c

Selamat

Jumat, 29 Maret 2024

EKONOMI

16 Januari 2023

17:09 WIB

OJK dan Industri Keuangan Diminta Jaga Momentum Perekonomian

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengungkapkan, Presiden Jokowi meminta OJK dan industri keuangan untuk menjaga momentum perekomian tahun lalu.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Rheza Alfian

OJK dan Industri Keuangan Diminta Jaga Momentum Perekonomian
OJK dan Industri Keuangan Diminta Jaga Momentum Perekonomian
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar dan sejumlah perwakilan dari industri jasa keuangan menyampaikan keterangan di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/1/2023). Antara Foto/Sigid Kurniawan

JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengungkapkan, di tengah kondisi perekonomian global yang penuh tantangan, otoritas dan pelaku di sektor jasa keuangan diminta untuk terus menjaga momentum perkuatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada 2022. 

Permintaan itu diberikan oleh Presiden Joko Widodo saat menerima DK OJK beserta seluruh perwakilan pimpinan asosiasi dan industri di sektor jasa keuangan. 

“Sekalipun tentu kita harus memitigasi dampak dari kondisi tadi itu, dan juga tentu kita menyambut masa persiapan masuk ke dalam pemilihan umum dan pemilihan presiden, kinerja dan kondisi serta pertumbuhan dari sektor jasa keuangan dalam mendukung dan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional tetap terjaga baik,” ujar Mahendra dalam keterangan yang diterima, Jakarta, Senin (16/1).

Baca Juga: OJK: Perlu Perumusan Top Risk di Industri Jasa Keuangan

Dengan berbagai pengalaman dalam menyelesaikan tantangan-tantangan yang berat selama pandemi covid-19, lanjut Mahendra, presiden pun menegaskan tidak ada alasan untuk tidak optimistis menghadapi tahun 2023 ini.

Pihaknya yang merupakan regulator di sektor jasa keuangan juga akan bersinergi dengan kementerian/lembaga terkait, termasuk anggota KSSK dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan LPS. 

“Tentu sinergi, koordinasi, kerja sama, dan upaya bersama baik pemerintah… Serta yang lebih penting lagi, seluruh pemangku kepentingan, pelaku usaha, investor, industri jasa keuangan, yang akan menentukan pada gilirannya nanti bahwa tahun 2023 ini pun akan setidaknya sama baiknya. Kalaupun tidak, lebih baik lagi dari tahun 2022,” ungkapnya.

Di dalam pertemuan, pihaknya juga menyampaikan persiapan pertemuan tahunan industri jasa keuangan yang akan dilaksanakan pada awal Februari 2023. Selain itu, pertemuan juga membahas perkembangan dan kinerja di sektor jasa keuangan.

“Kami dan para pimpinan asosiasi industri jasa keuangan menyampaikan bagaimana rencana, prospek, dan tantangan ke depan yang perlu diantisipasi, dimitigasi, dan ditangani dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara) Sunarso yang mewakili industri perbankan menyampaikan, pihaknya akan mendukung langkah pemerintah dalam hal hilirisasi industri. Menurut presiden, hilirisasi industri yang berbasis ekstraksi sumber daya alam tidak bisa berhenti dan harus terus dilanjutkan.

“Hilirisasi itu bagian dari point of no return. Tadi ditegaskan lagi oleh Bapak Presiden, bahwa hilirisasi ini tidak bisa berhenti, tidak bisa kembali, maka industri perbankan committed untuk mendukung proses hilirisasi dalam rangka agar seluruh rangkaian nilai tambahnya dari proses itu dinikmati oleh masyarakat Indonesia,” kata Sunarso.

Baca Juga:OJK Terapkan Tata Kelola Berkelanjutan di Industri Jasa Keuangan

Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman yang mewakili industri pasar modal menyampaikan, kinerja positif Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Pada akhir 2022, BEI ditutup kondusif dengan Indeks Harga Saham Gabungan tumbuh 4%, rata-rata harian perdagangan mencapai Rp15 triliun, jumlah investor tumbuh mencapai lebih dari 10,3 juta investor, serta emiten yang tumbuh menjadi 833 perusahaan.

Iman juga mengapresiasi penuh Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK) yang diproyeksi berdampak positif terhadap Bursa Efek Indonesia dan perdagangan karbon. 

“Kami mengapresiasi P2SK sebagai bentuk pendalaman pasar kita ke depannya dan juga perluasan dari perdagangan Bursa Efek Indonesia, tidak hanya bursa saham tapi juga bursa karbon,” sebut Iman.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentar Login atau Daftar





TERPOPULER