c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

04 April 2025

12:55 WIB

Menelisik Kehadiran Dan Kesuksesan Koperasi-Koperasi Negara Lain

Selain Indonesia, ternyata sistem koperasi juga hadir di negara lain. Kehadiran koperasi bisa meningkatkan skala ekonomi anggotanya.

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Khairul Kahfi

<p id="isPasted">Menelisik Kehadiran Dan Kesuksesan Koperasi-Koperasi Negara Lain</p>
<p id="isPasted">Menelisik Kehadiran Dan Kesuksesan Koperasi-Koperasi Negara Lain</p>

Seorang warga melintas di depan logo Koperasi Indonesia yang dibuat dari rengginang di dinding Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/8/2019). Antara Foto/Ari Bowo Sucipto

JAKARTA - Awal Maret 2025 lalu, pemerintah mengumumkan kehadiran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih. Kopdes Merah Putih diharapkan dapat memperkuat ekonomi desa dan membantu memberantas kemiskinan yang masih banyak di pedesaan.

Kopdes Merah Putih juga dirancang sebagai pusat kegiatan ekonomi desa, mulai dari penyimpanan hingga penyaluran hasil pertanian masyarakat. Namun apakah sobat Valid tahu? Tidak hanya di Indonesia, koperasi juga hadir di negara-negara lainnya lho!

Baca Juga: Menkop: Kop Des Merah Putih Akan Ubah Tatanan Sosial dan Ekonomi Pedesaan

Berikut sederet koperasi yang ada di negara lain dan bagaimana dampaknya bagi perekonomian negara tersebut.

Co-op Kobe
Co-op Kobe merupakan salah satu koperasi konsumen terbesar di Jepang. Koperasi ini berkembang cukup pesat dan menjadi salah satu model sukses dalam gerakan koperasi dunia. 

Melansir dari laman JCCU Co-op, Co-op Kobe didirikan pada tahun 1921 dengan nama Kobe Consumer Cooperative and Nada Purchase Association, sebelum akhirnya berganti nama.

Koperasi ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Jepang dengan harga yang lebih terjangkau dan kualitas yang lebih baik, terutama pasca Perang Dunia II. Seiring waktu, Co-op Kobe pun semakin berkembang dan memperluas jaringannya.

Karena dijalankan oleh dan untuk anggotanya, keputusan bisnis pun selalu mempertimbangkan kepentingan konsumen. Tercatat, saat ini mereka memiliki 30 juta anggota dengan total omzet bisnis lebih dari ¥3,7triliun atau di atas Rp399,6 triliun (kurs rupiah Rp108 per yen Jepang).

Fonterra
Fonterra adalah koperasi susu multinasional yang berbasis di Selandia Baru. Didirikan pada tahun 2001, Fonterra bertanggung jawab pada 30% ekspor produk susu di seluruh dunia dengan pendapatan lebih dari NZ$22 miliar atau sekitar Rp204,6 triliun (kurs rupiah Rp9.300 per dolar Selandia Baru) di 2024.

Dikutip dari laman resminya, koperasi susu ini dimiliki oleh sekitar 9.000 peternak yang berhak atas keuntungan dari produksi susu mereka dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan koperasi. 

Fonterra juga mengelola seluruh rantai pasokan susu, mulai dari produksi susu mentah sampai distribusi produk olahan. Beberapa merek terkenal seperti Anchor, Anmum, dan Anlene menggunakan susu produksi koperasi ini.

Fonterra berfokus untuk menyejahterakan para petani dan peternak sapi sehingga bisa memperoleh gaji yang layak. Produksi susu tidak hanya di Selandia Baru, melainkan juga Australia.

Baca Juga: Menkop Pastikan Pengelolaan Kopdes Merah Putih Transparan Dan Profesional

La Lega
La Lega atau Legacoop (Lega Nazionale delle Cooperative e Mutue) merupakan asosiasi koperasi tertua dan salah satu yang terbesar di Italia. Berdiri pada tahun 1886, La Lega terdiri dari beberapa koperasi yang berkoordinasi dan memberikan advokasi atas nama lembaga koperasi.

Asosiasi koperasi ini sempat dibubarkan pada tahun 1920-an karena rezim fasis, tetapi kembali didirikan setelah Perang Dunia II.

Dilansir dari laman resmi Legacoop, saat ini tercatat ada 10.446 koperasi yang telah bergabung di seluruh Italia dari berbagai sektor ekonomi. Omzet tahunan agregat yang diperoleh pun mencapai €86,1 juta atau sekitar Rp1,46 triliun (kurs rupiah Rp17.000 per Euro Eropa).

Koperasi Pertanian Thailand
Koperasi pertanian di Thailand dibentuk untuk membantu para petani agar dapat sejahtera. Dibentuk pada tahun 1916, awalnya koperasi ini didirikan untuk memberi pinjaman kecil para petani. 

Namun beberapa waktu kemudian, para petani pun mulai berkelompok dan membentuk koperasi pertanian dalam skala yang lebih besar hingga sampai saat ini.

Dikutip dari laman resminya, koperasi pertanian menyediakan pinjaman bagi para petani sambil memberikan edukasi keuangan pada mereka dengan menabung. 

Koperasi ini juga menyediakan produk pertanian dan kebutuhan sehari-hari dengan harga wajar dan membantu mempromosikan praktik pertanian yang tepat. Agar petani bisa berhemat dan memperoleh hasil panen yang lebih tinggi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar