24 April 2025
14:13 WIB
OJK: Penyaluran Kredit Perbankan Maret 2025 Tumbuh 9,16%
Kredit perbankan pada Maret 2025 mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,16% (yoy) menjadi Rp7.908,4 triliun.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. ANTARA/HO-OJK
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, stabilitas sektor jasa keuangan nasional tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian global. Hal itu didukung oleh permodalan yang kuat, likuiditas yang memadai, profil risiko yang manageable, serta kinerja sektor jasa keuangan yang tumbuh positif.
"Kinerja intermediasi perbankan tumbuh positif dengan profil risiko yang terjaga. Kredit perbankan pada Maret 2025 mencatatkan pertumbuhan sebesar 9,16% (yoy) menjadi Rp7.908,4 triliun," kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2025 di Jakarta, Kamis (24/4).
Dia menjelaskan, pertumbuhan kredit perbankan utamanya didorong oleh Kredit Investasi yang tumbuh tinggi sebesar 13,36% (yoy). Kemudian, diikuti oleh Kredit Konsumsi sebesar 9,32% (yoy), sedangkan Kredit Modal Kerja sebesar 6,51% (yoy).
Sementara itu, kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio non-performing loan (NPL) gross sebesar 2,17% dan NPL net sebesar 0,80%.
Baca Juga: BI: Pertumbuhan Kredit Perbankan Maret 2025 Melambat
Mahendra menilai Loan at Risk (LaR) juga relatif stabil, tercatat sebesar 9,86% dari sebelumnya 9,77% pada Februari 2025.
Di sisi lain, DPK perbankan tercatat tumbuh sebesar 4,75% (yoy) menjadi Rp9.010 triliun, dengan giro, tabungan, dan deposito masing-masing tumbuh sebesar 4,01%, 7,74%, dan 2,89% (yoy).
"Ketahanan perbankan terjaga kuat dengan tingkat permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada Maret 2025 yang berada di level tinggi, yakni sebesar 25,43%," ungkap Mahendra.
Dia menyebut, likuiditas perbankan pada Maret 2025 tetap memadai dengan rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) masing-masing tercatat sebesar 116,05% dan 26,22%, jauh di atas threshold, masing-masing sebesar 50% dan 10%.
Kinerja Pasar Saham
Di tengah sentimen terhadap kondisi perekonomian global, Mahendra menyampaikan, kinerja pasar saham domestik pada kuartal I/2025 menunjukkan resiliensi.
"Pasar saham domestik ditutup menguat sebesar 3,83% (mtd) pada 27 Maret 2025 ke level 6.510,62, dan ytd melemah 8,04%, dengan nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.126 triliun atau naik 2,27% mtd dan turun 9,80% ytd," urainya.
Sementara itu, investor nonresiden membukukan net sell sebesar Rp8,02 triliun (mtd), di mana jika secara year to date (ytd) net sell sebesar Rp29,92 triliun.
Baca Juga: Gara-Gara Trump, Pertumbuhan Kredit Perbankan Diramal Tak Sesuai Target BI
Pascalibur Lebaran, pasar saham domestik sempat mengalami volatilitas yang tinggi, sehingga bursa melakukan trading halt sementara pada hari pertama pasar dibuka pascalibur Lebaran, tanggal 8 April 2025. Namun demikian, tekanan telah berkurang signifikan.
Pada 22 April 2025, IHSG telah menunjukkan perkembangan positif dan ditutup pada level 6.538,27, dengan nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.354 triliun.
Penghimpunan dana di pasar modal pada kuartal I/2025 masih dalam tren yang positif. Tercatat, nilai Penawaran Umum mencapai Rp59,83 triliun, di mana Rp3,24 triliun di antaranya merupakan fundraising dari lima emiten baru.
Sementara itu, masih terdapat 77 pipeline Penawaran Umum dengan perkiraan nilai indikatif sebesar Rp54,09 triliun.