05 September 2023
08:38 WIB
Penulis: Erlinda Puspita
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi menyatakan, stok ketersediaan pangan nasional terutama pada 12 komoditas dipastikan aman dan cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga akhir tahun 2023.
Komoditas ini adalah beras, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula konsumsi, dan minyak goreng.
“Proyeksi neraca pangan periode Januari hingga Oktober sebagai early warning system, semua komoditas pangan diproyeksikan aman,” kata Arief dalam pemaparannya di Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi IV DPR RI, Senin (4/9).
Baca Juga: NFA: Stok Cadangan Beras Pemerintah Aman Hingga Akhir Tahun
Meski demikian, dari data yang disajikan Arief, per 28 Agustus 2023, komoditas kedelai, bawang putih, daging sapi kerbau, dan gula konsumsi membutuhkan pasokan impor.
Berkaitan dengan cadangan pangan, saat ini BUMN pangan dan Bapanas sedang berprogres dalam penguatan cadangan pangan pemerintah (CPP), baik melalui subsidi bunga pinjaman maupun pemberian penjaminan pemerintah.
Arief menegaskan, stok level setiap komoditas tersebut ditargetkan bisa mencapai 5% hingga 10% dari kebutuhan atau market share nasional, sehingga bisa mengintervensi harga pasar.
“Hampir semua komoditas sudah kami siapkan stoknya. Untuk jagung dan kedelai, kami terus dorong Perum Bulog untuk bisa melakukan penguatan cadangan jagung pemerintah,” ujarnya.
Secara rinci, saat ini Cadangan Beras Pemerintah Daerah Provinsi (CBPP) hingga akhir Agustus 2023 sebesar 6.437,93 ton. Sedangkan stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) sebesar 24.759 ton. Lalu stok pemasukan beras luar negeri Bulog sebanyak 683.017 ton, dan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di mitra Bulog sebesar 590.826 ton.
“Badan Pangan Nasional terus mendorong pemerintah daerah untuk memiliki cadangan beras pemerintah provinsi (CBPP),” tutur Arief menegaskan.
Arief menambahkan, untuk komoditas beras, saat ini Perum Bulog memiliki stok aman (secured stock) sebesar 1,52 juta ton. Sedangkan untuk realisasi penyaluran beras nasional dari Januari-Agustus 2023 sebanyak 1,44 juta ton yang meliputi bantuan pangan, stabilitas pangan dan harga pangan (SPHP), dan tanggap darurat.
Baca Juga: Bapanas Jaga Daya Ungkit Komoditas Pangan Dengan Hilirisasi Produk
Neraca Beras
Lebih lanjut, Arief menyampaikan bahwa berdasar pada Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS) amatan Juli 2023, per 20 Agustus 2023 untuk realisasi produksi beras hingga Juli 2023 sebesar 2,42 juta ton. Kemudian untuk neraca konsumsi beras pada Januari-Juli 2023 mengalami surplus sebesar 3,03 juta ton. Sedangkan neraca bulan Agustus-Oktober 2023 diperkirakan defisit 0,59 juta ton.
Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yaitu Januari-Oktober 2023, produksi beras lebih rendah 660 ribu ton atau -2,31%. Jumlah ini berbanding terbalik dengan level konsumsi yang justru meningkat di 2023 sebesar 290 ribu ton atau naik 1,15%.
“Sehingga neraca produksi – konsumsi periode Januari hingga Oktober 2023 surplus 2,44 juta ton atau lebih rendah 950 ribu ton atau 28,02% terhadap periode yang sama di tahun 2022,” katanya.
Arief juga menyebutkan, munculnya fenomena El Nino di sebagian besar wilayah Indonesia berpengaruh terhadap wilayah sentra produksi beras.
“Hal ini menjadi perhatian bersama, karena mengingat ada potensi kekeringan terparah terjadi pada daerah-daerah sentra produksi beras seperti Pulau Jawa, sebagian Sumatra di bagian Selatan, Sulawesi Selatan, dan NTB,” ucap Arief.