10 Desember 2024
16:07 WIB
Menteri UMKM: Pendanaan Masih Jadi Tantangan Besar Bagi Startup
Pemerintah menyoroti tantangan besar yang dihadapi startup Indonesia dalam mengakses pembiayaan. Perusahaan modal dapat mengoptimalisasi peluang ekonomis perusahaan rintisan RI yang masih terbuka.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Khairul Kahfi
Pekerja kreatif saat rapat koordinasi di kantor perusahaan rintisan digital (startup) Ngalup.Co, Malang, Jawa Timur, Senin (9/9/2024). Antara Foto/Ari Bowo Sucipto
JAKARTA - Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menyoroti tantangan besar yang dihadapi startup Indonesia dalam mengakses pembiayaan. Menurutnya, venture capital atau perusahaan modal usaha dapat mengoptimalisasi peluang ekonomis perusahaan rintisan tanah air yang masih terbuka lebar.
Berdasarkan data OJK di 2022, sebesar 55,43% kebutuhan pembiayaan kewirausahaan di Indonesia belum dapat terpenuhi oleh lembaga perbankan. Jumlah kebutuhan pembiayaan kewirausahaan ini setara dengan Rp1.519 triliun.
"Kalau melihat data dari OJK, ada ruang sebetulnya bagi teman-teman venture capital ataupun pengusaha-pengusaha investment yang memang dia bisa masuk di dalam ruang-ruang, yang kurang lebih memang tidak bisa diperlukan oleh bank konvensional kita," kata Maman dalam acara Entrepreneur Financial Fiesta (EFF), Jakarta, Selasa (10/12).
Baca Juga: Startup dan Wirausaha Terkendala Pembiayaan, KemenkopUKM Hadirkan EFF 2024
Menurutnya, perusahaan pembiayaan dapat memenuhi potensi dan gap kebutuhan investasi perusahaan startup yang masih sangat luas. Dia berharap, baik pemerintah maupun pihak swasta bisa memanfaatkan pemberdayaan dan pembinaan kepada semua pengusaha dan UMKM.
"Di sisi lain, teman-teman investment juga bisa melihat ini sebagai sebuah ruang investasi. Di mana peran pemerintah dalam mendukung startup, dalam hal ini kementerian UMKM di bawah kepemimpinan saya sekarang, kami berkomitmen untuk mendukung pengembangan ekosistem startup yang inklusif dan tentunya berdaya saing," terang dia.
Maman sendiri telah menyediakan beberapa inisiatif bagi perusahaan rintisan. Pertama, skema pendanaan untuk membantu startup tahap awal mendapatkan akses modal.
Kedua, insentif pajak yang terus diinovasikan. Ketiga, pengembangan infrastruktur seperti pusat inovasi dan networking space di berbagai daerah.
Untuk itu, pihaknya meluncurkan program namanya Entrepreneur Financial Fiesta, yang merupakan sebuah platform pembiayaan wirausaha dan startup berbasis ekosistem. Sehingga bisa menghubungkan startup dengan lembaga keuangan baik di tingkat nasional dan global.
Maman juga mencatat, program Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) yang sudah berjalan dari 2020 hingga kini telah menjangkau lebih dari 3.860 wirausaha, dengan 646 di antaranya berhasil mendapatkan pendanaan senilai Rp201,9 miliar.
Baca Juga: KemenkopUKM Akan Fokus Kembangkan 4 Startup di Sektor Unggulan
“EFF juga telah bekerja sama dengan IDX Incubator melalui Program Road to IPO 2024, memberikan peluang kepada startup untuk melantai di bursa saham. Ini adalah langkah besar untuk memastikan keberlanjutan ekosistem startup kita,” katanya.
Menteri UMKM juga mengajak para investor untuk semakin percaya pada potensi besar startup Indonesia.
“Jangan ragu untuk berinvestasi pada generasi muda kita. Mereka adalah inovator masa depan yang mampu menciptakan solusi disruptif yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Plt Deputi Bidang Kewirausahaan Siti Azizah menyampaikan, program EFF bertujuan mempercepat akses pembiayaan dan investasi bagi wirausaha UMKM dan startup tahap awal melalui financial and business coaching serta match-making dengan investor.
“Hingga kini, EFF telah bekerja sama dengan 74 lembaga keuangan, termasuk 51 venture capital dan 11 perbankan, yang berhasil menjangkau 3.860 wirausaha selama 2022-2024. Sebanyak 646 di antaranya telah memperoleh pendanaan senilai Rp201,9 miliar,” kata Azizah.