c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

25 Juni 2024

20:51 WIB

Mendag Sebut IEU-CEPA dan Perjanjian Dagang dengan Bangladesh Hampir Rampung

Di putaran perundingan ke-19 yang akan diadakan di Indonesia, diharapkan IEU-CEPA bisa selesai. Sementara, untuk perjanjian dagang ke Bangladesh, Indonesia masih menghitung perdagangan kedua negara.  

Penulis: Al Farizi Ahmad

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Mendag Sebut IEU-CEPA dan Perjanjian Dagang dengan Bangladesh Hampir Rampung</p>
<p id="isPasted">Mendag Sebut IEU-CEPA dan Perjanjian Dagang dengan Bangladesh Hampir Rampung</p>

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (21/6/2023). ANTARA/HO-Kemendag/am.

JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) dan IEU-Eurasian sudah mendekati penyelesaian.

"Kita ikhtiarkan sebelum Oktober selesai. Rencananya, 1-5 Juli diselesaikan di Bogor," katanya usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (25/6).

Ia melanjutkan, perundingan IEU-CEPA sudah berjalan 8 tahun dan tinggal beberapa poin lagi. “Sudah hampir 90%," imbuhnya. Sementara sisanya akan diselesaikan melalui pembahasan pada 1-5 Juli 2024 di Bogor, Jawa Barat.

Selain Zulhas, begitu biasa disapa, hadir juga Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita. Mereka semua dipanggil guna membahas perkembangan perundingan IEU-CEPA, IEU-Eurasian dan perjanjian dagang dengan Bangladesh.

"Karenanya diharapkan bulan depan akan ada pertemuan yang ke-19 di Indonesia. Maka pertemuan ke 19 besok rampung. Sehingga perundingan perjanjian IUE-CEPA yang 8 tahun itu bisa selesai," ujarnya.

Saat ini, lanjut Zulhas, sudah tidak banyak perbedaan lagi. Namun, pihak IEU meminta adanya beberapa item yang dikenakan bebas tarif.

Baca Juga: Dibahas Sejak 2016, Mendag Targetkan IEU-CEPA Rampung Sebelum Oktober 2024

Menurutnya, untuk mengabulkan permintaan itu, pemerintah Indonesia berharap mendapatkan keuntungan serupa.

"Semisal, di sana minta ada susu, keju, ada beberapa produk bebas tarif, kita juga minta besi dan baja, kita punya CPO, kita punya tekstil, dan lain-lain. Jadi ini hampir (sepakat), mudah-mudahan 1-5 Juli selesai," tuturnya.

Sementara itu, terkait IEU-Eurasian, Zulhas mengungkapkan bahwa hanya perlu membahas beberapa poin lagi untuk mencapai kesepakatan.

Zulhas menyampaikan, selain IEU-CEPA dan IEU-Eurasian, pemerintah juga tengah menyelesaikan perjanjian dagang dengan Bangladesh. Salah satu poin yang diinginkan Bangladesh adalah agar produk tekstilnya bisa masuk ke Indonesia.  

"Mudah-mudahan ini juga bisa diselesaikan dengan Bangladesh. Memang perdagangan kita surplusnya besar dengan angka US$2 miliar. Namun, itu menyangkut batubara dan CPO. Sementara, Bangladesh ingin agar masuk tekstilnya. Kita mengatakan, kalau batubara dan CPO itu tidak tergantikan. Jadi kalau kita mau hitung perdagangan antar dua negara, diukur di luar CPO dan batu bara. Jadi ini masih belum selesai," jelas Zulhas.

Baca Juga: Perluas Pasar Ekspor, Indonesia Bidik Bangladesh

Sepanjang 2023, perdagangan Indonesia-Bangladesh mencapai US$3,67 miliar. Dari angka tersebut, ekspor Indonesia sebesar US$3,57 miliar dan impor sebesar US$95 juta. Dengan demikian, Inodnesia mengantongi surplus US$3,42 miliar.

Di Januari-April 2024, perdagangan kedua negara mencapai US$965,6 juta, turun 20,32% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$1,211 miliar.

Ekspor Indonesia sebesar US$939 juta, turun 20,37% dibandingkan Januari-April 2023 sebesar US$1,17 miliar. Lalu, impor dari Bangladesh sebesar US$26,6 juta atau turun 18,48% dibandingkan periode Januari-April 2023 sebesar US$32,6 juta. Surplus Indonesia di periode ini sebesar US$912,5 juta, turun 20,42% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yang mencapai US$1,14 miliar.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar