c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

05 September 2023

20:24 WIB

OJK: Kredit Perbankan Juli 2023 Tumbuh 8,54%

OJK melaporkan, kredit perbankan Juli 2023, tumbuh 8,54% yoy. Pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 11,15% yoy. Per jenis kepemilikan, pertumbuhan kredit Bank BUMN tumbuh 9,81%

Penulis: Fitriana Monica Sari

OJK: Kredit Perbankan Juli 2023 Tumbuh 8,54%
OJK: Kredit Perbankan Juli 2023 Tumbuh 8,54%
Ilustrasi. Petugas menunjukan uang pecahan rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta I nti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (3/1/2023). Antara Foto/Muhammad Adimaja

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan kredit perbankan Juli 2023, tumbuh 8,54% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Juli 2022 menjadi Rp6.686 triliun. Kredit perbankan Juli 2023 juga berhasil tumbuh lebih besar dari kredit perbankan Juni 2023 yang hanya tumbuh sebesar 7,76% yoy.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan, di tengah volatilitas pasar keuangan serta perekonomian Eropa dan China yang cenderung melemah, sektor perbankan Indonesia tetap resilien dengan fungsi intermediasi yang terjaga dan permodalan yang kuat.

"Pada Juli 2023, kredit tumbuh sebesar 8,54% yoy menjadi Rp6.686 triliun, dari sebelumnya pada Juni 2023 tumbuh sebesar 7,76% yoy. Pertumbuhan tertinggi pada kredit investasi sebesar 11,15% yoy. Per jenis kepemilikan, pertumbuhan kredit Bank BUMN tumbuh tertinggi, yaitu sebesar 9,81% yoy," kata Dian dalam Konferensi Pers RDK Bulanan Agustus 2023 secara virtual di Jakarta, Selasa (5/9).

Dian melanjutkan, secara tahunan, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Juli 2023 menjadi 6,62% yoy atau menjadi sebesar Rp8.064 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada Giro sebesar 10,92% yoy.

Baca Juga: BI Optimistis Penyaluran Kredit Perbankan Kuartal III Lanjut Positif

OJK mendorong kinerja intermediasi dengan tetap menjaga keseimbangan antara pertumbuhan pembiayaan dan terjaganya likuiditas. 

Hasilnya, likuiditas industri perbankan pada Juli 2023 dalam level yang memadai dengan rasio-rasio likuiditas yang terjaga.

Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) tercatat turun masing-masing menjadi 118,37% dan 26,57%. Artinya, angka ini tetap jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50% dan 10%. 

Dian pun menilai kualitas kredit tetap terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,80% dan NPL gross sebesar 2,51%.

Kredit Restrukturisasi Covid
Sementara itu, pemulihan yang terus berlanjut di sektor riil mendorong penurunan kredit restrukturisasi covid-19 sebesar Rp21,91 triliun menjadi Rp339,13 triliun. Pun demikian, jumlah nasabah turun 90 ribu menjadi 1,48 juta nasabah.

"Menurunnya jumlah kredit restrukturisasi juga mendorong penurunan Loan at Risk menjadi 12,59%," ujarnya.

Adapun, jumlah kredit restrukturisasi covid-19 yang bersifat targeted, secara segmen, sektor, industri dan daerah tertentu yang memerlukan periode restrukturisasi kredit/pembiayaan tambahan selama satu tahun sampai 31 Maret 2024 adalah 45,5% dari total porsi kredit restrukturisasi covid-19 atau sebesar Rp154,3 triliun.

Baca Juga: BI Revisi Turun Kredit Perbankan 2023 Mentok Di Level 9-11%

Senada dengan hal itu, risiko pasar juga relatif rendah ditinjau dari Posisi Devisa Neto (PDN) tercatat stabil rendah sebesar 1,75%, jauh di bawah threshold 20%.

Selanjutnya, risiko yang terkait dengan suku bunga tetap terkendali dengan melandainya inflasi domestik, sehingga tingkat suku bunga relatif stabil.

"Untuk mengantisipasi potensi risiko yang mungkin timbul ke depan, kondisi industri perbankan tercatat resilien dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan sebesar 27,46%," pungkas Dian.  


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar