c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

05 Agustus 2025

11:33 WIB

Meroket! Ekonomi RI Kuartal II/2025 Tumbuh 5,12%

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,12% di kuartal II/2025 lebih tinggi dari pertumbuhan di kuartal I/2025 yang sebesar 4,87%.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Meroket! Ekonomi RI Kuartal II/2025 Tumbuh 5,12%</p>
<p id="isPasted">Meroket! Ekonomi RI Kuartal II/2025 Tumbuh 5,12%</p>

Gedung Badan Pusat Statistik di Jakarta, Selasa (29/11/2022). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,12% secara tahunan (yoy) pada kuartal II/2025. Capaian ini menunjukkan kenaikan dari kuartal sebelumnya yang hanya tumbuh di angka 4,87% (yoy).

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II/2025 bila dibandingkan dengan triwulan II/2024 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,12%" ujar Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Moh. Edy Mahmud dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/8).

Adapun bila dibandingkan dengan kuartal I/2025, perekonomian tumbuh sebesar 4,04% (q-to-q). Pada Kuartal II/2025 besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.947 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.396,3 triliun.

Jauh di Atas Proyeksi
Pertumbuhan ekonomi di kuartal II/2025 yang dilaporkan BPS nyatanya jauh di atas proyeksi yang disampaikan berbagai kalangan ekonom. Sebelumnya, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro memperkirakan perekonomian Indonesia akan melambat di kuartal II/2025 dengan proyeksi pertumbuhan di angka 4,79% (yoy), namun pulih dari kontraksi -0,98% jika dilihat secara kuartalan dibandingkan triwulan sebelumnya.

“Kami memperkirakan PDB Indonesia tumbuh sebesar 4,79% (yoy) di triwulan II/2025, sedikit lebih rendah dibandingkan 4,87% (yoy) yang tercatat di triwulan I/2025. Secara triwulanan, perekonomian diperkirakan tumbuh sebesar 3,71% (qoq), pulih dari kontraksi -0,98% (qoq) pada triwulan sebelumnya,” urai Andry dalam pernyataan resmi, Senin (4/8).

Adapun pertumbuhan ekonomi yang diprediksi merosot ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, di antaranya konsumsi rumah tangga yang diperkirakan akan melemah karena faktor musiman dan perilaku belanja yang lebih selektif, meskipun peningkatan bantuan sosial pemerintah dapat membantu meredam perlambatan tersebut.

Baca Juga: Ekonom Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II/2025 4,78%

Andry juga memperkirakan aktivitas investasi akan tumbuh moderat di kuartal II/2025, yang tercermin dari penjualan semen yang melemah dan penurunan penyaluran kredit produktif perbankan.

“Hal ini menunjukkan laju pembentukan modal yang lebih terukur karena adanya pendekatan wait and see dari pelaku usaha,” imbuhnya.

Selain itu, Andry juga menyorot pengeluaran pemerintah yang diperkirakan akan pulih dari kontraksi pada periode sebelumnya, meski total belanja masih lesu, belanja pemerintah pusat terutama untuk pegawai dan program sosial diperkirakan akan meningkat pada kuartal II/2025.

Terakhir, dirinya juga menyorot pertumbuhan ekspor kemungkinan akan meningkat pada kuartal II didorong oleh strategi front-loading menjelang penerapan tarif impor AS.

“Dorongan ini diharapkan dapat membantu mempertahankan kinerja ekspor neto di tengah kondisi perdagangan global yang masih lesu,” pungkasnya.

Senada, Peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) Teuku Riefky memproyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal II/2025 berada di kisaran 4,78%-4,82%.

Namun, Riefky menilai tensi perang dagang akibat ancaman tarif oleh Presiden Trump yang berpotensi memperburuk perlambatan ekonomi dalam negeri dan bantuan sementara melalui subsidi dan insentif, dianggap masih belum mampu mengerek perekonomian yang mencerminkan kondisi suram dengan menyusutnya potensi pertumbuhan.

Baca Juga: Ramai Fenomena Rojali-Rohana, OJK: Jadi Hal Wajar

“Bantuan sementara melalui subsidi dan insentif tidak dapat menyelesaikan isu struktural yang menghambat produktivitas agregat, seperti iklim investasi yang tidak kondusif dan rendahnya kepastian usaha,” ujarnya dalam laporan resmi, Senin (4/8).

Lebih lanjut, Riefky memproyeksi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan untuk tahun fiskal 2025 berada di rentang 4,7%-4,8%.

Pertumbuhan ekonomi RI dari BPS juga jauh di atas proyeksi International Monetary Fund (IMF), yang pada akhir Juni kemarin juga merevisi naik pertumbuhan ekonomi RI dari 4,7% menjadi 4,8%. Meski demikian, kenaikan proyeksi tersebut masih terhitung melambat dan lebih rendah ketimbang proyeksi pertumbuhan ekonomi RI pertama kali yang menyentuh kisaran 5,1%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar