13 September 2025
08:39 WIB
Masih Deras, Asing Lepas Instrumen Investasi RI Rp14,24 T Pekan Ini
Modal keluar masih mengalir deras, asing masih lepas kepemilikan instrumen investasi baik di pasar saham, SBN, dan SRBI.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Fin Harini
Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta, Senin (26/ 8/2024). Antara Foto/Dhemas Reviyanto
JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso melaporkan, investor asing terpantau menjual kepemilikan instrumen investasi di Indonesia sebesar Rp14,24 triliun pada perdagangan di pekan kedua September 2025.
Modal keluar ini melanjutkan tren negatif dari pekan sebelumnya, di mana asing terpantau melepas kepemilikan modal cukup besar mencapai Rp16,85 triliun. Adapun aliran modal keluar pekan ini serentak disebabkan oleh penjualan baik di pasar saham, SBN dan SRBI.
“Berdasarkan data transaksi 8-11 September 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp14,24 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,22 triliun di pasar saham, Rp5,45 triliun di pasar SBN, dan Rp6,57 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” ungkap Ramdan dalam keterangan resmi, Jakarta, dikutip Sabtu (13/9).
Baca Juga: Anjlok Parah! Asing Lepas Investasi RI Rp16,85 T Pekan Ini
Selain itu, BI mencatat, berdasarkan data setelmen sepanjang tahun berjalan hingga 11 September 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp14,24 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp2,22 triliun di pasar saham, Rp5,45 triliun di pasar SBN, dan Rp6,57 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
“Premi CDS Indonesia 5 tahun per 11 September 2025 sebesar 69,04 bps, turun dibanding dengan 4 September 2025 sebesar 69,55 bps,” tambah Ramdan.
Sementara itu, imbal hasil atau yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun berada di level 6,33% pada Jumat (12/9) pagi, turun dibanding Kamis (11/9) yang cenderung stabil di level 6,37%.
Per akhir Kamis (11/9), hasil pantauan BI, indeks dolar AS (DXY) terpantau melemah ke level 97,53 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya, yakni euro Eropa, yen Jepang, poundsterling Britania Raya, dolar Kanada, krona Swedia, dan franc Swiss.
Sebab itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS terpantau menguat jelang akhir pekan ini. Detailnya, rupiah berada pada level bid Rp16.455 per dolar AS pada akhir Kamis (11/9), dan dibuka pada level bid Rp16.425 per dolar AS pada Jumat (12/9).
Baca Juga: Minus, Asing Lepas Instrumen Investasi RI Rp250 Miliar Pekan Ini
Selanjutnya, Ramdan juga menginformasikan, yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun terpantau turun per Kamis (11/9).
“Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke 4,021%,” ungkapnya.
Dia menuturkan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia ke depan.
"Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia," pungkas Ramdan.