c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

21 Mei 2025

16:54 WIB

Melihat Potensi Investasi RI Dari Kaca Mata Bos Migas Dunia

Petinggi perusahaan-perusahaan migas dunia optimis ada potensi minyak dan gas bumi yang besar di Indonesia dan menarik untuk investasi. Namun, ada PR yang harus digarap pemerintah.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Melihat Potensi Investasi RI Dari Kaca Mata Bos Migas Dunia</p>
<p id="isPasted">Melihat Potensi Investasi RI Dari Kaca Mata Bos Migas Dunia</p>

Seapup 1 Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore North West Java (ONWJ) saat perawatan salah satu sumur minyak dan gas di lepas pantai utara Indramayu, Laut Jawa, Jawa Barat, Minggu (2/4/2023). Antara Foto/Aditya Pradana Putra

TANGERANG - Temuan cadangan-cadangan minyak dan gas bumi (migas) di beberapa titik di Indonesia dalam jumlah yang besar beberapa tahun terakhir menarik perhatian perusahan besar berskala internasional.

Managing Director ENI Muara Bakau Roberto Daniele dalam sebuah sesi diskusi di tengah Indonesian Petroleum Association Convention and Exhibition (IPA Convex) 2025 menyebut saat ini Indonesia menjadi prioritas utama bagi perusahaan asal Italia tersebut dalam hal eksplorasi hulu migas.

"Kami bisa katakan bahwa Indonesia menempati posisi teratas dalam rencana eksplorasi kami secara global," ucap dia di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (21/5).

Perusahaan dari Negeri Pizza itu tercatat memiliki temuan cadangan migas terbesar di Indonesia, yakni Geng North di Kalimantan Timur dengan potensi 5 triliun kaki kubik (TCF) gas dan 380 juta barel kondensat.

Mengutip laporan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), total biaya pengeboran sumur di Geng North mencapai kisaran US$100 juta.

Pada rencana awal, gas dari Geng North akan disalurkan ke Bontang Plant dan sejumlah industri di Kalimantan. Selain itu, ENI juga akan menambah operasional Bontang Plant menjadi 4 train ditambah 1 train yang standby.

"Untuk mempercepat pengembangan, ENI akan melakukan tiga pengeboran tambahan tahun ini," tambah Roberto.

Baca Juga: Chevron Incar Blok Gas Raksasa RI, Ini Yang Ditawarkan SKK Migas

Kemudian, Chief Operating Officer Mubadala Energy Adnan Bu Fateem juga menyebut Indonesia jadi pasar strategis dan utama dalam portofolio global perusahaan.

"Kami telah beroperasi di Indonesia selama 12 tahun dan temuan cadangan kami sejalan dengan arah strategi perusahaan ke depan," kata Adnan.

Asal tahu saja, saat ini Mubadala Energy menjadi operator atas 4 blok migas di lepas pantai (offshore), yakni di Selat Makassar, Sebuku, Sebuku Barat, serta Blok Andaman.

Khusus Blok Sebuku, saat ini Mubadala sudah memproduksikan gas bumi di Lapangan Ruby. Sementara untuk Blok Andaman, Mubadala merupakan operator Andaman I dan South Andaman dengan 80% hak partisipasi.

Pada 2023 silam, Mubadala berhasil menemukan potensi gas-in-place sebanyak lebih dari 6 TCF pascaeksplorasi Layaran-1 di Blok South Andaman, lepas pantai Sumatra Utara.

"Percepatan pengembangan proyek gas menjadi sangat penting untuk mendukung kebutuhan energi nasional," tegasnya.

Perlu Dukungan Pemerintah
Tak berbeda jauh, Regional President Asia Pacific bp Indonesia Kathy Wu menyatakan Indonesia masih punya potensi migas yang besar dan menjadi bagian penting pada portofolio global bp.

Kathy juga menegaskan bp bakal terus berinvestasi secara jangka panjang di Indonesia. Saat ini, bp Indonesia merupakan kontributor gas terbesar dengan volume mencapai 600 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) yang diproses di Kilang LNG Tangguh.

Tetapi, dia menggarisbawahi harus ada dukungan kuat dari pemerintah dalam rangka memasifkan kegiatan eksplorasi migas. Menurutnya, hal yang krusial untuk diperbaiki ialah jaminan kontrak, stabilitas fiskal, serta kepastian pengembalian investasi.

"Pemerintah telah melakukan banyak perbaikan, tapi yang sangat krusial adalah jaminan kontrak, stabilitas fiskal, serta kepastian pengembalian investasi, terutama untuk proyek-proyek yang kompleks. Insentif yang tepat akan sangat membantu kelangsungan proyek," terang Kathy.

Baca Juga: ESDM Buka Lelang Tiga WK Migas Pada Gelaran IPA Convex 2025

Kepastian kontrak juga disuarakan negara tetangga. President Director & Country Chairman Petronas Indonesia Yuzaini Md Yusof menuturkan dari hasil kajian internal bersama konsultan global, posisi Indonesia sebagai negara tujuan investasi migas terus menguat dari tahun ke tahun.

Selama dua dekade beroperasi di Nusantara, perusahaan dari Negeri Jiran itu mencatat banyak kemajuan daari sisi regulasi dan skema fiskal pada industri hulu migas.

"Kami optimistis Indonesia akan terus menjadi bagian penting dalam portofolio kami. Kepastian hukum dan kontrak jangka panjang hingga 30–35 tahun menjadi faktor penting dalam menentukan keberlanjutan investasi," tandas Yuzaini.

Sementara itu, Presiden Direktur PetroChina International Jabung Wang Lei menyebut harus ada pembenahan sistem birokrasi sekalipun potensi migas Indonesia masih sangat menjanjikan.

"Penyederhanaan sistem administrasi, termasuk percepatan pembahasan Plan of Development (POD) dan pengurangan jumlah perizinan akan sangat membantu pengembangan blok migas," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar