03 Juni 2025
15:43 WIB
LPS Optimistis Kemampuan Menabung Masyarakat Membaik Juni-Agustus Nanti
LPS berharap Indeks Menabung Konsumen (IMK) Juni-Agustus dapat kembali pulih seiring normalisasi pasca pengeluaran libur panjang lebaran Idulfitri.
Penulis: Siti Nur Arifa
Editor: Khairul Kahfi
Ketua DK LPS Purbaya Yudhi Sadewa optimistis kemampuan masyarakat untuk menabung akan kembali pulih memasuki bulan Juni dan seterusnya, Jakarta, Selasa (3/6). Validnews/Siti Nur Arifa
JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan, pihaknya optimistis kemampuan masyarakat untuk menabung akan kembali pulih memasuki bulan Juni dan seterusnya. Spesifik, dia menilai, perbaikan kemampuan menabung masyarakat akan bergerak positif pada Juli-Agustus.
Pernyataan tersebut, Purbaya sampaikan merespons hasil survei Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada Mei 2025 yang berada di level 79,0 poin, atau terpantau turun 4,4 poin dari posisi bulan sebelumnya.
Dirinya berpendapat, masyarakat masih butuh waktu penyesuaian atau normalisasi pasca melakukan banyak pengeluaran di momen libur panjang Idulfitri.
"Itu kalau kita lihat di bulan Maret-April itu ada lebaran, mereka belanja kan. Cenderung (tabungan) tumbuhnya melambat, tapi saya ekspektasi Mei-Juni ke sana akan segera pulih lagi," ujar Purbaya menjawab wartawan di Jakarta, Selasa (3/6).
Baca Juga: Dipakai Bayar Utang, Indeks Menabung Konsumen Mei Merosot
Sebelumnya, data LPS juga menunjukkan total simpanan masyarakat per April 2025 hanya tumbuh 4,28% secara tahunan, turun dibanding Maret yang mencapai 4,73%.
Purbaya pun memproyeksi, pertumbuhan total simpanan tersebut akan kembali meningkat ke level 6% beberapa waktu ke depan.
"Saya expect (pertumbuhan total simpanan) akan balik ke sekitar 6% lagi di Juli-Agustus nanti. Jadi itu hanya short-term condition aja, karena musiman orang belanja banyak," tambahnya.
Terkait kemampuan menabung masyarakat yang menurun imbas situasi ekonomi yang tidak pasti dan gelombang PHK, Purbaya menilai, kondisi tersebut sebagai imbas dari perlambatan ekonomi yang terjadi hingga kuartal IV/2024 dan dipengaruhi kebijakan pemerintah yang tidak terlalu tepat.
Saat ini, dirinya berharap, pemerintahan dan kebijakan baru dapat membuat perekonomian kembali tumbuh dengan cepat.
"Ke depan kalau dijaga terus dan ekonomi tumbuh makin cepat, PHK akan pelan-pelan berkurang," ucapnya.
Baca Juga: LPS: Tabungan Masyarakat di Atas Rp5 Miliar Naik, Kelompok Kecil Turun
Melihat pengaruh tabungan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK), Purbaya mengungkap sejauh ini porsi pertumbuhan simpanan dalam bentuk tabungan justru lebih tinggi ketimbang giro maupun simpanan lainnya.
Menurutnya, kondisi tersebut dipengaruhi oleh kondisi perusahaan yang melakukan ekspansi bisnis. Sehingga alokasi dana dalam bentuk giro menurun dan dirasakan oleh karyawan atau masyarakat, yang pada akhirnya berimbas terhadap peningkatan tabungan.
"Kemungkinan besar gini, perusahaan ekspansi sehingga (simpanan) gironya turun, uangnya dirasakan oleh masyarakat yang dapat duit, ditaruh di tabungan. Jadi itu indikasi ada perbaikan ekonomi sedikit," jelas Purbaya.