23 Januari 2025
14:49 WIB
LPS Optimistis Kinerja BPR Sepanjang 2025 Masih Baik
LPS optimistis kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR) sepanjang 2025 masih akan tetap baik. Selama ini, kinerja BPR sejalan dengan kinerja perbankan nasional.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
Tim likuidasi LPS saat meninjau PT BPR Bank Pasar Bhakti. Dok/LPS
JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa optimistis kinerja Bank Perekonomian Rakyat (BPR) di sepanjang tahun 2025 masih akan tetap baik. Menurutnya, selama ini kinerja BPR sejalan dengan kinerja perbankan nasional.
Oleh karena itu, pada saat kinerja perbankan nasional bagus, maka kinerja BPR juga akan bagus. Hal ini dapat dipantau melalui pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dapat dihimpun oleh perbankan.
"Artinya, kita masih prediksi BPR akan terus mengalami pertumbuhan DPK yang cukup menjanjikan," kata Purbaya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (23/1).
Purbaya pun optimistis pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) bank pada tahun ini akan berada di kisaran 6% hingga 7%.
Sebelumnya, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan DPK hingga akhir 2025 bakal jauh lebih tinggi dari tahun 2024. Tecermin dari perkiraan penghimpunan DPK 2025 yang tercatat sebesar SBT 99,6%, atau meningkat dari SBT 89,3% pada tahun sebelumnya.
Bank Indonesia mencatat, hingga November 2024, realisasi pertumbuhan DPK perbankan di tahun ini mencapai 5,8%.
Selain itu, Purbaya melanjutkan, profitabilitas perbankan juga diproyeksikan tidak akan jauh berubah dibandingkan dengan tahun lalu pertumbuhannya.
"Jadi, kinerjanya akan masih tetap baik," ungkapnya.
Baca Juga: BI Proyeksi Penghimpunan DPK Perbankan Kuartal I/2025 Turun
Masih dalam kesempatan sama, Purbaya menyampaikan, kinerja perbankan masih cukup baik saat ini. Ditandai dengan fungsi intermediasi perbankan dalam tren positif, ditopang ketahanan permodalan dan likuiditas yang relatif memadai.
"Kinerja keuangan stabil didukung fungsi intermediasi perbankan yang terjaga," ujarnya.
Per Desember 2024, kredit perbankan tumbuh sebesar 10,39% secara tahunan (year-on-year/yoy), sedangkan DPK tumbuh sebesar 4,48% (yoy).
Adapun, sektor korporasi masih memberikan kontribusi pertumbuhan terbesar, baik dari sisi kredit maupun DPK, masing-masing sebesar 11,85% dan 15,17% secara (yoy).
"Ketahanan permodalan tetap solid dan kuat sebagai buffer peningkatan risiko di sisi pasar dan kredit," ujarnya.
Rasio permodalan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) industri perbankan terjaga di level 26,68% pada periode Desember 2024.
Sementara itu, kondisi likuiditas masih relatif memadai dengan rasio alat likuid/non-core deposit (AL/NCD) berada di level 112,87% dengan threshold-nya 60,50%, serta alat likuid/dana pihak ketiga (AL/DPK) sebesar 25,59%, di mana threshold-nya 10%.
"Jadi, kondisi likuiditasnya dari indikator itu masih amat aman," imbuhnya.
Baca Juga: BI: Kredit Perbankan Tumbuh 10,39% Sepanjang 2024
Kemudian, meningkatnya kinerja intermediasi juga diikuti dengan perbaikan aspek pengelolaan kualitas kredit yang tercermin dari rasio Non-Performing Loan (NPL) dan rasio Loan at Risk (LAR).
Pada periode Desember 2024, rasio NPL berada pada level yang rendah sebesar 2,08% dan rasio LAR berada di level 9,26% dari total penyaluran kredit.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut pertumbuhan penyaluran kredit perbankan pada November 2024 masih melanjutkan pertumbuhan double digit, yakni sebesar 10,79% secara (yoy) atau menjadi Rp7.717 triliun.
“Pertumbuhan kredit masih melanjutkan double digit growth sebesar 10,79% (yoy),” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers, Selasa (7/1).
Sejalan dengan pertumbuhan kredit, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan positif. Pada November 2024, DPK tercatat tumbuh sebesar 7,54% (yoy) menjadi Rp8.836 triliun.