21 Mei 2025
19:04 WIB
Meski Tumbuh, Kredit Perbankan Pada April 2025 Turun Dari Maret
Meski kredit perbankan pada April 2025 masih tumbuh 8,88% (yoy), namun pertumbuhannya lebih rendah jika dibandingkan bulan Maret 2025 yang sebesar 9,16% (yoy).
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Ilustrasi kredit perbankan. Shutterstock/Zivica Kerkez
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan kredit perbankan pada April 2025 tumbuh sebesar 8,88% secara tahunan (year on year/yoy), didorong oleh sisi penawaran dan permintaan.
Meski terpantau masih tumbuh, namun pertumbuhan kredit pada April 2025 lebih rendah jika dibandingkan bulan sebelumnya dan jauh di bawah double digit.
"Peran kredit perbankan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi perlu terus ditingkatkan. Kredit pada April 2025 tumbuh sebesar 8,88% (yoy), lebih rendah dari 9,16% (yoy) pada Maret 2025," kata Perry dalam konferensi pers secara daring, Rabu (21/5).
Dari sisi penawaran, minat penyaluran kredit oleh bank (lending standard) masih baik, terutama pada sektor pertanian, LGA (Listrik, Gas, dan Air), dan jasa sosial.
Baca Juga: BI: Pertumbuhan Kredit Perbankan Maret 2025 Melambat
Secara umum, Perry menjelaskan, kondisi likuiditas perbankan masih memadai, namun pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) cenderung melambat dari 5,51% (yoy) pada awal Januari 2025 menjadi 4,55% (yoy) pada April 2025.
"Kondisi ini mendorong persaingan dalam pendanaan antar bank dan perlunya memperluas sumber pendanaan lainnya di luar DPK," imbuhnya.
Dari sisi permintaan, lanjut Perry, pertumbuhan kredit terutama dikontribusikan oleh sektor industri, pengangkutan, dan jasa sosial, sedangkan kontribusi pertumbuhan kredit sektor konstruksi dan perdagangan serta sektor-sektor lainnya masih terbatas.
Berdasarkan kelompok penggunaan, pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, dan kredit konsumsi, masing-masing sebesar 4,62% (yoy), 15,86% (yoy), dan 8,97% (yoy).
Kemudian, pembiayaan syariah tumbuh sebesar 8,85% (yoy), sementara kredit UMKM tumbuh sebesar 2,60% (yoy).
Likuiditas Memadai
Masih dalam kesempatan yang sama, Perry menyampaikan, ketahanan perbankan tetap kuat mendukung stabilitas sistem keuangan, di mana kondisi likuiditas perbankan tetap memadai, permodalan masih tinggi, serta risiko kredit rendah.
Likuiditas perbankan memadai, tercermin dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) yang stabil sebesar 25,23% pada April 2025.
Dari sisi permodalan, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan pada Maret 2025 sebesar 25,38%, sehingga masih mampu untuk menyerap risiko.
Baca Juga: Gara-Gara Trump, Pertumbuhan Kredit Perbankan Diramal Tak Sesuai Target BI
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) perbankan tercatat rendah, sebesar 2,17% (bruto) dan 0,80% (neto) pada Maret 2025.
Hasil stress test Bank Indonesia juga menunjukkan ketahanan perbankan tetap kuat, serta ditopang oleh kemampuan membayar dan profitabilitas korporasi yang terjaga.
"Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat sinergi kebijakan bersama KSSK dalam memitigasi berbagai risiko ekonomi global dan domestik yang berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan," pungkasnya.