c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

18 September 2025

11:15 WIB

OJK Waspadai Serangan Siber Terorganisasi di Sektor Perbankan

OJK mengakui, serangan siber saat ini terorganisasi dalam bentuk kelompok, bukan individu. Pola kejahatan digital makin kompleks dan berisiko tinggi bagi sektor jasa keuangan.

Editor: Khairul Kahfi

<p>OJK Waspadai Serangan Siber Terorganisasi di Sektor Perbankan</p>
<p>OJK Waspadai Serangan Siber Terorganisasi di Sektor Perbankan</p>

Ilustrasi hacker. Shutterstock/dok

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen memperkuat pengamanan sistem perbankan dari ancaman serangan siber.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengakui, serangan siber saat ini tidak lagi dilakukan secara individu, melainkan sudah terorganisasi dalam bentuk kelompok. Kondisi tersebut membuat pola kejahatan digital makin kompleks dan berisiko tinggi bagi sektor jasa keuangan.

Cyber attack dan scamming ini sekarang seperti sudah incorporated. Artinya, memang mereka itu sudah bukan lagi perseorangan, tetapi ini sudah merupakan suatu kelompok. Sudah incorporated, mereka itu sudah membuka jejaring dan lain sebagainya," ujar Dian melansir Antara, Jakarta, dikutip Kamis (18/9).

Baca Juga: OJK Gandeng BSSN Hadapi Maraknya Serangan Siber Sistem Perbankan

Dia menjelaskan, OJK telah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap perbankan, terutama Bank Pembangunan Daerah (BPD) setelah beberapa kasus yang mencuat. Dari hasil pemeriksaan, ditemukan sejumlah titik lemah yang berpotensi dimanfaatkan pelaku serangan siber.

Selain itu, Dian menuturkan, OJK kini mengedepankan pendekatan terintegrasi dalam penanganan kasus serangan siber, termasuk saat dugaan pembobolan Rekening Dana Nasabah (RDN) di salah satu sekuritas. OJK siap melakukan pemeriksaan bersama lintas sektor pasar modal dan perbankan terkait hal ini.

"Kami (pengawas perbankan), berdua dengan Pak Inarno (Kepala eksekutif PMDK OJK) itu juga sudah bisa mengidentifikasi persoalan-persoalan pokok yang ada di bank maupun yang ada di pasar modal," katanya.

Baca Juga: Marak Serangan Siber, OJK Minta Bank Perkuat Sistem Keamanan

Dalam kesempatan itu, Anggota Komisi XI DPR RI Puteri Anetta Komarudin menyoroti isu dugaan kebobolan rekening dana nasabah milik suatu perusahaan sekuritas di salah satu bank swasta yang menimbulkan kerugian miliaran rupiah bagi investor. Ia meminta OJK memberikan klarifikasi terbuka untuk meredam keresahan publik.

“Nah, kasus ini selain menimbulkan kerugian miliaran untuk investornya, juga memicu kekhawatiran kepada publik, masyarakat umum, investor,” ujar Puteri.

Respons BCA
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menanggapi isu dugaan pembobolan RDN milik anak usaha PT Panca Global Kapital Tbk (PEGE) yang ditempatkan di BCA.

BCA memastikan sistem internal tetap aman. EVP Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn menegaskan, tidak ada kerugian finansial yang dialami nasabah.

“BCA senantiasa melakukan pengamanan data dengan standar keamanan berlapis serta mitigasi risiko yang diperlukan. Kami juga mendukung perusahaan sekuritas dalam investigasi mendalam,” ungkap Hera.

Baca Juga: BCA Bantah Isu Pembobolan Rekening Dana Investasi Capai Rp70 M

Adapun PEGE sebelumnya melaporkan adanya aktivitas mencurigakan pada rekening dana nasabah anak usahanya, PT Panca Global Sekuritas (PGS), pada 9 September 2025. Aktivitas tersebut berupa penarikan dana berulang dalam waktu singkat yang diduga dilakukan melalui BCA Klik Bisnis.

Manajemen PGS masih memverifikasi dan berkoordinasi dengan pihak bank untuk memastikan jumlah kerugian akibat kejadian tersebut.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar