01 November 2025
13:04 WIB
Menteri UMKM: Waralaba Jadi Jembatan Efektif Agar Usaha Mikro Dan Kecil Naik Kelas
Waralaba merupakan salah satu bentuk kemitraan bisnis yang terbukti mampu menciptakan peluang usaha baru.
Penulis: Ahmad Farhan Faris
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menjawab pertanyaan wartawan saat wawancara cegat di kantor Kementerian PPN/Bappenas, Jakarta, Selasa (16/9/2025). Antara/Imamatul Silfia
JAKARTA – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman mengungkapkan banyak usaha mikro dan kecil sudah memiliki produk bagus tapi membutuhkan dorongan untuk naik kelas. Menurut dia, pola usaha kemitraan melalui sistem franchise atau waralaba sangat penting diperluas sebagai strategi efektif untuk mendorong pengusaha mikro dan kecil agar naik kelas.
“Bisnis franchise ini bisa menjadi jembatan yang efektif agar mereka bisa berkembang dan tumbuh lebih besar,” kata Maman melalui keterangan resminya pada Sabtu (1/11).
Melalui model waralaba, kata Maman, UMKM yang memiliki produk unggulan dapat memperluas jangakauan usahanya lebih cepat, efisien dan terukur. Memang, ia mengakui waralaba merupakan salah satu bentuk kemitraan bisnis yang terbukti mampu menciptakan peluang usaha baru.
Baca Juga: APPBI: Usaha Waralaba Berpotensi Besar di RI Karena Minim Risiko Gagal
Data menunjukkan, bisnis waralaba mencatat pertumbuhan positif hingga 5% pada tahun 2024. Pertumbuhan ini diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan rasio kewirausahaan nasional yang masih tergolong rendah.
Untuk itu, ia menilai kemitraan berbasis waralaba dapat menjadi salah satu strategi dalam memperkuat struktur ekonomi nasional berbasis UMKM.
“Kalau semakin banyak usaha mikro dan kecil yang tumbuh melalui sistem franchise, maka pertumbuhan wirausaha kita akan semakin cepat dan ekonomi rakyat semakin kokoh,” jelas dia.
Baca Juga: Kemendag: Bisnis Waralaba Naik 5%
Namun demikian, Maman mengingatkan penerapan sistem waralaba harus dibangun di atas fondasi usaha yang kuat. Karena, kata dia, masih ada pengusaha yang tergesa-gesa masuk ke pola waralaba tapi secara manajerial maupun kualitas produknya belum siap sehingga membuat ambruk.
“Kuncinya adalah penguatan fundamental usaha. Jangan sampai usaha belum siap tapi sudah masuk sistem franchise. Akibatnya bukan berkembang, malah justru rontok. Jadi yang utama adalah memperkuat kualitas produk dan manajemen usahanya terlebih dahulu,” ujarnya.
Selain itu, Maman menyampaikan komitmen Kementerian UMKM dalam meningkatkan rasio kewirausahaan nasional. Saat ini, rasio kewirausahaan Indonesia masih berada di angka 3,1% dan ditargetkan meningkat menjadi 3,6% pada tahun 2029.
“Kita mau dorong terus agar rasio kewirausahaan naik, salah satunya melalui pola kemitraan dan franchise seperti ini,” pungkasnya.