c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

04 September 2023

18:36 WIB

OJK Siap Awasi Perdagangan Karbon di Bursa Karbon

Berlakunya POJK No. 14/D.04/2023 Perdagangan Karbon di Bursa Karbon diharapkan bisa meminimalisir multitafsir dan kemungkinan pelanggaran atas ketentuan.

Penulis: Fitriana Monica Sari

Editor: Fin Harini

OJK Siap Awasi Perdagangan Karbon di Bursa Karbon
OJK Siap Awasi Perdagangan Karbon di Bursa Karbon
Suasana gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di kawasan Semanggi, Jakarta, Rabu (21/6/2023) . ValidNewsID/Fikhri Fathoni

MEDAN - Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hasan Fawzi menyatakan bahwa OJK siap untuk mulai mengawasi proses perdagangan karbon melalui Bursa Karbon yang direncanakan dimulai pada bulan September ini. 

Terkait hal itu, OJK sebagai regulator telah menerbitkan POJK Nomor 14 Tahun 2023 tentang Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon sebagai aturan pendukung dalam penyelenggaraan perdagangan karbon melalui Bursa Karbon.

“Dalam prosesnya, POJK tersebut telah mendapat persetujuan dalam rapat konsultasi bersama Komisi XI DPR RI beberapa waktu yang lalu. Perkembangan tersebut, tentunya meningkatkan optimisme kita untuk mencapai target penyelenggaraan perdana unit karbon di Bursa Karbon pada akhir September," kata Hasan dalam keterangan resmi, Senin (4/9).

Baca Juga: Airlangga: ASEAN Perlu Bersatu Dalam Perdagangan Karbon

Dengan berlakunya POJK No. 14/D.04/2023 Perdagangan Karbon di Bursa Karbon, diharapkan dapat meminimalisir multitafsir atas ketentuan perundang-undangan dan kemungkinan pelanggaran atas ketentuan.

Hal ini, menurutnya, sangat diperlukan untuk mewujudkan tujuan perdagangan karbon di Indonesia, yaitu memberikan nilai ekonomi atas unit karbon yang dihasilkan ataupun atas setiap upaya pengurangan emisi karbon.

Hasan menuturkan, untuk mendorong suksesnya penyelenggaraan perdana unit karbon di Bursa Karbon, telah terdapat 99 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara, yang berpotensi ikut perdagangan karbon tahun ini.

"Jumlah ini setara dengan 86% dari total PLTU Batu Bara yang beroperasi di Indonesia," terangnya.

Selain dari subsektor pembangkit listrik, lanjut dia, perdagangan karbon di Indonesia juga akan diramaikan oleh sektor lain yang akan bertransaksi di bursa karbon, seperti sektor Kehutanan, Perkebunan, Migas, Industri Umum, dan lain sebagainya.

Gelar Seminar Nasional
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara Agus Tripriyono menyampaikan apresiasi, dukungan, harapannya terhadap penyelenggaraan kegiatan seminar nasional bertema “Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dan Peluang Perdagangan Bursa Karbon di Indonesia".

Menurut Agus, isu pembangunan berkelanjutan lingkungan hidup ini menjadi agenda yang sangat penting bagi masyarakat internasional nasional dan daerah khususnya di Provinsi Sumatera Utara dalam penyusunan program dan kebijakan di bidang lingkungan hidup.

"Karena tanpa intervensi, fenomena triple planetary crisis akan menyebabkan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan yang dibutuhkan sebagai penopang kehidupan dan pertumbuhan ekonomi,” ujar Agus.

Baca Juga: Susul BEI, ICX Siap Jadi Penyelenggara Bursa Karbon

Adapun, seminar nasional ini merupakan sinergi dan kolaborasi OJK bersama beberapa Kementerian dan Lembaga terkait yang ditujukan untuk meningkatkan pemahaman pemangku kepentingan dalam hal penyelenggaraan Bursa Karbon secara komprehensif.

Kegiatan seminar dimaksud telah dilaksanakan di Surabaya dan Balikpapan. Selanjutnya, kegiatan seminar juga akan dilaksanakan di Jambi.

OJK berharap dengan adanya seminar di kota besar seluruh Indonesia dapat membantu masyarakat umum dan pemangku kepentingan dapat memahami peranan dari setiap lembaga yang terlibat dalam ekosistem perdagangan karbon, termasuk peranan regulator, pengembang proyek, konsultan, lembaga akreditasi, lembaga validasi/verifikasi, akademisi, dan juga pihak lainnya.

Dengan demikian, bursa karbon Indonesia dapat menjadi bursa karbon yang terpercaya, terbesar, dan berkontribusi. Bukan hanya untuk kepentingan nasional, tetapi juga kontribusi terhadap program pengurangan emisi GRK secara global.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar