29 Juli 2025
15:08 WIB
Menteri Rosan Akui Persaingan Menarik Investasi Makin Tinggi
Kebijakan AS yang disebut cenderung menarik investasi ke negaranya sendiri jadi salah satu alasan persaingan menarik investasi makin meningkat.
Penulis: Siti Nur Arifa
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani dalam konferensi pers di kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Selasa (29/7). ValidNewsID/ Siti Nur Arifa
JAKARTA - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Perkasa Roeslani mengungkap, persaingan dengan negara lain untuk menarik investasi semakin tinggi.
Menurutnya, kecenderungan salah satu negara asal penanaman modal asing (PMA) terbesar Indonesia, yakni Amerika Serikat (AS), yang lebih memilih melakukan investasi ke negaranya sendiri jadi salah satu penyebab semakin meningkatnya persaingan menarik investasi yang dimaksud.
"Memang persaingan untuk menarik investasi ini makin meningkat, terus terang makin meningkat, makin tinggi. Dan bersamaan kan banyak kebijakan-kebijakan termasuk AS aja yang ingin menarik investasinya kembali ke AS," ujar Rosan usai konferensi pers realisasi investasi di kantor Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta, Selasa (29/7).
Baca Juga: Realisasi Investasi Semester I/2025 Capai Rp942,9 T
Sebab itu, dirinya mengaku berupaya menavigasi kebijakan investasi dengan baik dan benar untuk mengundang investasi. Di antaranya melalui reformasi kebijakan dan penerbitan perundang-undangan (PP) yang baru.
Rosan menyebut, reformasi kebijakan dan penerbitan PP yang dimaksud telah melalui koordinasi, pemaparan, dan presentasi dengan melibatkan sebanyak 18 Kementerian, guna memberikan pemahaman dan penyesuaian berdasarkan kondisi yang ada.
"Kita melakukan beberapa kali pemaparan, presentasi. Melibatkan secara terus-menerus melibatkan 18 Kementerian lainnya. Akhirnya mereka memahami pentingnya untuk melakukan hal itu sesuai dengan peraturan dan kesepakatan yang ada," papar Rosan.
PR Kementerian Investasi
Kepala BKPM menegaskan Indonesia memiliki potensi besar dari berbagai sektor dalam hal menarik investasi, di antaranya mineral, perkebunan, pertanian dan kelautan.
Sebab itu, dirinya mengakui masih ada beberapa PR yang harus diselesaikan oleh pihaknya dalam melancarkan aliran dan realisasi investasi yang masuk ke Indonesia, baik dalam bentuk PMA maupun PMDN.
"PR kita yang pertama apa sih? Yaitu kepastian, rule of law. Nah, itu yang kita coba perbaiki yang pertama," kata Rosan.
Adapun selanjutnya, adalah langkah proaktif dalam memberikan sosialisasi terkait kebijakan-kebijakan investasi, termasuk kesiapan dari segi sumber daya manusia yang selama ini selalu ditanyakan oleh para calon investor.
Baca Juga: Realisasi Investasi Kuartal II/2025 Capai Rp477,7 Triliun
Terakhir, hal yang menurut Rosan perlu dijaga adalah menjaga hubungan dengan calon investor dalam hal ini pengusaha dari negara asal PMA. Menurutnya, hal ini yang belakangan sedang dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam menjaring peluang investasi.
Rosan juga mengatakan, keberadaan Danantara secara langsung sangat membantu dalam meyakinkan investor menggelontorkan dana ke dalam negeri. Sebab, pemerintah meyakinkan investor asing bahwa Danantara juga ikut menanamkan modal dalam proyek yang berjalan (chip-in).
"Saya akui memang nggak mudah untuk meyakinkan mereka untuk menjaga agar investasi masuk. Tapi dengan berbagai macam usaha yang kita lakukan, baik dari peningkatan kebijakan manusianya, kemudian potensinya, prosesnya, ya Alhamdulillah ini kita harapkan bisa terus meningkat dan mencapai target yang kita sudah catat," pungkas Rosan.