari Gen Z.

Baca Juga: Belanja Online VS Offline, Kini Mana yang Lebih Unggul?

Salah satu perusahaan multinasional yang mempercayakan SIRCLO sebagai mitra strategis untuk mengelola berbagai kanal penjualan secara daring adalah Thermos, produsen global dan pelopor produk wadah insulasi vakum inovatif dan berteknologi tinggi. Saat ini, Thermos telah mempercayakan ragam layanan SIRCLO, meliputi SIRCLO Commerce, solusi memperluas pasarnya melalui berbagai kanal penjualan online.

Kemudian, SIRCLO Swift, penyedia teknologi omnichannel terintegrasi, SIRCLO StreamLab, solusi live streaming di berbagai kanal e-commerce, serta penyediaan strategi marketing yang komprehensif.

Melalui SIRCLO Commerce, Thermos secara bertahap merambah berbagai kanal e-commerce di Indonesia, guna memudahkan konsumen menjangkau produknya. Menurut data internal Thermos, pertumbuhan kesuksesan penjualan terus meningkat hingga 2 kali lipat dari sebelumnya, sejak dikelola oleh SIRCLO Commerce.

SIRCLO juga mencatatkan peningkatkan jumlah traffic ke toko daring hingga 50% saat periode kampanye payday dan festival double date melalui layanan SIRCLO StreamLab, dengan strategi promosi terbatas bagi produk andalannya. Melihat antusiasme di berbagai kanal penjualan online, Thermos Indonesia akan turut memperluas presensinya melalui website resmi.

Kenichi Nishijima, Director Thermos Indonesia mengatakan, sejak awal, pihaknya melihat potensi besar di kanal penjualan online Indonesia. Karena itu, lanjutnya, dibutuhkan strategi yang komprehensif untuk hadir di seluruh kanal penjualan online.

“Sehingga kapanpun konsumen ingin berbelanja, produk kami sudah tersedia di berbagai e-commerce yang mereka sukai. Thermos Indonesia mempercayakan SIRCLO untuk mengelola seluruh kanal penjualan online, karena pengalaman dan keahliannya menjadi omnichannel commerce enabler selama 10 tahun di Indonesia,” tuturnya.

Menurutnya, kapabilitas yang dimiliki oleh SIRCLO selama 10 tahun berkecimpung di dunia e-commerce enablement, menjadi kekuatan yang ditawarkan bagi brands berskala enterprise.

“Dengan kolaborasi yang baik antara Thermos dan SIRCLO, kita dapat menyaksikan pertumbuhan selama setahun terakhir. SIRCLO berkomitmen untuk terus menghadirkan solusi teknologi yang terbaru dan relevan agar brands mampu beradaptasi dengan perubahan industri dan menjangkau konsumen yang lebih luas, terutama Gen Z yang akan mendominasi pasar dalam beberapa tahun ke depan,” tandas Danang.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar