c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

17 Mei 2024

16:51 WIB

Menko: IA-CEPA Dongkrak Perdagangan RI-Australia

Total nilai perdagangan RI-Australia meningkat menjadi US$12,47 miliar pada 2023. Namun, Indonesia membukukan defisit yang kian melebar.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Menko: IA-CEPA Dongkrak Perdagangan RI-Australia</p>
<p id="isPasted">Menko: IA-CEPA Dongkrak Perdagangan RI-Australia</p>

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. ValidNewsID/Darryl Ramadhan

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, kerja sama Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) pada 2020 telah meningkatkan perdagangan Indonesia dan Australia.

Dalam IA-CEPA, Australia mengeliminasi 6.474 post tarif (100% dari total pos tarif) sehingga seluruh bea masuk produk Indonesia ke Australia menjadi 0%, sedangkan Indonesia mengeliminasi 10.229 pos tarif (94,5% total pos tarif).

“Sebagai tetangga dekat yang memiliki komitmen untuk memajukan stabilitas regional, Indonesia dan Australia telah mendorong pertumbuhan dan ketahanan ekonomi, serta meningkatkan perdagangan dan investasi,” kata Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (17/5).

Baca Juga: Pemerintah Siap Kawal Realisasi Investasi CCS Australia Di Aceh

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, total perdagangan kedua negara mencapai US$7,84 miliar pada 2019. Nilainya telah meningkat menjadi US$12,47 miliar pada 2023. Dalam periode 2019 dan 2023, terdapat kenaikan 16,78% total nilai perdagangan kedua negara.

Di sisi Indonesia, pada 2019, ekspor ke Australia mencapai US$2,32 miliar dan meningkat menjadi US$3,17 miliar di 2023 atau tumbuh 9,93%. Namun, impor juga meningkat pesat dari US$5,51 miliar pada 2019 menjadi US$9,3 miliar pada 2023 atau tumbuh 19,69%.

Dengan demikian, Indonesia mencatatkan defisit yang melebar, dari US$3,18 miliar menjadi US$6.12 miliar atau melebar 27,13%.

Dia menambahkan, Australia merupakan mitra yang berkembang bagi Indonesia. Pada tahun 2023, penanaman modal asing atau Foreign Direct Investment (FDI) Australia tumbuh sebesar 4,0%, atau setara dengan US$545,2 juta. Jumlah investasi proyek meningkat lebih dari 200%.

“Untuk lebih memperdalam hubungan ekonomi, Indonesia mengimplementasikan program-program utama, seperti Prospera, Katalis, dan The Climate Infrastructure Partnership yang baru. Inisiatif-inisiatif tersebut menghubungkan bisnis kami, mendorong inovasi, dan mendukung keberlanjutan,” jelasnya.

Lebih lanjut, Airlangga mengatakan bahwa Indonesia telah menetapkan tujuan transformasi ekonomi nasional pada tahun 2045. Diperkirakan saat itu Indonesia akan memiliki sekitar 320 juta orang penduduk dengan pendapatan per kapita sekitar US$30.000 sehingga ekonomi Indonesia pada saat itu akan mencapai sekitar US$9 triliun.

Baca Juga: Berunding 9 tahun, IA-CEPA Akhirnya Diresmikan

Dalam acara the 75th Anniversary of Australia-Indonesia Diplomatic Relations Gala Dinner itu, Airlangga mengungkapkan apresiasinya kepada Pemerintah Australia atas dukungannya terhadap proses aksesi Indonesia ke Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia akan menandatangani The Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) bulan depan. Dengan banyaknya perjanjian multilateral yang telah ditandatangani oleh Indonesia, Ia menilai bahwa Indonesia memiliki prospek yang baik.

“Jadi, sebagai peringatan tonggak sejarah 75 tahun ini, saya sangat berharap hubungan yang lebih kuat antara Australia dan Indonesia akan memainkan peran penting, tidak hanya di kawasan ini, tetapi juga di tingkat global,” pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar