31 Agustus 2023
19:52 WIB
Penulis: Aurora K MÂ Simanjuntak
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong para pelaku industri furnitur untuk bersinergi dengan Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) guna memenuhi kebutuhan furnitur di dalam negeri sekaligus meningkatkan ekspor.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menilai menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi produk hasil hutan, seperti industri furnitur, itu penting. Hal tersebut berguna mendongkrak ekspor dan mengurangi impor.
Ekspor otomatis akan menghasilkan devisa. Selain itu, Agus menuturkan hilirisasi dapat meningkatkan pendapatan negara, dan membuka lebih banyak lapangan kerja.
Dia menambahkan pengembangan industri furnitur turut didukung dengan kebijakan larangan ekspor kayu bulat dan rotan mentah. Menurutnya, itu sejalan dengan upaya Kemenperin meningkatkan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB.
"Kami menargetkan kontribusi dari sektor manufaktur terhadap PDB nasional bisa kembali ke atas 19%. Semua sektor penting, termasuk furnitur dan kerajinan," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (31/8).
Baca Juga: Industri Furnitur Indonesia Bertumbuh Positif Lewat IFEX 2023
Agus menjelaskan sektor industri agro, termasuk industri furnitur dan kerajinan, berperan penting dalam perekonomian nasional. Pada 2022, sektor itu berkontribusi 50,3% terhadap PDB nonmigas, sementara industri furnitur memberikan kontribusi sebesar 1,3%.
Adapun kinerja ekspornya tahun lalu senilai US$2,5 miliar. Menperin menyebutkan tahun ini, Januari-Juni 2023, kinerja ekspor furnitur dan kerajinan berada di angka US$1,1 miliar.
“Jika dilihat sejak beberapa tahun lalu, tren kontribusinya menurun. Kami harapkan ke depan, hingga tahun 2029, sektor ini dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap sektor manufaktur guna meningkatkan PDB nasional,” kata Agus.
Pasar Furnitur di Masa Depan
Menperin menyampaikan ada beberapa hal yang akan memengaruhi kinerja pasar furnitur sekarang dan masa mendatang. Di antaranya, tren belanja online yang melejit, penggunaan teknologi berbasis industri 4.0.
Kemudian meningkatnya permintaan akan furnitur ramah lingkungan, serta meningkatnya kebutuhan furnitur fungsional, desain ergonomis, dan customized terutama bagi generasi milenial dan gen Z.
Sebagai upaya penguasaan pasar serta menanggapi tren industri furnitur, Kemenperin memfokuskan strategi pada 3 aspek. Itu terdiri dari penguatan media promosi produk, peningkatan produksi furnitur ramah lingkungan, serta penguatan riset referensi pasar furnitur.
Sementara itu, untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas pasokan bahan baku, Kemenperin akan fokus menyediakan akses yang lebih baik. Dengan begitu, tercapai pola rantai pasok bahan baku furnitur ideal.
Caranya, melalui fasilitas Pusat Logistik Bahan Baku Industri Furnitur serta koordinasi dengan K/L terkait. Kemenperin juga mendirikan Politeknik Furnitur dan Pengolahan Kayu di Kendal guna mendukung penyediaan SDM terampil bagi industri tersebut.
Baca Juga: Produk Dekorasi Rumah dan Interior Indonesia Laris Di Jepang
Agus menerangkan Kemenperin juga menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian 46/2022 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penghitungan Nilai TKDN untuk Industri Kecil.
Dengan kebijakan itu, sambungnya, penerbitan TKDN IK menjadi sederhana dan cepat. Dia menuturkan hanya membutuhkan waktu 5 hari kerja dan dilakukan melalui portal SIINas.
Agus mengutarakan rangkaian upaya itu bertujuan untuk mewujudkan industri furnitur yang berdaya saing. Tujuannya, meningkatkan ekspor, dan inovasi produksi dari para pelaku industri furnitur.
Menurutnya, kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan juga makin tinggi. Oleh karena itu, konsumen furnitur diharapkan dapat memacu pelaku industri untuk terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam produksi.
"Sehingga bisa lebih efisien, bersumber dari bahan baku lestari, ramah lingkungan, menerapkan circular economy, berperan dalam penurunan emisi gas rumah kaca, dan menghasilkan produk berbasis eco design,” tutup Menperin.