c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

06 November 2023

17:46 WIB

Mendag: Cabai Mahal Sesekali Terjadi Tak Apa-apa

Zulkifli Hasan menilai bahwa kenaikan harga cabai rawit merah yang di beberapa daerah telah menyentuh Rp100 ribu per kilogram sebagai fenomena yang sesekali terjadi untuk membantu petani.

Penulis: Erlinda Puspita

Mendag: Cabai Mahal Sesekali Terjadi Tak Apa-apa
Mendag: Cabai Mahal Sesekali Terjadi Tak Apa-apa
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) usai membuka acara Sosialisasi Permendag 21 tahun 2023, Senin (11/9). ValidNewsID/Erlinda PW

YOGYAKARTA - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menilai bahwa kenaikan harga cabai rawit merah yang di beberapa daerah telah menyentuh Rp100 ribu per kilogram sebagai fenomena yang sesekali terjadi untuk membantu petani.

"Cabai 'enggak' apa-apa mahal sekali-sekali," kata Zulkifli kepada awak media di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin (6/11) seperti dilansir Antara.

Zulkifli menilai tidak masalah apabila harga jual cabai rawit di pasaran mengalami kenaikan beberapa kali dalam setahun. Hal tersebut demi membantu petani agar tidak terlalu merugi sehingga memungkinkan menjual tanah atau lahan pertanian mereka untuk bertahan.

"Dalam setahun beberapa kali naik 'enggak' apa-apa karena kalau murah sekali juga mereka akan jual tanahnya," tutur Mendag.

Baca Juga: BPS Ingatkan Kenaikan Harga Cabai Merah, Cabai Rawit, dan Gula Pasir

Zulkifli mencontohkan harga komoditas hasil pertanian lain seperti bawang merah yang beberapa waktu lalu sempat terjun bebas hingga Rp16 ribu per kilogram membuat sebagian petani kesulitan membayar utang di bank, bahkan terpaksa menjual tanah.

"Kemarin bawang itu sampai Rp16 ribu. Kasihan petaninya tanahnya dijual, utang banknya tidak bisa bayar," katanya.

Berdasarkan pantauan pada situs resmi Badan Pangan Nasional, harga rata-rata nasional untuk komoditas cabai rawit merah meningkat signifikan dalam sepekan terakhir, yakni dari Rp66.920 per kg menjadi Rp70.480 per kg pada Senin (6/11).

Bahkan pada pertengahan Oktober 2023, harga cabai rawit di sejumlah daerah, salah satunya di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, telah mengalami kenaikan tajam hingga mencapai Rp100 ribu per kilogram.

Peringatan Bapanas
Terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mewaspadai kemungkinan adanya kenaikan harga di level konsumen pada komoditas beras, jagung, dan gula pasir pada beberapa waktu ke depan. 

Khusus untuk jagung, Arief sendiri mengingatkan agar intervensi pasokan harus segera dilakukan, sehingga tidak merambat pada kenaikan harga ayam dan telur, mengingat jagung merupakan komponen utama pakan ternak. 

"Kalau kita lihat, saat ini semuanya (komoditas) sedang flat untuk di tingkat produsen. Tiga produk yang ke depannya akan naik, pertama beras, jagung, dan gula," ujar Arief dalam Rapat Koordinasi Inflasi di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Senin (6/11). 

Sebagai langkah menyiasati potensi kenaikan harga tiga komoditas tersebut, Arief mengklaim untuk beras, pihaknya akan melakukan percepatan bongkar muatan beras di 8 port atau pelabuhan di seluruh Indonesia, sehingga bisa segera didisitribusikan. Sebelumnya saat dia menjabat sebagai Plt. Menteri Pertanian (Mentan), Arief juga menyatakan akan melakukan percepatan tanam di wilayah yang bisa ditanam. Percepatan tersebut diakuinya bakal didukung melalui persiapan benih dan pupuk. 

"Untuk itu, persiapan benih dan pupuk jadi suatu keharusan. Tentu di 26 ribu kios yang ada di seluruh Indonesia, bekerja sama dengan Pupuk Indonesia Holding Conpany," sebutnya. 

Berikutnya pada komoditas jagung, Arief mengatakan bahwa Badan Pusat Statistik (BPS) sedang mempersiapkan Kerangka Sampel Area (KSA) seperti komoditas beras. Tujuannya untuk mengetahui data produksi, konsumsi, kekurangan, dan beberapa proyeksi di tiga bulan ke depan, sehingga harga rata-rata jagung bisa disiapkan. 

Baca Juga: Awal November, Harga Pangan Kompak Merangkak Naik

Data yang disajikan Arief menunjukkan, perkiraan produksi jagung periode September-Desember 2023 bakal defisit. Kebutuhan September sebesar 1,4 juta ton dengan produksi hanya 40 ribu ton, kebutuhan Oktober sebesar 1,3 juta ton dengan produksi 149 ribu ton, perkiraan kebutuhan November sebesar 1,2 juta ton dengan perkiraan produksi sebesar 310 ribu ton, dan perkiraan kebutuhan Desember sebesar 1,2 juta ton dengan produksi hanya 264 ribu ton. 

Oleh karena itu, dia menyatakan pemerintah bakal melakukan importasi jagung di pertengahan November ini. 

"Yang sudah dilakukan oleh kita semua adalah mengimportasi 250 ribu ton jagung dan akan datang di pertengahan November. Akan langsung kita share ke peternak mandiri," ucap Arief. 

Lebih lanjut, untuk kenaikan harga gula sendiri, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti juga mengumumkan sudah ada kenaikan harga, dan mendorong kenaikan Indeks Perubahan Harga (IPH) di 289 kab/kota. 

Berdasarkan data panel harga pangan Bapanas per hari ini (6/11) pukul 15.30 WIB untuk harga beras premium dan medium masih mengalami kenaikan, yaitu masing-masing naik 0,2% menjadi Rp15.000 per kg dan naik 0,13% menjadi Rp13.190 per kg di level konsumen. 

Untuk harga jagung juga terpantau naik 0,42% menjadi Rp7.140 per kg dan gula pasir naik 0,19% menjadi Rp16.060 per kg. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar