10 Januari 2025
14:33 WIB
OJK: Pembiayaan Kendaraan Listrik Multifinance November 2024 Turun Jadi Rp16,69 T
Penyaluran pembiayaan kendaraan listrik perusahaan multifinance per November 2024 turun menjadi Rp16,69 triliun. Nilai ini terbilang kecil karena hanya menyumbang 1,81% dari total piutang pembiayaan.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Khairul Kahfi
Ilustrasi - Sederet mobil listrik Zeekr X yang siap untuk diekspor. Antara/X-Zeekr
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan, penyaluran pembiayaan kendaraan listrik perusahaan multifinance per November 2024 turun menjadi Rp16,69 triliun. Nilai ini terbilang kecil karena hanya menyumbang 1,81% dari total piutang pembiayaan.
Jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya, nilai penyaluran pembiayaan kendaraan listrik perusahaan multifinance ini mengalami penurunan sebesar Rp4,65 triliun. Tercatat, per Oktober 2024, penyaluran pembiayaan kendaraan listrik perusahaan multifinance mencapai Rp21,34 triliun atau sebesar 4,25% dari total piutang pembiayaan.
"Penyaluran pembiayaan kendaraan listrik per November 2024 mencapai Rp16,69 triliun atau sebesar 1,81% dari total piutang pembiayaan," kata Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Jakarta, Kamis (9/1).
Baca Juga: Produsen Kendaraan Listrik China Sepakat, RI Jadi Hub Produksi Ekspor
Meski menurun, Agusman memprediksi, pembiayaan multifinance untuk kendaraan listrik ke depannya akan terus meningkat. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana perkembangan serta dukungan pemerintah dalam membangun ekosistem kendaraan listrik di tanah air.
"Pembiayaan kendaraan listrik ke depan diperkirakan akan kembali mengalami peningkatan, dan dapat berkontribusi dalam mendorong percepatan terbentuknya ekosistem green financing di Indonesia," katanya optimistis.
Di samping itu, dia menyebutkan, outstanding pembiayaan kendaraan bermotor per November 2024 tercatat sebesar Rp347,87 triliun. Agusman merinci, dari total outstanding tersebut, sebesar 68,28% adalah pembiayaan kepada kendaraan bermotor baru dengan nilai sebesar Rp237,52 triliun.
Di samping itu, Agusman memproyeksikan salah satu segmen yang potensial untuk digarap perusahaan pembiayaan untuk 2025 adalah sektor perumahan. Untuk mengompensasi kinerja penjualan kendaraan baru yang terhitung lesu pada 2024.
"Pembiayaan ke sektor perumahan diperkirakan menjadi segmen pembiayaan yang potensial dengan adanya program 3 juta rumah oleh pemerintah," katanya.
Baca Juga: Moeldoko Optimis 10 Juta kendaraan listrik Terjual Tahun Depan
Selain itu, menurutnya, pembelian terhadap kendaraan bekas akan terkerek dan tumbuh positif pada 2025. Meskipun di tengah realisasi karena penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan yang cukup signifikan serta lesunya pasar otomotif dalam negeri beberapa waktu terakhir.
"Prospek pembiayaan kendaraan bekas diperkirakan akan tetap tumbuh positif (di 2025)," katanya.
Catatan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) terdapat penurunan penjualan mobil sepanjang Januari-November 2024 sebesar 14,7% (yoy) menjadi 784.788 unit. Angka ini turun dibanding periode sama tahun sebelumnya yang menyentuh angka 920.518 unit.
Selain itu, penjualan retail mobil selama Januari-November 2024 juga turun sebesar 11,2% (yoy) menjadi 806.721 unit. Jumlah ini lebih kecil ketimbang periode sama di 2023 yang sejumlah 908.473 unit.