MRT Hingga PLTP, KADIN Jepang Jajaki Perluasan Investasi ke RI

JAKARTA - President of the Japan Chamber of Commerce and Industry (JCCI)/KADIN Jepang Ken Kobayashi menyampaikan minatnya terhadap peluang kerja sama dan menyampaikan komitmen untuk meningkatkan investasi Jepang di Indonesia.

Komitmen tersebut, disampaikan Kobayashi lantaran Indonesia dinilai memiliki langkah proaktif dalam menciptakan kepastian hukum dan kemudahan berusaha bagi para pelaku usaha Jepang di tanah air.

Spesifik, Kobayashi juga memberikan apresiasi atas disepakatinya kerja sama ekonomi di bidang transisi energi lewat proyek pengembangan PLTP Muara Laboh, saat menerima kunjungan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Kamis (8/5) di Tokyo, Jepang.

“Kami mengapresiasi atas kesepakatan strategis di bidang transisi energi melalui skema AZEC, dengan adanya kerja sama pengembangan PLTP Muara Laboh antara Indonesia dan Jepang,” ujar Kobayashi, mengutip keterangan resmi, Jumat (9/5).

Baca Juga: Airlangga-Muto Yoji Sepakati Penguatan Kerja Sama Dagang Dan Investasi RI-Jepang

Sedikit informasi, PLTP Muara Laboh yang berlokasi di Sumatra Barat mendapatkan pendanaan sekitar Rp8,21 triliun dari Jepang dengan target pengoperasian dua unit di tahun 2027, dan dilanjutkan dengan ekspansi unit tiga yang ditargetkan beroperasi di tahun 2033.

Pada kesempatan sama, Menko Airlangga juga menyampaikan apresiasi kepada JCCI atas kontribusi dalam mendukung beberapa proyek strategis Indonesia, termasuk pengembangan Mass Rapid Transit (MRT) khususnya di Jakarta, sebagai bagian dari kerja sama strategis Indonesia–Jepang di sektor infrastruktur.

“Kami sangat menghargai dukungan JCCI dan seluruh perusahaan Jepang yang terlibat dalam pembangunan MRT maupun dalam berbagai proyek strategis lainnya di seluruh Indonesia.   Kolaborasi ini mencerminkan kepercayaan dan komitmen jangka panjang Jepang terhadap berbagai proyek pembangunan di Indonesia,” ungkap Menko Airlangga.

Kontribusi Investasi Jepang untuk RI
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menegaskan pemerintah Indonesia berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui reformasi struktural, kemudahan perizinan, serta pengembangan kawasan industri yang ramah investor. 

Pemerintah juga menyampaikan sejumlah proyek prioritas nasional yang terbuka untuk kerja sama dengan investor Jepang, terutama di sektor manufaktur, energi terbarukan, dan infrastruktur berkelanjutan.

Sementara itu, merujuk data investasi yang ada, kepercayaan dan keyakinan perusahaan dan investor Jepang kepada Indonesia telah mencapai angka US$3,46 miliar pada tahun 2024, atau meningkat 52% dalam 3 tahun terakhir sejak 2021. Adapun nilai tersebut terdistribusi kepada sebanyak 12.823 proyek pembangunan di tanah air.

Baca Juga: Menperin: KEK Di Indonesia Tarik Investasi Dari Jepang

Hingga saat ini, Jepang juga masih menjadi salah satu negara sumber investasi (PMA) terbesar bagi Indonesia. Terbaru, merujuk data Kementerian Investasi/Hilirisasi, Jepang menjadi negara penyumbang PMA ke-5 dengan nilai mencapai US$1,032 miliar untuk 6.684 proyek investasi pada Kuartal I/2025.

Adapun PMA Jepang di Indonesia didominasi oleh sektor kendaraan bermotor dan alat transportasi, transportasi, gudang dan telekomunikasi, industri kimia dan farmasi, industri mesin, elektronik, instrumen kedokteran. Sementara Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Tengah dan Jawa Tengah adalah 5 provinsi teratas yang telah mendapatkan PMA Jepang di Indonesia.

“Kami sangat menghargai dukungan JCCI dan seluruh perusahaan Jepang yang terlibat dalam berbagai proyek strategis di seluruh Indonesia.  Kolaborasi ini mencerminkan kepercayaan dan komitmen jangka panjang Jepang terhadap berbagai proyek pembangunan di Indonesia,” pungkas Menko Airlangga.