Menko Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia saat ini berpotensi mendominasi ekonomi digital melalui industri semikonduktor dan AI di ASEAN.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengeklaim, Indonesia bisa menjadi negara terbesar di ASEAN yang konsisten mengembangkan ekonomi digital, Jakarta, Rabu (30/4). Validnews/Erlinda PW
JAKARTA - Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengeklaim, Indonesia bisa menjadi negara terbesar di ASEAN yang konsisten mengembangkan ekonomi digital, terutama melalui pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Nantinya, potensi ekonomi digital tersebut akan diisi oleh industri semikonduktor, sehingga diperkirakan PDB Indonesia akan bergantung pada industri digital dan AI pada 2045.
Airlangga memperkirakan, ekonomi digital Indonesia akan mencapai US$150 miliar atau setara Rp2.493 triliun di 2025. Artinya, sekitar 15% dari total perkiraan ekonomi digital di ASEAN yang diproyeksi mencapai US$1 triliun ada di Indonesia. Target ekonomi digital tersebut akan terus naik di tahun-tahun mendatang.
"Dengan
digital economy framework, maka (ekonomi digital) akan meningkat menjadi US$2 triliun. Sehingga nanti di Indonesia di tahun 2030 menjadi US$600 miliar, dan potensi inilah yang akan diisi oleh industri semikonduktor," ungkap Airlangga dalam Konferensi Pers FGD Semikonduktor dan AI di kantornya, Jakarta, Rabu (30/4).
Baca Juga: Dorong Industri Semikonduktor, Polytron Dan ICDEC Latih Mahasiswa Desain ChipMeski, Airlangga mengaku, progres industri semikonduktor Indonesia hingga kini masih belum terlihat seperti industri konvensional pada umumnya. Namun, industri semikonduktor Indonesia sudah maju secara signifikan untuk kawasan ASEAN.
Kondisi itu ini terbukti dengan adanya data center AI dari industri semikonduktor dan AI milik Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park (NDP).
"Data Center itu ke depan menjadi suatu industri utama yang didorong oleh Indonesia dan semikonduktor, ini diperkirakan ke depannya tahun 2045, PDB kita akan bergantung pada industri digital dan AI dengan fokus strateginya chip design," tuturnya.
Menurut Airlangga, Indonesia memerlukan infrastruktur dan sumber daya manusia yang memadai untuk menopang industri desain cip. Indonesia telah bekerja sama dengan dua kampus asal AS, yakni Arizona State University dan Purdue University, untuk mendukung aspek SDM industri terkait.
Pada pengembangan SDM, pemerintah juga akan memberikan beasiswa bagi mahasiswa S1, S2, hingga S3. Ada pula pelatihan bagi pelajar vokasi untuk penelitian dan pengembangan inovasi alih teknologi pada semikonduktor.
Baca Juga: Disambangi Intel dkk, Menteri BUMN Tawarkan Investasi Pembangunan Semikonduktor Di RISelain itu, Indonesia juga menggandeng Singapura untuk pengembangan (
assembly), pengujian (
testing), dan pengemasan (
packaging) untuk
chip design.
Kemudian, pihaknya juga telah membentuk satgas pengembangan ekosistem semikonduktor dan AI. Namun, dia mengungkapkan, saat ini peta jalan untuk semikonduktor dan AI masih dalam proses penyusunan.
Adapun target terdekat di 2025, pemerintah masih akan fokus melakukan pengembangan SDM untuk mempersiapkan industri semikonduktor.
"Target kita akan mendorong kerja sama ATP (Program Transformasi Administratif) human resource development untuk pengiriman mahasiswa untuk belajar dan sebagainya," imbuh Airlangga.