08 Juni 2024
12:20 WIB
Menperin Sebut Perusahaan Turki Mau Dirikan Pabrik di Indonesia
Menteri Perindustrian RI sudah bertemu dengan sejumlah pimpinan perusahaan Turki yang berinvestasi di Indonesia. Mereka berencana akan ekspansi hingga mendirikan pabrik.
Penulis: Aurora K M Simanjuntak
Editor: Fin Harini
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita usai pertemuan dengan CEO Kordsa İbrahim Özgür Yıldırım (tengah) di Istanbul, Turki, Rabu (5/6). Dok Kemenperin.
JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bertemu sejumlah pimpinan industri asal Turki. Dalam pertemuan itu, perusahaan Turki mengaku akan melakukan ekspansi dan berencana mendirikan pabrik di Indonesia.
Agus mengatakan pertemuan dengan pelaku industri itu diantaranya mencakup perusahaan sektor industri ban, tekstil, elektronik, serta pengolahan hasil laut. Ia menerangkan sebelumnya, perusahaan Turki tersebut sudah menanamkan modalnya di Indonesia.
Kemenperin pun mencatat total investasi Turki di Indonesia sepanjang 2019-2023 mencapai US$42,75 miliar. Itu menjadikan Turki sebagai negara investor dengan urutan ke-43 di antara negara-negara yang berinvestasi di Indonesia.
"Kami melihat situasi ini sebagai peluang yang masih sangat besar bagi perusahaan-perusahaan asal Turki untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Dalam kunjungan ke Turki, kami mendorong perusahaan-perusahaan Turki untuk memperluas bisnisnya," ujar Agus dalam keterangan resmi, Sabtu (7/6).
Baca Juga: Pemerintah Ajak 150 Ribu Pengusaha Turki Berinvestasi Di RI
Menperin pun memerinci hasil pertemuannya. Pertama, dengan President of Consumer Durables Arcelik, Fatih Kemal Ebiçlioğlu. Arcelik adalah perusahaan alat rumah tangga asal Turki yang terbesar kedua di dunia.
Agus menjelaskan, di Indonesia, perusahaan tersebut bermitra dengan Hitachi untuk memproduksi mesin cuci di pabrik yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat.
"Arcelik juga berencana mengembangkan kapasitas produksinya di Indonesia dengan mendirikan pabrik baru untuk produk pendingin udara dan lemari es di Semarang," katanya.
Berikutnya, Koc Holding yang merupakan perusahaan induk dari Arcelik melakukan akuisisi dan joint venture dengan berbagai mitra, termasuk dengan Hitachi untuk pasar Asia Pasifik guna meningkatkan usahanya. Kemenperin pun mengajak Arcelik untuk menjajaki peluang kerja sama baru dengan perusahaan elektronik RI, seperti Polytron.
Pada pertemuan dengan CEO Kordsa, Mr. İbrahim Özgür Yıldırım, Agus membahas peluang kerja sama dalam produk ban dan industri tekstil, mengingat investasi Kordsa di Indonesia mencapai US$21 juta.
"Kordsa saat ini memiliki fasilitas pabrik di di Bogor Indonesia untuk memproduksi nilon, benang, dan olahan industri karet lainnya yang berorientasi ekspor," terang Menperin.
Baca Juga: Menperin Dorong Hubungan RI-Turki di Bidang EV Hingga Industri Halal
Insentif
Sementara itu, pihak Kordsa menyampaikan di pasar Amerika Utara, perusahaannya mendapat persaingan dari China dan Vietnam. Untuk mengatasi hal itu, Agus menjanjikan pemerintah Indonesia akan memberikan insentif.
Salah satunya, insentif pajak berupa super tax deduction hingga 300%. Agus mengatakan Indokordsa, perusahaan Kordsa di Indonesia, bisa mengajukan insentif tersebut.
"Kebijakan industri di Indonesia berfokus pada peningkatan nilai tambah dan pengintegrasian sektor industri Indonesia dalam rantai pasok global. Hal ini juga ditujukan untuk melindungi investasi asing di Indonesia, khususnya di sektor manufaktur," ujarnya.
Dia menuturkan pemerintah RI bakal menyambut baik apabila Kordsa berminat mengembangkan produk selain yang telah diproduksi di Indonesia. Menurutnya, produk-produk yang dapat dikembangkan, antara lain composite concentrate, kantong udara untuk kendaraan, dan composite fiber untuk penguatan struktur bangunan.
"Kami mendukung rencana tersebut dan pembahasan lebih lanjut secara teknis akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya," tutup Agus.