01 September 2025
10:43 WIB
Menkeu Sri Mulyani Unggah Pernyataan Resmi Usai Rumah Dijarah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pernyataan resmi pasca tempat tinggalnya menjadi target penjarahan massa diikuti isu pengunduran dirinya dari Kabinet Merah Putih.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Khairul Kahfi
Personel TNI berjaga di rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani yang berantakan usai didatangi massa tidak dikenal di Bintaro, Tangerang Selatan, Banten, Minggu (31/8/2025). Antara Foto/Muhammad Iqbal/nz
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pernyataan resmi melalui akun instagram pribadi @smindrawati, pasca kediamannya menjadi target penjarahan massa yang berlangsung Minggu (31/8) dini hari.
Dalam unggahannya, Menkeu memuat foto-foto pemberitaan nasional mengenai penjarahan dan menyampaikan ucapan terima kasih terhadap dukungan yang disampaikan.
"Terima kasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah ini," tulisnya dalam akun resmi yang dipantau Validnews, Jakarta, Senin (1/9).
Baca Juga: Presiden Minta Rakyat Percaya Pada Pemerintah
Kendati demikian, Menkeu Sri mengaku kejadian yang menimpa sebagai bentuk risiko dan perjuangan yang harus dihadapi dalam membangun Indonesia.
"Saya memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. Para pendahulu kita, telah melalui itu. Politik adalah perjuangan bersama untuk tujuan mulia kolektif bangsa, tetap dengan etika dan moralitas yang luhur," tambahnya.
Menkeu menegaskan, sebagai pejabat negara dirinya juga telah disumpah untuk menjalankan UUD 1945 dan semua UU, sehingga keputusan yang dibuat bukan berdasarkan ranah atau selera pribadi, melainkan disusun dengan melibatkan pemerintah, DPR, DPD, dan partisipasi masyarakat secara terbuka dan transparan.
"Apabila publik tidak puas dan hak konstitusi dilanggar UU, dapat dilakukan Judicial Review (sangat banyak) ke Mahkamah Konstitusi. Bila Pelaksanaan UU menyimpang dapat membawa perkara ke Pengadilan hingga ke Mahkamah Agung. Itu sistem demokrasi Indonesia yang beradab," jelas Sri.
Baca Juga: Presiden Prabowo Menyatakan Tetap Ada di Tanah Air
Bendahara negara tidak menampik, kinerja dan sistem yang sudah dijalankan oleh pemerintah belum dan tidak sempurna. Karena itu, dirinya memastikan pemerintah terus berupaya memperbaiki kualitas demokrasi dengan beradab, tidak dengan anarki, intimidasi serta represi.
Tak ketinggalan, Menkeu Sri juga kembali mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat umum termasuk netizen, guru, dosen, mahasiswa, media masa, pelaku usaha UMKM, Koperasi, usaha besar, dan semua pemangku kepentingan yang terus menerus menyampaikan masukan, kritikan, sindiran, bahkan makian, juga nasihat.
"Juga doa dan semangat untuk kami berbenah diri. Itu adalah bagian dari proses membangun Indonesia," imbuhnya.
Isu Pengunduran Diri
Terakhir, Menkeu kembali mengajak masyarakat untuk menjaga dan membangun negara bersama, termasuk dengan tidak melakukan represi di antaranya merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik.
Sayangnya, Menkeu Sri tidak menyampaikan pernyataan resmi terhadap isu yang menyebut dirinya akan mundur dari posisi Menteri Keuangan dalam Kabinet Merah Putih.
Baca Juga: Tito Ingatkan Kepala Daerah Gunakan Wewenang Untuk Rakyat
Namun masih berdasarkan pernyataan yang sama, bendahara negara memberikan pesan tersirat dan memastikan pemerintah akan terus melakukan perbaikan.
"Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus. Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia," tutup Sri Mulyani.