c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

23 Juli 2025

20:44 WIB

Mirae Asset Sekuritas Hati-hati Pilih Emiten IPO Di 2025

Mirae Asset Sekuritas mengaku lebih berhati-hati dalam memilih proyek calon emiten yang akan menggelar IPO. Begini alasannya.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Mirae Asset Sekuritas Hati-hati Pilih Emiten IPO Di 2025</p>
<p id="isPasted">Mirae Asset Sekuritas Hati-hati Pilih Emiten IPO Di 2025</p>

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sepanjang tahun 2025, sebanyak 14 perusahaan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Antara Foto/Fauzan

JAKARTA - Direktur PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Arisandhi Indrodwisatio pihaknya berhati-hati memilih calon emiten yang akan menawarkan saham perdana atau initial public offering (IPO), di tengah perekonomian yang masih diwarnai ketidakpastian.

"Ada beberapa pipeline (IPO), tapi kita tunggu saja. Penjajakan ada, tapi memang kita kan hati-hatilah untuk IPO sekarang, karena IPO juga lagi susah," kata Arisandhi kepada media usai acara Grand Opening Office Education (OE) Pluit, Jakarta, Rabu (23/7).

Arisandhi menyebutkan pihaknya ingin membawa calon emiten yang terbaik dan berkualitas untuk pasar modal Indonesia. Hal itu menjadi alasan Mirae Asset Sekuritas secara ketat dan berhati-hati dalam memilih proyek calon emiten yang ingin dikawal melantai di Bursa.

"Jadi nanti kalau kita mau membawa IPO ke market ya, kita mau yakinkan banget memang itu baik dan berkualitaslah untuk pasar juga. Jadi, kita juga agak hati-hati juga sekarang memilih proyek-proyek IPO tersebut," imbuhnya.

Baca Juga: Jumlah Perusahaan IPO 2025 Menyusut, BEI Beri Penjelasan

Adapun, sejak awal tahun 2025 hingga Juli 2025, belum ada emiten yang ditangani Mirae Asset Sekuritas.

Sedangkan pada tahun sebelumnya, Mirae Asset Sekuritas menjadi penjamin pelaksana efek dari Produsen United Bike, PT Terang Dunia Internusa Tbk (UNTD) dan sebagai joint lead underwriter dalam emisi obligasi PT Sarana Mitra Luas Tbk (SMIL).

"Menahan sebetulnya enggak kalau memang ada project yang bagus karena kita juga punya kemampuan untuk IPO yang cukup baik, dari sisi headquarter dukungan juga ada. Tapi ya tadi, kita juga melihat sekarang yang approach ke kita itu menurut kita masih kurang baik lah untuk dibawa (IPO) saat ini. Jadi ya memang agak menunda sedikit ya," ujar dia.

Sebelumnya, Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI) I Gede Nyoman Yetna menyampaikan sampai dengan 18 Juli 2025, telah tercatat 22 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp10,39 triliun.

Pada periode yang sama, terdapat lima perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.

"Sampai dengan 18 Juli 2025 telah tercatat   22 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp10,39 triliun. Hingga saat ini, terdapat lima perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman dalam keterangan resmi yang dikutip Sabtu (19/7).

Baca Juga: Tak Berubah, BEI Umumkan 4 Perusahaan Tetap IPO Hari Ini

Nyoman membeberkan klasifikasi aset perusahaan yang saat ini berada dalam pipeline merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017. Di antaranya, satu perusahaan aset skala menengah atau aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar, serta empat perusahaan aset skala besar atau aset di atas Rp250 miliar.  

Dominasi sektor pipeline saham adalah Basic Materials 40%, Energy 20%, Financials 20%, serta Transportation & Logistic 20%.

Untuk rincian sektornya, antara lain dua perusahaan dari sektor Basic Materials, serta masing-masing satu perusahaan dari sektor Energy, Financials dan Transportation & Logistic.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar