c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

19 Agustus 2025

20:56 WIB

OJK: Aduan Scam Didominasi Jual-Beli Online Hingga Social Engineering

OJK mengungkapkan ada beberapa modus penipuan yang menjerat masyarakat Indonesia. Mulai dari terkait jual-beli online, love scam, hingga social engineering.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">OJK: Aduan <em>Scam</em> Didominasi Jual-Beli <em>Online</em> Hingga <em>Social Engineering</em></p>
<p id="isPasted">OJK: Aduan <em>Scam</em> Didominasi Jual-Beli <em>Online</em> Hingga <em>Social Engineering</em></p>

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi.ValidNewsID/Fitriana Monica Sari

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, ada beberapa modus penipuan yang menjerat masyarakat Indonesia. Mulai dari terkait jual-beli online, love scam, hingga social engineering.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menjelaskan, modus penipuan terbanyak datang dari jual-beli online.

"Jadi yang banyak itu, pertama penipuan terkait jual-beli online. Jadi makanya ada pemerintahan perdagangan, jual-beli online itu paling banyak," kata perempuan yang akrab disapa Kiki kepada media, Selasa (19/8).

Baca Juga: OJK Luncurkan Kampanye Nasional Berantas Scam dan Aktivitas Keuangan Ilegal

Modus penipuan selanjutnya adalah menyasar para pencari kerja. Dalam hal ini, para pencari kerja diberi iming-iming bisa mendapatkan sejumlah uang ketika selesai mengerjakan suatu misi.

Setelah terjerat dengan modus ini, masyarakat diberikan persyaratan jika ingin lanjut ke tahap selanjutnya, harus mengirimkan sejumlah uang terlebih dahulu dengan iming-iming akan diganti berkali lipat.

"Terus (modus penipuan) pencari kerjaan itu juga banyak. Pertama, dia disuruh kerja sesuatu, dapat uang. Tapi, kalau mau next level, dia harus transfer dulu, itu banyak," imbuhnya.

Selain menyasar pencari kerja dan konsumen yang suka belanja online, para penipu juga melancarkan aksinya melalui love scam.

Menurut Kiki, modus penipuan love scam ini biasanya menyasar wanita-wanita yang masih single atau bapak-bapak yang sudah menikah tapi kesepian.

"Itu banyak sekali yang menjadi korban dari love scam. Itu banyak sekali," jelas dia mengingatkan.

Selain itu, lanjut Kiki, juga ada modus penipuan social engineering. Dalam hal ini, social engineering memanfaatkan psikologi seseorang, baik gembira, sedih, panik, hingga serakah.

Baca Juga: OJK Ungkap Alasan Masyarakat RI Telat Lapor Usai Kena Scam

Dia memberikan contoh untuk psikologi orang gembira adalah ketika mendapatkan suatu hadiah. Psikologi orang sedih adalah ketika terkena bencana. Psikologi orang panik adalah ketika seorang ibu mendapat kabar bahwa anaknya terkena narkoba dan harus segera dibayar sebagai jaminan. Sedangkan, psikologi orang serakah adalah terkait investasi yang menjanjikan untung besar dengan cara mudah.

"Jadi memanfaatkan psikologi orang yang berlebihan. Entah berlebihan sedih, berlebihan senang, berlebihan serakah, berlebihan gembira. Itu juga menjadi sasaran mereka," terang Kiki.

Oleh karena itu, Kiki kembali menekankan agar masyarakat Indonesia harus berpikir bijak sebelum mentransfer sejumlah uang. Lantaran, semua modus penipuan pasti akan terkait dengan uang.

"Kalau sesuatu kita harus mentransfer, pikir lagi deh, bener enggak? Karena semuanya itu pasti terkait dengan uang. Enggak mungkin nggak terkait dengan uang," tegas dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar