c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

15 September 2025

19:55 WIB

Minta PMN Untuk INKA, Erick: Pesanan Kereta Menumpuk

Suntikan modal untuk INKA diperlukan untuk pengembangan fasilitas pabrik yang kini tengah kebanjiran pesanan, termasuk dari Australia dan Bangladesh.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Minta PMN Untuk INKA, Erick: Pesanan Kereta Menumpuk</p>
<p id="isPasted">Minta PMN Untuk INKA, Erick: Pesanan Kereta Menumpuk</p>

Tampilan Kereta Api (KA) Argo Dwipangga New Generation buatan PT INKA (Persero) yang telah dioperasikan oleh PT KAI (Persero). Antara/HO-Humas INKA

JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut PT Industri Kereta Api (INKA) butuh Penyertaan Modal Negara (PMN) dalam rangka mengembangkan pabrik kereta, termasuk pabrik baru di Banyuwangi, Jawa Timur.

Dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR, Erick menjelaskan PMN untuk INKA yang disetujui oleh Kementerian Keuangan ialah sebanyak Rp473 miliar.

Eks-Bos Inter Milan itu menyebut suntikan modal bagi INKA bakal dipergunakan untuk pengembangan fasilitas pabrik kereta api, seiring menumpuknya pesanan baik dari dalam maupun luar negeri.

"Untuk INKA ini pembangunan fasilitas pabrik, antara lain untuk produksi trainset KRL Jabodetabek. Mungkin pada kesempatan ke depan, kita bisa kunjungi INKA di Desember," sebut Erick di Gedung Parlemen, Senin (15/9).

Baca Juga: Erick Thohir Usul PMN Rp4,77 Triliun untuk KAI, INKA, dan Pelni

Pabrik baru di INKA, sambung Erick, sudah mengkombinasikan pekerja manusia dengan robot. Teknologi robotik ia sebut diterapkan dalam rangka melayani peningkatan permintaan kereta api.

"Sudah mulai ada mix antara robotik dan pegawai itu sendiri, alhamdulillah kualitasnya cukup meningkat," tambahnya.

Menteri Erick menyebut pabrik baru sedang menggarap pesanan bukan hanya untuk KRL Jabodetabek, tetapi juga kereta pengangkut bara di Australia, serta pesanan kereta dari Bangladesh.

Karena itu, PMN diperlukan oleh INKA dalam rangka meningkatkan competitiveness perusahaan. Terlebih, INKA sedang kebanjiran pesanan gerbong kereta kelas menengah.

"Jadi ini sesuatu yang valid, bisa kita lihat secara nyata progres pembangunan daripada INKA yang memang kalau kita lihat di Madiun sendiri sudah out of date ya, tentu competitiveness ini diperlukan," tandas Erick Thohir.

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo telah meninjau langsung pabrik INKA di Banyuwangi, Jawa Timur untuk memastikan pemenuhan pesanan kereta, termasuk untuk kebutuhan KRL Jabodetabek oleh PT KAI.

Baca Juga: KAI-PT INKA Berkongsi Garap Investasi Sarana KA Rp10,79 Triliun

Pria yang akrab disapa Tiko itu mengatakan masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan INKA, yakni terkait peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada setiap gerbong yang mereka produksi.

"Kami menargetkan agar dalam kurun waktu 4 hingga 5 tahun ke depan, PT INKA dapat mencapai tingkat kandungan lokal sebesar 80%, mencakup seluruh komponen mulai dari baja hingga sistem propulsi, dengan mengoptimalkan pemanfaatan rantai pasok dari industri dalam negeri yang tersedia," tegas Wamen Tiko.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar