15 Agustus 2025
17:06 WIB
Menkop: Kopdes Merah Putih Dikaji untuk Pembangunan PLTS 100 GW
Kemenkop tengah mengkaji peran Kopdes Merah Putih dalam pembangunan PLTS berkapasitas 100 GW. Pembangunan PLTS 100 GW merupakan hal penting untuk ketahanan energi tanah air.
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengatakan, pihaknya tengah mengkaji peran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 100 gigawatt (GW).
"Itu sedang digodok. Nanti kalau sudah waktunya akan dibicarakan," ujar Budi Arie saat ditemui usai menghadiri Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8) melansir Antara.
Baca Juga: Pemerintah Susun Regulasi Pengembangan PLTS Di Desa
Dia menambahkan, pembangunan PLTS 100 GW merupakan hal penting untuk ketahanan energi tanah air.
Maka dari itu, dirinya berharap, hal ini bisa membantu Kopdes Merah Putih dalam memanfaatkan energi baru terbarukan sekaligus berkontribusi dalam ketahanan energi nasional.
"Diharapkan desa kan jadi pusat ketahanan energi, terutama renewable energy, (seperti) energi matahari atau solar panel," ujarnya pula.
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan, pihaknya sedang membangun desain besar PLTS 100 gigawatt (GW) yang mendorong ketersediaan listrik bagi Kopdes Merah Putih.
"Ini akan mendorong untuk bagaimana ketersediaan listrik bagi Koperasi Desa Merah Putih," kata Bahlil, Kamis (14/8).
Bahlil mengatakan, PLTS tersebut akan dibangun untuk semua desa, sehingga turut menjadi peluang baru bagi pengusaha baterai listrik di tanah air untuk memanfaatkan pasar yang masif.
"Karena PLTS itu cuma 4 jam pada saat siang hari. Selebihnya harus disimpan lewat baterai. Pada saat malam, baterai yang main. Ini saya lihat bahwa peluang pasar di Indonesia itu cukup besar," ujarnya.
Baca Juga: Zulhas: Solar Panel di 80 Ribu Desa Bisa Hemat Subsidi Listrik Rp399 T
Lebih lanjut, menurut dia, industri baterai memiliki potensi besar di pasar domestik maupun internasional, dengan kebutuhan baterai dalam negeri hingga 2034 mencapai 392 gigawatt hour (GWh) yang mencakup kebutuhan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034, mobil dan motor listrik, peluang ekspor listrik dan program membangun 100 GW PLTS.
Sedangkan potensi pasar internasional mencakup 3.500 GWh pada 2030, dan US$500 miliar potensi pasar baterai kendaraan listrik global pada periode yang sama.